Missing [Part 12]


Author: GSD

Title: Missing. [12]

Cast: Cho Kyuhyun, Choi Siwon, Park Songjin, Lee Donghae, Lee Gyuwon.

Rating: PG 15.

Length: Chaptered.

Genre: Romance, Tragedy, Family.

 

“Hahahaha—well, I love you too..”

“aku pulang” Kyuhyun berseru sambil melangkahkan kakinya memasuki ruangan. Mengganti sepatunya dengan sandal ruangan lalu dengan segera masuk kedalam.

Cuaca malam ini sungguh luar biasa dingin. padahal sekarang bukan sedang musim dingin. tapi tetap saja hal tersebut berhasil membuat kebanyakan orang lebih memilih untuk bersantai didalam kediaman mereka masing-masing dan duduk manis didepan penghangat ruangan.

Songjin yang sedang mengupas apel didapur berlari kecil menghampiri. Sesaat membuat Kyuhyun terkejut. Mata besar pria itu langsung terarah pada apron dan pisau yang ada ditubuh dan tangan kanan istrinya.

“apa?” Songjin ikut bingung melihat Kyuhyun. namun sedetik, ia tersadar alasan Kyuhyun menatapnya tanpa berkedip. “Oh. Ini. aku sedang mengupas apel. Tenang saja. aku bukan sedang memasak.” Ujarnya sambil mengibaskan tangan dan kembali berjalan menuju dapur.

Kyuhyun setengah mati lega mendengarnya. Walau kesal karena pria itu bahkan baru menyadari, Songjin sama sekali tidak berinisiatif untuk sekedar mendekat dan mengambil alih tas yang dibawanya. Atau memberikan ciuman selamat datang.

Oh iya—baiklah. Lupakan hal yang satu itu.

Kyuhyun mendengus kencang. Tangannya langsung dengan cekatan melonggarkan dasi yang mengikat lehernya sejak pagi tadi.

Tak lama waktu berselang, Songjin datang dengan sebuah piring ditangannya. Tanpa babibu gadis itu langsung menyumpal mulut Kyuhyun dengan sepotong apel. Kalau saja Kyuhyun tidak mendorong wajah gadis tersebut menjauh, pasti Songjin masih berusaha menjejalkan potongan apel yang tidak kecil itu agar dapat masuk semua kedalam mulut Kyuhyun.

“aku tahu sepertinya kau sudah bosan hidup denganku. kalau ingin membunuhku, setidaknya tidak begini caranya, Park Songjin!”

“terserah kau saja. itu mulutmu bukan mulutku.” Balas Songjin dengan malas. Gadis itu tidak sedang berminat untuk berdebat walau sebenarnya ia bisa saja mendebatnya.

Kyuhyun menarik apel tersebut dan mengunyahnya perlahan. Matanya tertuju pada televisi dihadapannya yang sedang memutar atraksi gadis-gadis sexy dengan pakaian dalam berjalan diatas catwalk tanpa minat.

Pria itu lalu melirik istirnya yang malah terlihat begitu bersemangat dengan tayangan tersebut. Kyuhyun lalu mendecah, “sepertinya kau sangat senang dengan pemandangan itu ya?” sindir Kyuhyun.

Songjin mengangguk cepat beberapa kali dengan senyuman mengambang. Gadsis itu bersila diatas bangkunya dan semakin terlihat sangat bersemangat saat salah satu model utama pakaian dalam itu muncul. “Woahh..” Songjin takjub. Rahangnya dapat saja lepas dengannya yang mengaga seperti itu.

Diam-diam Kyuhyun tertawa geli. Ia tahu kalau Songjin sangat berminat dengan hal seperti itu, tapi sayang tinggi yang hanya 163 hanya mampu membuat gadis itu puas saja dengan menjadi seseorang dibalik layar—merancang busananya.

Sebenarnya hal itu tidak terlalu menyedihkan. Lagipula, jika dilihat, walau cantik tetap saja Songjin tidak cocok untuk dapat berjalan diatas catwalk seperti itu. tanpa ditanya pun Songjin menyadari yang satu itu.

Songjin kembali mendecah, “bagaimana bisa mereka memiliki kaki yang begitu jenjang dan mungil?”

Kyuhyun kembali melirik Songjin dari sudut matanya. Pandangan pria itu lalu jatuh pada kaki yang sedang Songjin lipat. Kyuhyun berdehem, dan melipat tangannya, “sebenarnya, kakimu juga tidak terlalu buruk.” Ujarnya berusaha membuat hal tersebut tidak terdengar seperti perkataan Ahjussi hidung belang hingga membuat Songjin berfikir yang macam-macam.

Songjin menoleh pada pria yang tidak sedikitpun melepaskan pandangannya pada televisi 70” itu. setelah dua detik gadis itu lalu mencibir dengan memanyunkan bibir bawahnya.

“Lho, aku tidak sedang bercanda.”

“memang tidak sedang bercanda. Sudahlah. Berhenti  mengejek. Kakiku ini memang buruk.”

“tidak.”

“Ya~” Songjin menumpahkan tatapan tajamnya dan Kyuhyun mengangkat dua tangannya seperti seorang tahanan yang tertangkap basah mencuri. Pria itu meneguk liurnya sendiri

“Baiklah baiklah. Kakimu memang tidak sesempurna itu.. Jika dibandingkan dengan model bertubuh papan itu.memang tidak ada apa-apanya.” Kyuhyun menunjuk televisi dengan wajahnya.

“tapi aku serius. kakimu itu tidak bermasalah sama sekali. Memang tidak berbentuk seperti kaki model-model itu. tapi kakimu juga jenjang.” Kyuhuyn berkata dengan mata yang menelusuri kaki mulus milik Songjin berkali-kali.

Songjin sempat malu-malu saat Kyuhyun berkata, tapi dengan bodohnya Kyuhyun malah membuat hal itu menjadi kekesalan,. “tapi sepertinya, betismu membesar ya, setelah pendakian kemarin?”

“Yaaa~!!”

Dengan seluruh tenaga Songjin memukuli Kyuhyun hingga pria itu berusaha melindungi dirinya sendiri dengan tangannya, “hei..hei!”

“aku tahu itu semua karenamu! Dasar bodoh. Aku-tidak-mau lagi-mendaki-denganmu-dasar bodoh-bodoh-bodoh! Apa kau harus mengatakannya!! Dasar!!” Songjin kehabisan kata makian. Sedangkan Kyuhyun kehabisan nafas karena kekurangan pasokan Oksigen.

Setelah mereasa lelah Songjin baru berhenti melakukan penyiksaannya. Kyuhyun merenggang karena seluruh tubuhnya sakit. “kalau aku sampai mati tadi, kau bisa dipenjara seumur hidup tahu!” Gelak pria tersebut galak dan mengusap lengannya sendiri.

Sepertinya bahkan sudah berbah warna menajadi biru. Atau bahkan ungu? “dasar barbar!” gerutu Kyuhyun lagi.

“aku kan hanya bercanda. Sudah kubilang kakimu itu baik-baik saja. kau seharusnya bersyukur memiliki kaki. Diluar sana, bahkan ada yang tidak memiliki kaki. Hanya betis saja dipermasalahkan.”

“tapi betisku besar!”

“Tidak! tidak Songjin tidak. kakimu ini baik-baik saja. kau masih bisa memamerkannya keorang-orang!”

Songjin melirik kakinya yang ia luruskan lalu menggerakkannya asal. Gadis itu tersenyum lebar. Merasa senang, tapi entah karena apa.

“tapi tidak dengan celana kurang bahan. Diluar. didepan banyak Namja. Atau bikini. Atau apapun it—“

BUUK!

Soongjin kembali memukul Kyuhyun dengan kencang, “Yaa! aku kan hanya bicara saja. maksudku tidak didepan Namja yang kebanyakan mesum.” tukas Kyuhyun yang kian akhir kian melemah.

Pria itu bahkan tidak tahu bagaimana cara mengatakan bahwa ia tidak menyukai gadisnya mempertontonkan tubuh indahnya didepan Namja-Namja selain dirinya.

Hah. Sial. Gerutu Kyuhyun dalam hati. ia merasa menyesal baru saja mengatakan hal yang tidak semestinya dikatakan. Seharusnya ia bisa lebih mengontrol ucapannya dan bersikap lebih cool.

Ah—tapi sejak kapan dia bisa bersikap seperti itu dihadapan Songjin? Atau setidaknya terlihat seperti itu.

Pria itu membuang nafas lelah dan segera beranjak dari sofa menuju kamarnya. Namun Songjin menahannya dengan menarik lengan baru Pria tersebut. “wae?” Kyuhyun berkata kesal.

“itu…ngg..aku..” Songjin berfikir sangat keras untuk menyuarakan apa yang ingin disampaikannya sejak tadi. ah—bukan bukan. bukan sejak tadi, bahkan sejak kemarin lusa gadis itu telah memikirkan hal ini.

“Cepatlah!” Kyuhyun sudah tidak sabar dan gerah. Ingin segera mandi, tapi Songjin malah bertele-tele.

“itu.. ngg…”

“bicara yang benar! cepat!”

“jadi kemarin..ng..duh. bagaimana ya?” Songjin menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Hanya perasaan bingung semata.

Tapi melihat Kyuhyun yang sudah sangat menyebalkan, membuatnya malas untuk melanjutkan apa yang ingin dikatakannya dan segera  menghempaskan lengan baju pria tersebut, “sudahlah. Tidak jadi.” Ujarnya sebal.

“Haah—membuang-buang waktu saja.”

Kyuhyun berkata. Lebih sebal dan segera melesat pergi menuju kamar mereka untuk mandi.

__ __ __

Cho Kyuhyun’s side

Aku berjalan perlahan keluar kamar mandi sambil mengeringkan rambut dengan handuk. Berendam memang enak, tapi aku sedang sangat lelah dan tidak berniat mengeriputkan kulit dengan mengenang didalam air lama.

“Hei, tadi kau yang menyiapkan air panasnya ya?” aku mencolek Songjin yang tengah membaca majalahnya.

Gadis itu melirikku seperti aku baru saja melakukan tindakan criminal, “kau pikir siapa lagi? memangnya bisa tempat itu mengisi dirinya sendiri dengan air hangat?” ucapnya sinis.

Aigoo! Sepertinya ia sedang datang bulan. Kenapa emosinya meledak-ledak begini sejak tadi? “aku kan hanya tanya.” Kataku kemudian. Melemparkan handuk ditanganku asal lalu berbaring, masuk kedalam selimut dan mematikan lampu meja pada sisiku.

Belum sampai aku tertidur lelap memasuki satu dari empat level tertidur, Gadis yang sedang kerasukan setan itu tiba-tiba menghimpitku. “Kyu!” panggilnya tepat ditelingaku dengan volume yang sama sekali tidak pelan.

“Hmm..” balasku malas.

“Kyu! Ya! Kyu! Cho Kyuhyun!” gadis itu terus menggoyang-goyangkan tubuhku. Astaga, dia pikir aku ini apa?

“apa sih?” sahutku masih dengan mata terpejam.

“aigoo, Cho Kyuhyun. setidaknya berbaliklah. Kau pikir sopan memunggungi lawan bicaramu begini?” protesnya. Astaga gadis ini banyak maunya sekali! “Kyu!”

“AISSH. YAA!” semprotku seketika. berbalik dengan cepat hingga membuat kasur kami bergejolak dan Songjin langsung mundur beberapa centi.

Sekarang aku sudah menghadapnya dengan mata terbuka lebar, tapi gadis ini hanya diam saja menontonku dengan tatapan bodohnya. “ya ampun, kau tahu tidak, aku ini lelah. Kalau kau hanya ingin bercanda aku benar-benar sedang tidak berminat, Park Songj—“

“tunggu dulu..” Songjin menyela.

Gadis itu menaikan selimut hingga menutupi seluruh wajahnya, dan hanya menyisakan matanya. Aku diam dan berusaha agar tetap diam menutup mulut hingga batas waktu kesabaran yang baru kuulur ini habis.

“ng…” kini dia memainkan selimut itu. menarik-nariknya seperi kain itu adalah karet. Kalau dia tidak bodoh, itu bukanlah kain elastic yang dapat merenggang. Dan jika ia terus melakukannya, selimut ini bisa sobek.

“kemarin aku ikut tugas kelompok dengan beberapa teman untuk tugas akhir. Dan kami mampir kerumah Yujin untuk membuat makalah.”

“……kami pergi ber-empat. Aku, Yujin, Hana dan Takumi. Kau tahu kan dimana rumah Yujin?”

Aku menggeleng dengan kening berkerut. Seperti apapun aku mengingatnya tetap tidak akan bisa! Aku saja bahkan baru tahu ada orang bernama Yujin itu sekarang. “Oh iya berarti aku lupa menceritakannya kemarin. Lalu itu—“

Songjin diam. Sepertinya ia paham bahwa aku malas mendengar perkataannya yang  berbelit-belit hingga gadis itu langsung dengan sendirinya memangkas kalimatnya, “di daerah Itaewon

Gadis itu menghela nafas berat lalu merunduk, “begini, kemarin setelah kerja kelompok Yujin mengusulkan untuk kami berkumpul. Sebentar lagi kan kelulusan. Dan kami tidak yakin apa masih bisa bertemu karena masing-masing dari kami sudah memutuskan untuk melanjutkan study dibeberapa tempat berbeda.”

“hmmm.” Aku mengulum kalimatku lagi. berbelit-belit. Ini benar-benar hanya membuang waktu.

“Yujin mengajak pergi satu hari penuh. Apa tidak apa-apa?” tanyanya kemudian.

Keningku kembali berkerut, “memangnya sejak kapan kau memerlukan izin ku untuk melakukan hal seperti itu? memangnya aku pernah melarang-larangmu melakukan hal yang ingin kau lakukan?” aku langsung  menimpali.

“Bukan.. bukan begitu. hanya saja..” Songjin terdiam. Merunduk beberapa saat lalu kemudian menutup seluruh wajahnya dengan selimut, “sudahlah. Kau tidur saja.” ucapnya kemudian.

Aku tahu masih ada yang ingin dikatakannya. hanya saja aku tidak mengerti kenapa ia belum juga mengatakannya. Aku menarik selimutnya, “apalagi?” ucapku malas. Aku tidak menyukai hal yang tak tuntas. Lebih baik diselesaikan sekarang saja.

“Yujin berkata, ngg.. katanya.. bagaimana kalau  mengajak pas…angan.”

Songjin bicara dengan nada yang kian lama kian melemah. Tapi aku  mendengarnya dengan sangat jelas, “apa? Pasangan? Untuk apa?” tanyaku heran.

“..aku juga tidak tahu. tapi karena kami akan pergi ke taman bermain. sepertinya akan menyenangkan jika membawa pasangan.”

“Hmmm….” Aku menggumam sesaat, “Jadi kencan ya?” kataku geli. “jadi intinya, kau sedang mengajakku kencan? Ah, pantas saja kau sangat sulit mengatakannya. Haha—“

Aku tertawa ringan sampai pukulan bantal menghampiri wajahku, “Ya! aku tidak bilang kita akan kencan. Hanya ketaman bermain. apanya yang kencan?”

Songjin bangkit dari posisinya dan duduk bersila. Dua tangannay terlipat dan wajahnya distel mengkerut. “Haha—sudahlah. Aku mengerti. Tidak perlu seperti itu.”

“tidak perlu seperti itu apa? Aku tidak mengatakan kalau aku sedang mengajakmu kencan!”

Songjin terus mengelak. Aku hampir memuntahkan tawaku lebih nyata. Kutumpahkan dua buah bantal pada wajahku lalu tertawa sekencang kencangnya.

Tunggu. Sebenarnya ini tidak lucu. Tapi entah bagaimana aku merasa kalau ini sangat lucu. Maksudku, tiba-tiba saja aku menjadi sakit perut dan merasa wajahku memanas. Dan aku merasa suhu semakin mendingin, padahal tidak ada yang menaikan suhu tempratur AC.

Aku tidak tahu. tapi terakhir aku merasakan hal ini adalah saat aku akan mengatakan bahwa aku menyukai gadis itu kemarin di Gunung Surak. Tapi ini rasanya berbeda. Astaga!

“Ya!” Songjin mencolek lenganku berkali-kali. Sedangkan aku masih tidak bisa berbuat apa-apa selain menikmati rasa yang entah ini apa.

“apanya yang lucu sih? Sepertinya aku tidak sedang mengeluarkan lelucon. Lagipula, kau tidak perlu menertawakanku begitu, aku juga tidak berminat pergi ke taman bermain. dan lagi, aku cukup tahu jadwalmu yang padat—mana bisa kau cuti hanya untuk pergi ke taman bermain?”

“apa?” tawaku terhenti.

Songjin menaikan satu alisnya seperti ia sangat bangga sekali dengan hal ini, “aku menolaknya.” Ujarnya berbinar.

Apa? Aah! Tidak tidak tidak!! jadi tidak akan ada kencan? Aduh! “kenapa?” tanyaku. Sakit perut yang tadi kurasa kini menghilang dan digantikan dengan rasa sesal, juga hasrat ingin meremas gadis disampingku ini sampai menadi bentuk terkecil.

Songjin menggeleng, “lagipula kita sama-sama tahu kalau tidak ada satupun dari kita yang menyukai tempat itu, iyakan?”

Kata siapa?! kalau itu dengannya kan rasanya jadi—ah.. dasar tolol! Kenapa bisa ada manusia sebodoh ini?

Aku yang tiba-tiba saja menjadi kesal langsung kembali pada posisi ku semula dan memunggungi Songjin. Sekarang lebih baik tidur dari pada bermain-main lagi. tidurku malam ini sepertinya akan memiliki mimpi yang buruk. Well, terimakasih Park Songjin.

Cho Songjin’s side

“Kyu..” Panggilku untuk yang kesekian kalinya. Sejak perkataanku terakhir tadi, pria ini benar-benar mendiamkan ku seperti aku baru saja melakukan dosa besar.

Apa dia memang selelah itu? memangnya apasaja yang dilakukannya tadi dikantor? Bukannya tugasnya malah lebih ringan daripadaku? Aku harus berjalan kesana kemari untuk berpindah kelas, sedangkan dia hanya tinggal duduk saja di kursi empuk. Ruangan ber-AC, dan para pekerjanyalah yang mengerjakan semuanya.

“Cih!” decahku kemudian. Meleletkan lidah pada pria yang sudah tidur terlelap atau sekedar berpura-pura tertidur. terserahlah. Aku tidak perduli.

“padahal tadi aku mau bilang, kau pernah ke Club tidak? Clubbing! Di Club? Dengan music yang kencang itu? Yujin mengajak kesana. Kali ini hanya kami saja. ini hanya karena kami benar-benar penasaran dengan tempat it—“

Mataku berkedip berjuta kali. Rupanya aku terlalu sibuk memelintir selimut hingga tidak menyadari, sejak kapan Kyuhyun sudah berbalik dan memandangiku seksama. Matanya memang merah. Sepertinya dia sudah tertidur tadi karena juga terlihat sayu.

Sepertinya dia memang sudah mengantuk.

“apa katamu? Clubbing?” Kyuhyun memicingkan matanya.

Aku kembali hanya berkedip. Tidak tahu harus berkata apa. Kenapa Kyuhyun tiba-tiba terlihat menyeramkan? Aigoo. Inilah kenapa tadi aku takut untuk mengataannya. Pasti Kyuhyun akan langsung berfikir macam-macam dengan hanya  mendengar kata Clubbing.

“untuk apa kau pergi kesana?”

“sudahlah, kau tidur saja. aku juag sudah lelah.” Ujarku yang tak lagi berminat bicara. Tapi Kyuhyun seperti begitu tertarik dengan topic ini, hingga ia terus mencecarku.

Pria itu menarik-narik rambutku hingga mau tidak mau aku kembali berbalik setelah sebelumnya aku memunggunginya. “apasih?” tukasku kesal.

“jawab dulu!”

“bukan hal yang penting. itu hanya—karena aku belum pernah merasakan apa itu Clubb—“

“dengan siapa tadi, kau bilang?”

“apa? Oh.. itu Yu—Yujin.”

“Hmm..” Kyuhyun menggumam pelan. sepertinya sejak tadi, hanya hal itu saja yang bisa dilakukannya untuk menanggapi perkataanku selain membentak-bentak dan mengacuhkanku.

“dan Club itu berada didekat rumah Yujin. Di Itaewon. Tempatnya tidak besar. tapi sepertinya sangat terkenal. Kemarin aku melihatnya sendiri. beberapa artis bahkan masuk kesana. Aku juga ingin tahu apa rasanya Clubbing. Kau pernah tidak?”

Kyuhyun diam dan hanya memandangiku tanpa arti, “baiklah-baiklah. Itu tidak perlu ditanyakan. Kau pasti sudah pernah.”

“jadi, kalau begitu, besok aku bisa pergi?”

“besok?” Kyuhyun bergerak kesana kemari pada posisinya. Matanya tertuju pada langit-langit atap.

“kau menolak pergi ke taman bermain dan lebih memilih untuk Clubbing?”

“Ngg.. iya.”

Kyuhyun berbalik, melipat dua tangannya yang sebelumnya ia gunakan untuk menyelipkan anak rambut milikku kebelakang telinga, “kau tahu tidak kau ini benar-benar aneh?” ejeknya kemudian.

“Ha?”

“Songjin, apa yang kau lihat dari tempat semacam itu? lagipula kau tidak cocok untuk bertengger ditempat seperti itu!” ujar Kyuhyun lalu dengan matanya, seakan men-scan diriku—menelusuri seluruh tubuhku.

Seakan tubuhku ini adalah hal menjijikan yang pernah ada dan sangat akan merusak pemandangan saja jika datang ketempat seperti itu. Well, aku tahu itu adalah tempat wanita-wanita sexy yang—ah sudahlah!

Tapi aku ingin tahu rasanya! “dulu aku pernah meminta izin orang tuaku, tapi aku malah dimarahi. Katanya Club adalah tempat untuk wanita tidak baik. Cih! dari mana mereka bisa menilai seseorang baik atau tidak hanya dengan melihat kemana seseorang pergi?! itu kan tidak adil.”

“aku tahu, aku tidak sexy. Dan tempat itu.. kau tahu sendiri bagaimana para gadis berdandan. Tapi aku ingin tahu! jadi apa aku boleh pergi?”

Kyuhyun tersenyum lebar. Menyenyuh ujung kepalaku dan mengusapnya pelan, “Tidak.”

Lho? “Ya! apa-apaan kau ini? Tsk! Ayolah. Ini hanya sebentar saja.” aku bergerak tak pasti pasa posisiku hanya untuk mensejajarkan tubuhku dengan Kyuhyun yang sudah kembali memunggungiku.  “Ya? Oke?”

Kyuhyun sudah memejamkan matanya, tapi pria itu masih tersenyum. Seperti hal ini adalah konyol baginya. Tapi dia tidak tahu saja kalau aku benar-benar ingin mencoba datang ketempat itu!

“Tidak.”

“Aigoo. Aku hanya sebentar saja.”

“Tidak.”

“ayolah, Kyu. Aku benar-benar ingin! Please?”

Kyuhyun berbalik menghadapku. Menepuk-nepuk pipiku dan kembali tersenyum. Membuatku ikut tersenyum, “Tidak. oke? Sekarang tidur.”

Apa? Yah! Aigoo~ “Jam delapan sudah kembali. oke?”

Kyuhyun semakin melebarkan senyumannya, “kau tidak akan pulang pukul delapan. Rata-rata Club baru  buka pada jam delapan.”

Ha? Memangnya begitu ya? ah sudahlah, siapa yang perduli, “baiklah-baiklah. Kalau begitu Setengah Sembilan aku pulang. eotte? Deal?”

“Deal? Aku tidak sedang mengajukan penawaran apapun.” Kyuhyun bicara lagi, “sudahlah. Aku benar-benar lelah Songjin. Kau juga besok harus masuk kan? Tidur saja.” ujarnya memutus pembicaraan kami dengan keputusan sepihaknya.

Dasar tidak seru! Apa hidupnya kini menjadi begitu membosankan? Ayolah, itu hanya Club. Apa yang perlu direpotkan? Dan aku sudah menjatuhkan harga diriku dengan memberikan penawaran terendah seperti itu. masih saja ditolak! Hah! Dia pikir dia itu siapa?

“Hah! Dasar membosankan!!” gerutuku sebelum akhirnya mengalah dan mengenggelamkan tubuh pada selimut hangat.

Author’s side

Kyuhyun tersenyum tipis. Sejak tadi ia hanya memandangi sarapannya dan Songjin yang sedang melahap nasi gorengnya dengan emosi.

Sepertinya gadis itu masih kesal dengan percakapan mereka malam tadi. mau bagaimana lagi? Songjin benar-benar tidak tahu apa itu kehidupan malam. sedangkan Kyuhyun pun tidak ingin hal konyol terjadi dengan gadis itu sewaktu-waktu.

Tapi sekarang, sepertinya ia sedikit sadar bahwa Songjin benar-benar serius dengan permintaan satu itu.

Gadis itu terus saja menekuk wajahnya. Nasi goreng dipiringnya pun belum habis seutuhnya, tapi ia sudah membiarkannya dan menyambar tasnya.

“sudah selesai?” tanya Kyuhyun. matanya mengikuti  kemana Songjin berjalan. Gadis itu hanya menggumam asal.

Kyuhyun kembali tersenyum dan menyudahi sarapan yang sebenarnya masih ingin dilanjutkannya. Lagipula ini masih terlalu pagi untuk berangkat.

Tapi pria itu mengalah. Setelah mengambil tas, dasi dan jasnya ia pun menyambar kunci yang tergeletak di meja sudut ruang tamu. tak berapa lama ponselnya ikut berbunyi.

Kerepotan, Kyuhyun menghentikan langkahnya. Mengalungkan dasi dan merogoh sakunya. Tangannya sempat menangkap ujung rambut Songjin dan menariknya, “tolong dasiku.” Ucapnya tanpa suara, hanya berupa gerakan bibir. “Yeoboseo?”

“Cih!” Songjin mengerling sinis. Memaki-maki dan melakukan banyak hal lainnya sebelum akhirnya gadis itu berbalik. Tangannya telah sibuk dengan dasi biru tua berbahan sutra. Menggerakkannya kesegala arah dengan tenaga ekstra

“Haiik—kk..” tubuh kyuhyun kaku saat Songjin dengan kencangnya menarik dua sisi kain itu hingga membuat Kyuhyun tercekik. Mata Kyuhyun melotot pada Songjin tapi gadis itu pura-pura tak melihat dan terus melakukan apa yang sedang dikerjakannya.

“O..oke. kita bicarakan N—nanti di kantor.” Kyuhyun menyudahi sambungannya dan langsung menyingkirkan tangan Songjin.

Dasi yang sebenarnya tidak perlu dirapihkan lagi itu sudah rapi. Hanya saja kyuhyun yang kesal kembali melonggarkannya dan mengerling pada Songjin, “kau sudah gila ya?” dengusnya.

Gadis itu tidak perduli. mengabaikan Kyuhyun dan terus berjalan menuju garasi.

Perjalanan kali ini benar-benar hening. Satu-satunya suara adalah dari GPS yang menunjukan arah. Songjin menyumpal telinganya dengan headset dan terus saja memandangi jalanan.

Kyuhyun tahu betul apa yang terjadi, tapi apa ini tidak terlalu kekanakan? “Hey!” Kyuhyun memecah keheningan. Namun usahanya gagal karena music dari ipod Songjin terdengar lebih keras.

Pria itu menghela nafasnya panjang lalu melepas satu headset Songjin. Efeknya menyeramkan karena Songjin langsung melemparinya dengan tatapan mengancam lalu mencubit lengannya kuat-kuat hingga Kyuhyun kesakitan.

“Whoaa! Kau benar-benar bertenaga babon!” tukas Kyuhyun mengusapi lengannya sambil meringis. “sakit tahu?”

Songjin menatap tidak perduli dan kembali memasang headsetnya namun dengan cepat Kyuhyun menariknya kembali, “Hey Hey, aku disini. masih hidup. jangan diamkan begini. Bicara!” perintah Kyuhyun.

“malas.” Jawab Songjin singkat. Gadis itu akan memasang headsetnya lagi dan Kyuhyun kembali menahannya, “kalau begitu kenapa kau berangkat denganku? kenapa tidak dengan bus saja? jadi kau bisa mengunci mulutmu rapat?”

“kalau begitu berhenti disini saja. aku naik bus.”

Kini Kyuhyun yang diam. Selain terkejut, pria itu sama sekali tidak menyangka jika Songjin akan begini serius dengan hal sepele yang mereka bicarakan. Ia tahu betul mengapa Songjin bisa begini kesalnya.

Pria itu menghela nafasnya panjang. Mengulur kesabarannya lagi, “kekanakan sekali kau ini. hanya karena aku tidak mengijinkanmu pergi, lalu kau marah padaku? Kalau begitu kenapa kau meminta ijin? Kau tahu sejak awal kalau aku tidak akan mengijinkanmu kan?”

Songjin mengiyakan dalam hati dan terus menutup mulutnya. mode marahnya masih saja belum hilang. “aku hanya menghargaimu. Jadi kupikir lebih baik kalau kau tahu akan kemana dan dengan siapa aku pergi.” ujarnya pada akhirnya.

Apapun itu, toh sebenarnya ia tidak bisa benar-benar marah pada pria bermarga Cho ini. ia bahkan lebih takut jika saja Kyuhyun akan berbalik mendiamkannya hingga akhirnya ia memilih untuk mengalah saja.

“Oh.”

Kyuhyun sama sekali tidak tertarik hanya menjawab singkat dan terus menyetir. Sebenarnya pria itu ingin tersenyum lebar. Tapi ia benar-benar malu karena itu ia hanya mecebikan bibirnya asal.

Songjin kini memainkan ponselnya. Entah bagaimana, slice ninja games yang menurutnya tidak seru karena terlalu mudah kini menjadi begitu menarik baginya. Jemarinya dengan lincah menari diatas layar ponselnya. Mengiris buah-buah yang muncul dengan cekatan hingga Kyuhyun menarik ponsel itu dan menyimpan Gadget mahal itu didalam sakunya.

Sebelum Songjin meledak, pria itu sudah lebih dulu bicara, “Oke. Oke. Kita buat perjanjian. Kau bisa pergi ke Club malam itu.”

Seketika dua mata besar Songjin membulat. Gadis itu bahkan terkejut bukan main. “Jinjja?” serunya.

Kyuhyun melirik Songjin dari sudut matanya. Dasar gadis labil. Semudah itu moodnya berganti? Dengus Kyuhyun dalam hati.

“Hm, tapi dengan satu syarat.”

“Oke!” gadis itu langsung meng-iyakan tawaran Kyuhyun tanpa pria itu menyelesaikan kalimatnya. Kyuhyun hanya menggeleng tidak habis pikir.

“kau boleh pergi ke Club itu…. denganku.” ujar Kyuhyun. saat pria itu tahu  bahwa Songjin akan mendebatnya, pria itu langsung membuka mulutnya lagi “atau tidak sama sekali.” Imbuhnya.

Pria itu menggeleng cepat. “itu sudah keputusan Final. Oke? sejujurnya aku bahkan tidak suka membawa gadis sepertimu ketempat begitu. tapi sepertinya kau sangat menginginkannya. Jadi yah—mau bagaimana lagi?”

“Gadis sepertiku?” Songjin memicingkan matanya tajam. Gadis itu ingin marah tapi sudahlah—bukan waktunya untuk mengomel.

“Tsk! Kenapa harus denganmu? Aku bilang kan aku akan pergi dengan Yujin!”

“jadi tidak mau? tidak masalah. Lagi pula aku—“

“Tunggu!” Songjin menengahi sebelum Kyuhyun kembali menjadi keras kepala dan malah tidak mengijinkannya. “jadi aku bisa pergi?”

Kyuhyun mengangguk, “mm. denganku.”

“Tsk, pasti akan terllihat seperti Ahjussi dengan gadis sewaannya.” Songjin mencibir. Kini Kyuhyun yang meledak. “enak saja kau bilang! Aku tidak setua itu tahu!”

Songjin menoleh dan memandangi Kyuhyun dari atas hingga kebawah. Pandangannya seolah mengatakan ‘yang benar saja?’ tapi Kyuhyun cepat-cepat menyudahinya. “Baiklah-baiklah. Kau tidak mau. oke. aku juga tidak memaksa. Lagi pula aku sibuk. Aku harus rapat dan—“

“Oke! oke oke. denganmu. Oke.” Songjin setuju. lebih baik dengan Kyuhyun dari pada tidak sama sekali.

Lagipula, intinya adalah ia dapat pergi dan melihat sendiri bagaimana kehidupan malam itu. Kyuhyun menyeringai bahaya. Kendaraannya kini terparkir disebuah lahan luas Universitas Kyunghee “jadi, kita Deal?” pria itu menjulurkan tangannya untuk berjabat.

Songjin melirik Kyuhyun sinis namun lalu tersenyum senang, “Deal!”

“Baiklah. Pastikan jam enam kau sudah pulang karena jam tujuh kita berangkat.”

“aku bahkan akan pulang lebih cepat. Apa menurutmu aku harus berbelanja dulu? maksudku—membeli semacam pakaian yang—“

Kyuhyun menggeleng dan berdecak berkali-kali. Seperti tetua yang melihat muridnya begitu bodoh, “berlebihan sekali.” Ucapnya pelan.

“oke. oke. jan enam. Oke!”

Songjin melompat girang. Entah apa yang membuat gadis itu begitu senang hanya karena dijinkan datang ke club malam.

Gadis itu terlonjak senang dan langsung memeluk Kyuhyun. mengecup pipinya singkat dengan bahagia, “Thank you thank you Thank you soo soooo soooo much! Love you love you!” tukasnya girang.

Kyuhyun semakin mengerutkan keningnya. Alisnya bertautan. Dengan cepat pria itu menarik Songjin menjauh, “iya iya. sudah sana hus hus! Aku harus cepat kekantor. Appa sudah menunggu.”

Kini Songjin patuh. Gadis itu bahkan menjadi lebih patuh dari pada seekor anjing yang paling patuh. “hati-hati!!” ia bersorak sambil melambaikan tangan pada Kyuhyun.

“Songjin!” Panggil Kyuhyun saat beberapa jengkal kendaraannya menjauh. “ponselmu!”

“ah iya!” Songjin menepuk keningnya. Saking senangnya, ia sampai lupa dengan benda yang tak  bisa jauh darinya itu.

Kyuhyun semakin tidak mengerti dengan gadisnya yang terlihat begitu senang, hingga ia hanya terkekeh geli melihat Songjin yang masih berjalan dengan  girang menuju gerbang kampusnya dari kaca spion.

Tawanya pecah. Tangannya mencengkram kemudi kuat-kuat dan lalu terbahak, “Hahahaha—well, I love you too..”  ucapnya. menekan pedal gas lebih dalam dan mobil melesat cepat.

136 thoughts on “Missing [Part 12]

  1. songjin anehh..masa lebih milih pergi ke club daripada ke taman bermain….kkkkkk

    kyuhyun gk berani ngomong ke songjin langsung…?!kkkk ^^

  2. Cie yg seneng akhir nya di bolehin pergi ke club meskipun harus sm kyu.. sangking seneng nya songjin sampe nyium pipi nya kyu sambil bilang love you.. ah knp sii kyu bilang i love you too nya pas songjin lg jalan menuju ke gerbang kampus nya.. ah kyu pengecut ney.. bilang langsung ajh x ah kyu..

  3. Pingback: REKOMENDASI FANFICTION | evilkyu0203

  4. Lee donghae kemana… Inget sama dia lg karna dia bisa buat kyuhyun naik darah.. Ini aman” aja selagi donghae gx nongol..

  5. ckck…ni couple mank bnr”…wlo sering debat drpd akur ny..pi jauh dlm hti sling cinta..waaahh..
    kyu tkut songjin d godain ajeossi” genit…klo dy g ikut…gengsi x y klo lgsg bilang mo ikutan??? kkk

  6. Ya elahhh kyu ngomong love you too nya depan songjin dong hahaha si songjin girang bener mau di ajak ke club, lagian ud bnr taman bermain malah di tolak malah milih club wkwk

  7. Pingback: Rekomendasi Fanfiction Part 2 | evilkyu0203

  8. Gadis aneh macem songjin mau ke club? Pantesan kyuhyun ngga kasih ijin..
    Lucu pas bagian akhir,songjin saking senengnya spontan bilang love you yaa,gemes lagi kyuhyun pake ngebales nya pas udah jalan pergi..
    Kenapa ngga langsung aja kyu?

  9. Hahaha tetap konyol mereka berdua. Jadi penasaran, part berapa ya kira” mereka saling tau isi hati masing”. He
    Tancap gas baca lagi. Fighting. Wkwkwk

  10. duh kenapa sih kyu berani belakang doang kkkk kalau lagi sadar songjin pasti anti banget bilang kata kramat kkkkk semoga pasangan ini cepet nyadar buat bikin baby haha

  11. aku baru konek pas kyuhyun terbahak, gosh itu songjin bilang love you sadar enggak, pantes kyuhyun ketawa gitu euwww love you too lagi ❤ ❤ ❤

  12. Kelakuan mereka ga bisa di tebak .. sedikit berantem .. sedikit ketawa2 .. lucu ..
    Tapi apa kabar dengan memory cardnya .. kapan nyatain isi hati masing2nya

  13. udah berkali” baca tetep gak bosen sama cerita yang ini
    tiap nunggu ff baru up, pasti larinya ke missing
    hehehe
    ditunggu kak update tan terbaru nya

  14. kirain di part ini songjin bakalan tau isi memory card yang dikasih kyuhyun kemarin..
    ternyata masih belum ada pengakuan yaa ??

    semoga di next chapter kyuhyun bisa nyatain langsung perasaannya ke songjin

  15. Sebegitu senang nya songjin dibolehkan pergi ke club malam yah walaupun dengan penekanan bahwa harus dengan Kyuhyun sih

Leave a reply to arie_hyun Cancel reply