[ Lee Donghae – Kim Eun Soo ] Fix A Heart 3


Author: GSD.

Title: Fix a Heart

Cast: Lee Donghae, Kim Eun Soo, Cho Kyuhyun, Cho Songjin, Choi Siwon, Choi Gyuwon.

Rating: G.

Length: Chaptered [ 3 of 4 ]

Notes: 1. Aku kaget banget waktu mau posting ini pas selesai nulis, liat halaman dan wow-ing banget jadinya. ternyata aku bikin part 3 ini terlalu menggebu, entah karena apa. 150 halaman mc.word, dan itu banyak aja pake banget kalo aku masukin dalam 1 part. jadi aku pecah lagi part 3 itu jadi 2. Jadi, part 3 yang kubilang bakal jadi part terakhir, ternyata mundur dan jadi part pertengahan. 

2. Aku akan bilang kalau part 3 dan 4 dalam cerita ini, berhubungan dengan KyuJin Series yang lagi on Going itu [I Almost Do]

3. Maaf kalau part ini membosankan dan terlalu panjang [As always] -_-

4. Aku gak tau mau ngomong apalagi sebenernya, jadi yaudah deh.. silahkan membaca reader-nim semua \(‘o’)/

“We’re more than friends but less than a couple”

“Iya, kau sedang tidak salah dengar. Aku memintamu untuk ikut bersamaku. Menemaniku.” Keluh Eun Soo untuk kesekian kalinya. Sedangkan Luke masih tampak seperti patung selamat datang dengan gayanya yang berdiri membatu dan dua tangan terangkat keatas.

Eun Soo mengatakan kepada Luke bahwa wanita itu akan pergi ke Miami selama lima hari kedepan untuk acara Grand Opening Lyx Resort. Dan dia benar-benar butuh pendamping. Kalau saja dia memiliki Manager. Tapi Lee Minjung, manager lamanya yang sialan itu mengundurkan diri dari pekerjaan penting itu hanya untuk menikah, Ck!

Luke baru saja akan memeluk Eun Soo sebelum pria itu angkat kaki setelah mengantar adik kesayangannya sampai didepan pintu apartemennya, namun lalu tiba-tiba Eun Soo mengejutkannya dengan permintaan tersebut.

Untuk pertama kali seumur hidupnya, Kim Eun Soo akhirnya meminta sesuatu darinya. Kirim pria kaukasian itu kerumah sakit jiwa jika dia berani menolaknya!

“Managerku kan sedang—“ Eun Soo berhenti bicara saat mendapati satu alis Luke terangkat tinggi. Seperti sedang mencibirnya, atau apalah itu maunya! Tsk, He Crossed the line! Batin Eun Soo geram dalam hati sebal.

“That’s Okay if you don’t wanna—“

“wow, kapan aku mengatakan aku tidak ingin?” Luke memotong cepat. Wajahnya kembali menjadi serius seperti ketika pria itu sedang dalam pekerjaannya, mengecek draft tebal untuk deadline terbitan selanjutnya—majalah tempatnya bekerja.

“besok?”

“Iya. ini terlalu mendadak. Karena itu kubilang, aku tidak masalah kalau kau tidak ingin ikut.” jelas Eun Soo menggunakan nada yang lebih merendah untuk membuat Luke paham dan tidak menjadi salah paham. Tidak lucu dengan keadaan mereka yang baru saja membaik seperti ini, lalu mejadi kacau lagi dengan presepsi konyol hanya karena kalimat yang diucapkan dengan nada yang salah. “atau tidak bisa.” Eun Soo menambahkan.

Wanita itu cukup sadar bahwa kakaknya adalah seorang editor majalah ternama yang memiliki tingkat kesibukan tinggi secara terskema. Bukan hanya dirinya saja kan yang memiliki jadwal tersusun rapih?

Luke menganggukkan kepala seraya berfikir. Satu tangannya terlipat didada, dan yang satu lagi digunakannya untuk menggosoki bagian dagu pada wajahnya. Sedikit kasar karena lagi lagi lupa bercukur.  “Oke.” Ucapnya kemudian. Setelah beberapa saat.

Mata kucing Eun Soo melebar selebar lebarnya. “Oke?” dia mengulang takjub. Bukan apa-apa, tapi bagaimana bisa pria dihadapannya ini memutuskan sesuatu sepenting itu, dalam waktu sesingkat ini? “it is 5 days, Luke. 5 days.” Eun Soo menegaskan kembali.

Luke mengangguk tanda paham dengan wajah meyakinkan, “aku tahu. 5 hari. Oke. Apa sebaiknya aku pulang sekarang saja? aku harus bersiap-siap kan?” Luke malah seperti terlalu bersemangat setelahnya membuat Eun Soo kebingungan sendiri dengan apa yang harus dilakukannya untuk menanggapi kakaknya yang terlalu diam-diam memiliki sifat Hiperaktif.

“……ng..”  Eun Soo menggumam bingung. Memandangi Luke beberapa saat kemudian kepalanya mengangguk kaku untuk mengiyakan. “terserah kau saja.” ucapnya akhirnya.

“Oke, aku pulang. kujemput kau besok jam 7?”

…Um.. tidak perlu. Kukira sepertinya aku bisa..”

“Eun Soo~”

“… Oh, Oke. Oke.” Desah Eun Soo mengalah, merunduk—memandangi kantung-kantung belanjanya yang berderet didekat kakinya, dan beberapa koper kecil lain keperluan wardrobe juga make up miliknya. “Oke, pick me up at 7.” Eun Soo menyetujui kemudian dan secercah senyuman tersungging lebar pada wajah pria awal 30-an tersebut.

“So, See you tomorrow?”

“See you tomorrow.” Eun Soo tersenyum lebar. sentuhan ringan bibir Luke pada keningnya, membuatnya teringat dengan apa yang Peter, Ayah Tirinya dulu sering lakukan untuknya—namun selalu dengan alasan yang sama mengapa dia menjauhi Luke, Eun Soo selalu membenci hal tersebut.

Aneh sekali bahwa kali ini Eun Soo seperti menikmati apa yang Luke lakukan padanya. “Sleep well, Honey—“

** **

Matahari menyeruak masuk melalui celah gorden putih satin tipis pada apartemen mewah milik Kim Eun Soo. Seperti sengaja membangunkan wanita berparas sempurna itu, sekedar untuk mengingatkan bahwa dia harus segera bangun untuk keberangkatannya pagi ini. penerbangan jam 9 sedangkan sekarang sudah pukul 8 pagi!

Sial!

Eun Soo terjembab jatuh dari ranjangnya ketika membuka mata dan disodori dengan jarum pendek jam yang sudah berada tepat pada angka 8. Sialan! itu berarti jam Weker-nya sudah berdering sedari tadi, tapi telinganya itu tidak bekerja seperti semestinya dan mengabaikan hal tersebut!

Maka dengan kekuatan ajaib super cepat, wanita dengan tinggi 173 senti meter itu langsung turun melesat menuju kamar mandi.

Setelah berkutat didalam kamar mandi selama tiga puluh menit, berpakaian semestinya, menggunakan make up seadanya karena waktu yang tak bersahabat kali ini dan juga memakai wedges-nya, Eun Soo melesat secepat hembusan angin menuju pintu keluar dengan koper berwarna baby blue besar miliknya yang diseret secara brutal.

Dengan konsentrasi yang terpecah-pecah, menyeret koper super berat, memikirkan kebodohannya karena kesiangan dan deretan ketololan lain, jemari lentik Eun Soo barmain diatas ponsel berlogo apple miliknya dan mencari sebuah nama dalam kontaknya.

Alam seperti paham dengan kesulitan wanita berpipi tirus itu kali ini, maka Eun Soo dikejutkan dengan tepukan kencang pada bahunya. Membuat ponsel mahal itu terlempar dan jatuh begitu saja dilantai lorong. “Tidak perlu menghubungiku lagi. Ayo cepat! Kita terlambat!!” Luke menyambar koper Eun Soo, mengambil ponsel wanita itu dilantai dan berjalan cepat kedepan seperti pemain Kung Fu Hustle saat berlari.

“M—mwo?” Eun Soo hanya dapat terbengong takjub mendapati apa yang matanya lihat saat ini. erangan Luke didepan sana mengomentari betapa lambannya Eun Soo membuat wanita itu sadar dan langsung cepat ikut melesat.

“Kita terlambat. Dan jalanan seperi sedang bercanda. untung tempat tinggalmu tidak jauh dari airport.” Decak Luke. tangannya dengan cekatan membuat SUV bermerek Subaru itu menyala lalu menggerung kencang dan melaju kencang ditengah jalan raya.

Eun Soo memandangi Luke takjub. Terkesima. Terkejut. Dan terdapat tiga tipe pandangan lainnya yang dia bahkan tidak dapat menjelaskan apakah itu. Sesuatu didalam hatinya berdesir. Membuatnya ingin melongo dan tersenyum disaat yang sama.

“Luke—“ bibir kecil Eun Soo terbuka pelan. matanya masih memandangi pria dengan tinggi 185 itu dengan komposisi yang sama sejak pertama kali bokongnya menyentuh jok mobil mahal tersebut.

Luke sedang sibuk menyetir, hanya menggumam asal untuk menjawab panggilan adiknya. Keningnya berkerut, tanda pria itu sedang serius dalam melakukan aktivitasnya. “kau datang jam berapa tadi ketempatku?” Eun Soo bertanya.

Um.. aku lupa. Entahlah, setengah 6. Sepertinya.” Jawab Luke begitu santai. teramat santai sampai membuat Eun Soo merasa tidak enak hati karenanya. Yang benar saja! jam setengah 6? Itu berarti selama dua jam lebih pria tinggi itu menunggunya bagai orang tolol sendirian? Disaat dirinya masih tertidur seperti babi? “dan kau menungguku..diluar? maksudku—didepan pintu apartemenku? Sendiri? berdiri? Dua jam? Tanpa melakukan apapun?” Eun Soo bertanya lagi lebih brutal. Berentetan tanpa jedanya.

“ya.” Jawab Luke singkat acuh. Dia sedang kesal dengan pengendara motor didepannya, yang memotong jalan semaunya sendiri. dipikir jalan raya ini milik nenek moyangnya mungkin! Tolol!!

Hati Eun Soo terasa bagai diremas. Entah sejak kapan wanita ini merasa begitu melankolis. Tapi mendapati fakta bahwa Luke dapat melakukan hal tolol seperti itu. lagi. untuknya. Membuatnya tidak bisa merasa tidak terenyuh dengan segalanya saat ini.

Luke, sejak dulu tidak pernah berubah. Pria itu dapat selalu menunggu dirinya dengan tenang, tanpa mengeluh, tanpa banyak bicara bahkan ketika lagi lagi Eun Soo mengecewakannya. Lagi. apa pria ini adalah titisan malaikat? Atau apa?

“W—wae?” kening Luke berkerut mendapati Eun Soo bagai orang yang baru kerasukan memandanginya seperti itu. bulu kuduknya sedikit meremang karenanya. “Eish~ Eun Soo.. jangan buat aku takut. Kau seperti orang yang kerasukan.” Ujar Luke.

“Password-nya tanggal lahirku.”

“Apa?” kening Luke semakin berkerut mendengar ucapan rancu Eun Soo. “Password-nya tanggal lahirku.” Ulang wanita tinggi itu lagi.

Mata besar Luke berkedip-kedip terlalu sering karenanya, “Password…” ulangnya menggantung.

“Password apartemenku. Password-nya tanggal lahirku. Kau tidak perlu berdiri seperti orang tolol sendirian didepan pintu seperti itu lagi lain kali. Masuk saja. password-nya tanggal lahirku.” Terang Eun Soo menjelaskan.

“Ah~” Luke mengangguk paham. Membanting stir kekanan, untuk masuk kedalam pelataran parkir Incheon Airport. “Oke.” Ucapnya lagi. paham. Kembali merasa paham. Tapi sesuatu kemudian membuatnya merasa tak paham dan ganjal, “kenapa kau memberitahukannya padaku?” Luke  bertanya bingung. “Maksudku.. itu kan milikmu. Kau kan..”

“aku sudah bilang, agar kau tidak tampak seperti orang tolol menungguku didepan seperti itu. kau bukan supirku, kau tahu kan?” decah Eun Soo sebal.

Black SUV Subaru dengan tipe teranyar itu berhenti pada sebuah lahan parkir VIP dua menit kemudian. Luke menarik rem tangan dengan kencang lalu kembali menatap Eun Soo disisi kanannya. Mengamati wajah cantik Eun soo seksama begitu lama, membuat wanita berusia 27-itu merasa canggung kemudian.

“aku tahu aku cantik. Tapi kan tidak perlu seperti—“

“Thank you.” Luke memotong ucapan Eun Soo langsung. wajahnya berbah menjadi dua ratus kali lebih serius dibandingkan ketika pria itu berkutat dijalan raya dengan kecepatan super duper tinggi nya itu. seperti berhadapan dengan Kim Eun Soo saat ini, merupakan hal yang lebih penting yang membutuhkan konsentrasi penuh dibandingkan bertempur dengan kecepatan tinggi ala pembalap F1 di arena balap yang sewaktu-waktu biasa saja membuat nyawanya melayang. “That’s mean a lot.”

Luke merasa begitu terhormat ketika sadar bahwa perlahan lahan, Eun Soo seperti membuatnya merasa benar-benar bagai seorang kakak. Seperti apa yang diinginkannya selama ini, namun tak didapatnya.

Perlahan tapi pasti, Eun Soo mulai membuka hatinya. Tak lagi bersikap acuh, atau bicara kasar walau kandungan sarkasme dalam kalimat-kalimatnya, tidak pernah juga hilang. Luke cukup sadar bahwa Kim Eun Soo dan sarkasme tidak dapat dipisahkan.

Eun Soo tidak lagi menjauhinya dan bertingkah seakan mereka adalah dua orang yang tidak saling mengenal. Mulai bertingkah seperti bagaimana mestinya dan yang terpenting, Eun Soo mulai memberikan kepercayaan padanya satu persatu, perlahan-lahan.

“Yeah—“ Eun Soo bicara menggantung. Menggosoki tengkuknya karena mereasa malu. Sifat kerasnya kemudian yang membuat suasana romantis antar kakak beradik itu menjadi hancur seketika. “kita sudah terlambat, Lusherk~ kau belum tahu bagaimana pria bernama Cho Kyuhyun yang jelmaan setan itu kalau sudah mengamuk.”

“Lusherk?” Luke mengernyit. “Yeah. Panggilan itu sangat cocok untukmu. bentukmu seperti Sherk. Matamu hijau seperti Sherk. Dan tubuhmu seperti Sherk, tinggi. Dan perutmu besar seperti Sherk. Dan gigimu—“

“hey Hey Hey!!” Luke mengangkat telunjuk besarnya tepat didepan wajah Eun Soo untuk menghentikan wanita itu berbicara lebih lanjut. “kau bilang, aku seperti Sherk?” dengus Luke tidak terima. Matanya memicing tajam.

Eun Soo hanya mengangguk. Memandang Luke dengan wajah polosnya seperti wanita itu tidak tahu apa-apa. Terlalu licik. Namun untuk beberapa hal Luke seakan sadar bahwa Eun Soo telah kembali berjalan satu langkah lebih maju untuk memperbaiki segalanya pada mereka yang tampak kacau.

Lusherk, walau menjijikan, namun terdengar menggemaskan disaat yang sama. Apa itu panggilan sayangnya dari satu-satunya adiknya ini? Aigoo~

“tapi aku tampan. dan itu tidak seperti Sherk.” Bantah Luke berpura-pura tidak terima. Melewatkan bagian yang menjelaskan tentang bagaimana pria ini begitu senang karenanya.

“kau tidak tahu ya? Sherk itu kalau jadi manusia juga tampan. makannya, sering-seringlah menonton kartun. Jangan menggoda wanita terus! Hidupmu payah sekali! dasar Cassanova!” sindir Eun Soo santai.

Membuka pintu pada sisinya dan menurunkan kaki Jenjangnya. Beriringan dengan kaki Jenjang yang menyentuh daratan, hal yang seperti akan terus terjadi dalam seumur hidup wanita berambut kemerahan itu menyapanya.

Sorotan mata yang hanya akan tertuju padanya, kilatan blitz dari beberapa paparazzi, gadget yang terangkat tinggi untuk mengabadikan moment ketika dirinya sedang melintas didepan orang-orang tersebut. itu adalah hal menyenangkan dan menyebalkan yang terjadi disaat yang bersamaan.

Pada satu sisi, kegiatan tersebut membuatnya merasa tersanjung dan seakan mendapatkan perhatian penuh pada sekitar. Namun pada sisi lain, Eun Soo merasa jengah dengan segala hal ini yang tidak akan ada habisnya.

Mereka tertarik bukan karena mereka perduli, melainkan penasaran. saat kau terjatuh, merekalah orang pertama yang akan menertawai dan membuat kau menjadi semakin jatuh dari pada sebelumnya, tanpa pernah berkeinginan untuk membantu bangkit lagi.

Mereka ini adalah kumpulan orang, yang hanya dapat menilai dan berkomentar. Seperti tong kosong yang tidak memiliki makna dan berisik. Hidup mereka hanya berisi pemikiran, bagaimana membuat orang lain jatuh terpuruk.

“Kim Eun Soo-ssi, akan berpergian kemana kali ini?” seorang paparazzi yang hanya bermodalkan ponsel sebagai alat perekam dan kamera seadanya itu adalah orang pertama yang menghampiri Eun Soo lebih dulu.

Bermain secara professional, sambil tetap menyeimbangkan langkah Luke yang besar-besar didepannya, Eun Soo tetap tersenyum lima jari kepada para paparazzi tersebut, namun dengan langkah cepat. “Honey—wait!” cercah Eun Soo sebal.

Luke berjalan cepat sekali disana, dan tega sekali membiarkan dirinya tertimbun bersama dengan puluhan orang tak dikenal begitu. dulu saat ada Lee Minjung, wanita itu pasti akan membawa seseorang yang bertugas membuka jalan bagi Eun Soo. Jadi wanita tinggi ini, tidak perlu bekerja dua kali hanya untuk melakukan apa yang akan atau sedang dilakukannya!

Sial sekali nasibnya kali ini. ini benar-benar sebuah lampu merah yang menyatakan bahwa dia membutuhkan manager secepatnya! Harus tidak pakai penawaran apapun lagi.

“Honey?” pria dengan kaca mata dan kamera itu tampak terkejut mendengar Eun soo bicara. Oh Crap! Batin Eun Soo kemudian. Eun Soo sendiri terkesiap dengan apa yang tak sengaja dilakukannya. Panggilan itu meluncur begitu saja tanpa komandonya. Dia tidak memikirkan apa akibatnya kedepan. “Lelaki itu?” pria tersebut menoleh kedepan. Memandang Luke yang kini, sedang berhenti untuk menunggu Eun Soo ditempatnya. “apa dia pacarmu?”

Eun Soo beradu pandang dengan beberapa paparazzi yang kebanyakan berjenis kelamin pria. Mereka semua memandangi Eun Soo dan Luke bergantian. Penasaran, terkejut, dan panic menjadi satu pada seluruh wajah manusia disana.

Eun Soo berdehem membersihkan suaranya, “Kami akan ke Miami. Ada Grand Opening Lyx Resort—milik Kyuhyun” Jelasnya mengalihkan pembicaraan dengan menjawab pertanyaan yang sebelumnya para paparazzi itu tanyakan kepadanya. Sambil tersenyum ramah, Eun Soo memandang satu persatu mata pria-pria disana yang terlihat seperti singa kelaparan.

“Apa kau ambassador mereka?” pertanyaan lain muncul. Syukurlah, perhatian mereka kepada Luke teralihkan. Pertanyaan lain mengenai kepergiannya kini kembali menjadi topic pembicaraan, “Bukan,” jawab Eun Soo ramah. “Resort itu milik suami sahabatku. Songjin.”

“Songjin… Park Songjin?”

“Cho Songjin.” Ralat Eun Soo begitu tegas, namun tetap terdengar halus dan ramah.

“Wanita yang menjadi model pada section akhir Fashion Show milik Damon Wang?” pertanyaan lain menyembul.

“Tepat sekali!” Eun Soo tersenyum melebar. “kau bilang, Suami? Berarti wanita bernama Songjin itu sudah menikah? dengan Putra pewaris Choi Group?”

“Ya, tentu! Mereka telah menikah selama tiga tahun dan mereka sangat berbahagia.” Eun Soo menerangkan. Menambahkan kata-kata akhir yang diucapkan dengan nada seceria mungkin hanya untuk menegaskan kembali bahwa mereka, para paparazzi itu tidak bisa macam-macam dengan hal yang satu ini.

Eun Soo seakan sadar jika suatu saat, akan terdapat hal buruk yang muncul, jika saja dia membiarkan para paparazzi itu tetap berkutat dengan pemikiran tolol mereka tentang Songjin ataupun Kyuhyun.

“Ah dan sudah kukatakan bahwa sahabatku itu sedang mengandung?”

“Belum. Sepertinya belum.”

“Nah, kalau begitu biar kuberitahu, Songjin sedang  mengandung 4 bulan. sebentar lagi mereka akan menjadi orang tua! bukankah itu menggemaskan?”

“tapi mereka sangat muda! Kenapa sudah menikah lalu mengadung?” pertanyaan lain datang dan Eun Soo tidak bisa untuk tidak memutar bola matanya jengah mendengar pertanyaan yang tampak tolol baginya, yang benar saja! “memangnya apa yang salah dari menikah dan mengandung diusia muda? Kalau merasa saling cocok dan mampu, apanya lagi yang harus ditunggu? Bukankah bangun dipagi hari dengan memandang orang yang dicintai itu sangat menyenangkan?” tutur Eun Soo manis namun jelas mengandung nada sarkasme dan menusuk bagi para kumpulan orang tolol tersebut.

Pria-pria disana tertawa kencang mendengar komentar Eun Soo selama beberapa saat. Terus mengganggu Eun Soo dengan lontaran pertanyaan semakin aneh tentang Songjin maupun Kyuhyun sampai wanita itu tiba bersisian dengan Luke, dan pria tinggi itu mengamit tangan mungil Eun Soo, kemudian menyeret wanita itu lebih cepat dari pada sebelumnya sambil melindungi poisi Eun Soo dari kejaran paparazzi lagi.

Hanya Satu-dua paparazzi yang berhasil mengikuti Eun Soo dan Luke. mereka kemudian kembali melontarkan pertanyaan-pertanyaan mereka hingga Luke dan Eun Soo sampai pada ambang pintu masuk airport.

Terlihat dari kejauhan, Kyuhyun dan Siown yang juga sedang melakukan hal yang sama seperti apa yang dirinya sedang lakukan. Berkecimpung bersama puluhan wartawan. Sedangkan Songjin pun dalam kondisi yang tak jauh berbeda.

Tiga orang yang dikenalnya, yang berada pada kondisi berbeda—terlihat duduk manis, mengobrol santai menikmati apa yang sekitarnya tampilkan hanyalah Lee Donghae, Choi Gyuwon, dan  seorang pria yang tidak diketahui namanya, namun juga sedang berbicara dengan Donghae dan Gyuwon.

Sorot mata pria berambut kepirangan itu tampak terkejut setengah mati. sorot mata yang didapatinya, ketika orang-orang melihatnya tanpa sengaja disebuah jalan,atau pertokoan atau dimanapun tempat umum itu. sorot mata yang sebenarnya membuatnya kesal.

Yang benar saja, memangnya kenapa dengan bertemu dirinya ditempat umum? Seperti mereka yang memiliki hak untuk bersantai ditempat-tempat seperti itu, dia juga punya kan? Eun Soo selalu merasa bagai alien ketika mendapati sorot mata seperti itu setiap saat.

“Kim Eun Soo—ssi, siapa pria ini?” paparazzi tersebut menunjuk Luke. Eun Soo mendongak sesaat menatap kakaknya dan dengan mata hijau besarnya, Luke seakan memohon untuk Eun Soo agar tidak melakukan apapun yang mungkin dapat membuat pria itu kesulitan nantinya. walau hidup didunia yang nyaris sama, Luke tidak pernah nyaman dengan hal seperti ini. seperti menjadi pusat perhatian.

Eun Soo tersenyum jahil kepala Luke, “Dia?” telunjuknya mengarah pada Luke disampingnya, dan matanya mengarah pada tiga wartawan yang berhasil mengikuti langkah cepatnya tadi. beberapa yang gagal, masih berada jauh didepan mereka berlarian kecil untuk menghampiri mereka disini.

“iya. dia yang kau panggil Honey tadi itu kan?”

“Hahaha! kalian benar-benar tidak mau kalah ya?” tawa Eun Soo terdengar kencang nan elegan bersamaan dengan kalimat sarkasnya. Luke meremas tangan Eun Soo dengan jari-jari besarnya untuk menghentikan tawa ledekan itu yang jelas tertuju padanya.

“dia pacarmu? Sudah lama sekali kami tidak mendapati kabar pasti tentang pacarmu. Apakah pria ini adalah seseorang itu?”

“seseorang itu..??”

“maksudnya—seseorang yang berarti untukmu. Semacam itulah.” Jelas paparazzi botak lainnya. Beberapa paparazzi yang tertinggal tadi, sudah hampir sepenuhnya mengerubungi Eun Soo lagi.

Sepertinya pada saat yang sama, kehadiran begitu banyak orang secara mendadak membuat Gyuwon dan lainnya sadar bahwa Eun Soo telah berada bersama mereka. wanita itu melambaikan tangan dan tersenyum lebar kepada Eun Soo.

Eun Soo tersenyum lebar menanggapinya. Jantungnya seakan berdetak tak karuan ketika fokusnya mau tidak mau harus terarah pada pria disamping Gyuwon. Lee Donghae.

Dokter tampan itu hanya terdiam pada awalnya. Namun lalu saat sadar bahwa Eun Soo sedang menatapnya, dia tersenyum lima jari sambil melambai santai kepadanya. Rambut cokelatnya tampak kacau karena terpaan angin yang cukup kencang saat ini. dari kejauhan begini pun, Eun Soo dapat dengan jelas melihat bahwa hidung pria tersebuh telah berubah merah saking udara begitu dinginnya. Tak lama, Donghae lalu menunjuk dirinya.

Oh—maksudnya adalah para paparazzi sialan yang sedang mengerubunginya itu. yang sedang meminta klarifikasi tentang siapakah Luke sebenarnya. Ah iya! tentu saja!

Eun Soo menghela nafasnya dalam-dalam dan kembali mengarahkan pandangan pada kumpulan paparazzi. “Dia? namanya Luke. jangan sebut dia dia begitu. dia punya nama.” Tukas Eun Soo lembut. Tersenyum kepada para pencari berita tersebut lalu beralih menatap Luke. Si Sherk itu sedang tersenyum kecut kepadanya.

Atau… itu adalah wujud ketidaksukaan Luke terhadap apapun yang sedang mereka hadapi saat ini? entahlah.

“Luke Schdmit. Editor majalah Men’s Health Korea. kalian tidak tahu?” gelengan kepala hampir pada semua kepala dihadapan Eun Soo membuat wanita tinggi itu nyaris terbahak karenanya. “kau tidak se-terkenal itu Lusherk! sayang sekali.” cibir Eun Soo kemudian membuat Luke ikut tertawa karenanya.

“Gantleman, Please—calm down. I’m just her bodyguard.” Elak Luke kepada para paparazzi tersebut. Bergaya serius layaknya Obama ketika sedang melakukan pidato didepan gedung putih namun malah membuat seluruh pria disana tertawa termasuk Eun Soo sendiri. “Yeah. dia pantas jadi pelawak kan? Kukira dia cukup lucu—hahaha!” Eun Soo terbahak lagi, mengabaikan pendelikan mata Luke yang sebenarnya adalah kode agar wanita itu setidaknya diam saja. dan biarkan pria itu yang mengambil alih kali ini.

“Sudahlah. Kami sudah sangat terlambat sekarang. pesawat kami.. bukankah seharusnya sudah—Hey, bagaimana sih?” Eun Soo mengadahkan wajah pada Luke lagi dan mendapatkan gelengan polos lagi. “Terima kasih teman-teman. Aku harus pergi, terima kasih.” Eun Soo merunduk sopan, lalu perlahan mundur beberapa langkah dan terus melakukan hal yang sama, mengabaikan pertanyaan-pertanyaan lainnya.

“Eun Soo-ssi, tapi.. jelaskan dulu. apakah Luke adalah pacarmu? Luke-ssi..” pertanyaan terkencang yang membuat hampir seluruh orang di Airport tersebut mau tak mau mengalihkan wajah mereka dan menonton keributan tersebut.

Luke tercengang melihatnya. Biarpun hidupnya dipenuhi hal glamour seperti ini juga, tapi tetap saja, dia bisa hidup dibelakang meja sedangkan dihadapkan dengan media besar seperti ini bukanlah hal yang wajar baginya. Dia biasa menginterograsi, bukan diinterograsi.

Eun Soo menoleh pada Luke sesaat. Saling berpandangan dan merasa geli sendiri dengan pertanyaan dari pencari berita tersebut untuk mereka. keduanya tidak mampu untuk tidak tersenyum. Ditambah dengan pandangan Gyuwon yang juga memiliki kadar kegusaran yang sama, “Well—“ Eun Soo menggosok tengkuknya berkali-kali dan menatap Luke lagi.

“You Named it!” ucap Luke dan Eun Soo bersamaan sebelum mereka melenggang pergi dan kembali tertawa bersamaan.

Lee Donghae’s side

Aku tahu itu! aku tahu kalau mereka berpacaran! Aku melihat berita tentang mereka ditelevisi sejak kemarin setelah acara makhluk bernama Damon Wang! pria sialan itu yang akhirnya dibawa Eun Soo datang pada acara yang seharusnya dia datangi bersamaku!

Aku masih ingat undangan sebagai partner nya itu datang kepadaku dulu. dan tiba-tiba saja, seenaknya dia mendepakku dengan mengatakan bahwa dia tidak ingin datang bersamaku.

Bukankah dia sendiri yang dulu memaksa untuk datang denganku?

Aku sudah mengusahakan semampuku untuk kembali dari seminar, tugas dari pekerjaanku dan mempertaruhkan nama baik serta jabatanku, jika saja aku tertangkap basah berbohong dan pulang lebih dulu dari tugasku itu! sialan sekali wanita itu malah dengan semaunya mendepak-ku?

Membuatku merasa percuma telah membuang uang untuk tiket yang kubeli dengan danaku sendiri karena aku kembali tidak pada sesuai jadwal. Seharusnya aku bisa mendapatkannya Gratis kalau saja aku pulang sesuai jadwal! Dia juga Membuatku merogoh kocek lagi untuk membeli cokelat Cadbury sekantung penuh namun pada akhirnya kuberikan cokelat itu untuk monyet yadong sialan ini secara Cuma-cuma karena wanita yang sedang terbahak-bahak genit bersama dengan Gorila nya itu berkata bahwa dia tidak memakan cokelat murahan?!

Itu namanya pemborosan! Benar-benar pemborosan tingkah mutakhir!

Aku tahu! aku tahu mereka bersama sejak entah berapa lamanya sudah. Aku tahu, aku paham, Tapi kukira, tidak perlu juga sepertinya dia mengumbar kemesraan dimuka umum seperti itu! itu tidak pantas! apa hanya aku saja yang disini tampak seperti orang tolol karena hampir semua dari kami disini datang dengan pasangan sedangkan tidak denganku?

Songjin dengan Kyuhyun. Gyuwon dengan Siwon. Eun Soo dengan si gorilla. Sedangkan aku, mau tidak mau menyeret Eunhyuk bersamaku, hanya karena aku tidak memiliki pilihan lain, dengan siapa aku akan berangkat.

Aku tidak mungkin datang sendiri pada acara sebesar itu kan? Atau.. ya mungkin saja aku bisa datang sendiri. tapi itu tidak nyaman. Dan Songjin bicara kemarin bahwa kalau bisa aku datang dengan seseorang. Lagipula, undangan yang datang berserta tiket pesawat pulang-pergi ini berlaku untuk dua orang. Jadi sayang saja jika tidak digunakan semestinya. Dan Yah, Songjin tidak akan paham, kalau seseorang itu bisa dengannya, aku pasti tidak akan kelimpungan begini.

Sayang saja aku tidak mungkin menyeret Songjin bersamaku karena bocah setan bernama Cho Kyuhyun itu pasti akan mengunci Songjin bersamanya sampai mati. Haah—pria itu benar-benar pecemburu. Semoga saja suatu saat Songjin merasa jengah dengan kebiasaan konyol suaminya itu.

Saat ini kami sedang berada diruang tunggu VVIP Bandara Incheon. Pesawat yang akan kami tumpangi mengalami delay hingga kami harus menunggu selama satu jam untuk keberangkatan kami. Ini jelas akan membuat daftar perjalanan super panjang.

18 Jam perjalanan ditambah 1 Jam delay adalah hal termenyiksa jika kau tercemplung ditempat bersama dengan hal yang tidak kau sukai. Semua hal akan terasa tidak nyaman dan menyebalkan jika sudah berurusan dengan yang namanya menunggu. Siapapun tidak ada yang suka menunggu. Bahkan presiden sekalipun.

Sementara mataku jengah karena dihadapkan dengan pemandangan konyol pasangan suami istri yang sedang bermesraan ditempat umum tanpa rasa malu. Dan pasangan suami istri lainnya yang sedang berciuman seperti besok akan kiamat hingga mereka melakukannya tanpa perduli ditempat terbuka seperti ini setiap menitnya.

Dan juga terjebak diantara pasangan kekasih yang sedang saling melakukan percakapan dengan bahasa asing. Entahlah.. kukira mereka mencampurkan bahasa Italia dengan bahasa inggris? Atau itu adalah bahasa buatan mereka sendiri melihat mereka tampak bagai pasangan alien sejak tadi? terlihat aneh.

Aku hanya duduk tenang mencoba bersikap wajar dan santai sambil mendengarkan lagu dari earphone yang tersambung dari ipod-ku. meredam suara cempreng Eunhyuk yang sejak tadi tidak bisa diam dan terus melempariku pertanyaan.

“Hey!” kudengar suaranya lagi saat lagu dari pemutar music-ku habis. Mati dan dalam jeda pergantian ke lagu lainnya. Tangannya menarik-narik jaket dinginku. Membuatku mau tidak mau, dengan terpaksa kembali menoleh padanya, “itu benar Kim Eun Soo Miss—“

Dia menanyakan pertanyaan yang sama. Yang juga sudah kujawab dengan jawaban yang sama ‘iya’ sebanyak jutaan kali, namun pria ini masih juga menanyakan apakah yang matanya lihat saat ini adalah benar. Kim Eun Soo.

Responnya berlebihan sekali mengenai wanita itu! dia hanya Kim Eun Soo! Kenapa harus dibesar-besarkan sih? Seperti melihat hantu saja.

“Iya! Iya Iya Iya!! dia Kim Eun Soo Miss Korea itu. Wae?? Kau jangan membuatku malu, dengan terus menanyakan hal yang sama begitu. dan wajahmu itu Akh—tolong.. jangan dibuat seperti itu bisa tidak sih?!” gerutuku kesal. Wajahnya itu, sewaktu-waktu akan kubawa pria ini kedokter bedah plastik. Hanya untuk membuat dia tampak tidak menyebalkan dan buruk seperti ini.

“Astaga!! Donghae! Kukira kau menipuku saat itu!”

“Yeah. Seharusnya sekarang kau meminta maaf padaku!”

Aku menatapnya tajam. Pria ini berkata aku membual saat kukatakan bahwa aku mengenal Kim Eun Soo. Lalu dia mengataiku penipu saat aku berkata bahwa Kim Eun Soo si Miss Korea itu jatuh cinta padaku. Cih!

Aku ini memang sering mengerjainya. Tapi aku tidak sampai gila dengan membuat lelucon bahwa terdapat orang terkenal lainnya yang menyukaiku. Seterkenal itu? aku bisa dibilang maniak kalau melakukannya! Lagipula, Kemampuan nenipuku belum sekeren itu!

Dan pria mesum ini membuatku tampak seperti penipu ulung saat aku mengatakan hal tersebut, dan dia menyebar luaskannya keseisi rumah sakit. membuatku tampak konyol karena gossip murahan yang beredar selama beberapa saat ketika itu.

Aku bahkan dipanggil untuk menghadap kepala rumah sakit saat dikira aku membuat candaan tidak masuk akal dan tak berbobot hingga membuat rumah sakit gempar. Entah apakah hal tersebut membuat system mesin diruang ICCU terganggu. Kukira benar atau tidaknya gossip tersebut, itu bukanlah urusan siapapun.

Selama tidak mengganggu hidup siapapun dan hal apapun sebenarnya tidak masalah kalau terus berlansung. Hanya saja akulah merasa terganggu. Saat itu. Benar-benar terganggu!

Dulu aku merasa terganggu. Entah bagaimana bisa, sekarang kurasakan malah lucu jika kembali diingat. Satu-satunya hal yang masih membuatku merasa terganggu adalah pandangan orang-orang satu rumah sakit yang masih berpikiran bahwa aku adalah pembual. Dan si sialan inilah penyebabnya!

Tsk! Lupakan itu. aku sedang tidak membahas itu.” erang Eunhyuk merasa tidak terima. Harusnya aku yang berkata seperti itu. Bahwa aku yang merasa tidak ingin membahas itu. dia ini kenapa sebenarnya? seperti wanita saja, senang bermain dengan gossip.

“katakan, apa hubunganmu dengan Kim Eun Soo sebenarnya? yang sebenar benarnya, Lee Donghae-ssi yang terhormat. Tolong, Katakan padaku sekarang!” mata bulatnya berada tepat didepan wajahku.

Hanya berjarak beberapa senti saja, hingga kurasa ini memalukan karena kami tampak seperti pasangan Gay! Sialan.

Ck, sudah kukatakan, dia menyukaiku. Dia jatuh cinta padaku!” Dulu. sebelum aku mengacaukan semuanya.

Cih! yang benar saja! aku tidak membahas yang satu itu. untuk hal itu, aku masih merasakan bualanmu yang tak masuk akal. aku bahkan bisa melihat dengan mataku sendiri bagaimana Eun Soo tampak tidak ingin berdekatan denganmu. Jangan-jangan, kau ini Fans-nya ya? kau salah satu Soofab yang bergaris keras sampai dia takut denganmu, hah! Kau anti-fan! Ayo mengaku saja! aku ini juga Soofab, kalau kau macam-macam dengannya, kau harus berhadapan denganku dulu!”

“ASTAGA! yaa!” pekikku kencang karena terlampau kesal dengan segala argument-nya. Demi tuhan. demi dewa langit dan bumi. Demi dewa petir, sambar saja pria ini sampai hangus! Asataga! bagaimana bisa orang seperti ini menjadi dokter? Bagaimana bisa dia lulus kuliah kedokteran sampai mengambil spesialis anak dengan keberadaan kadar otak tidak sampai 10% itu?

Mana bisa aku sampai seperti itu? apa-apaan itu, bagaimana bisa dia berfikir bahwa aku adalah soofab bergaris keras, anti-fan pula? Aku bahkan tidak tahu apa itu Soofab! Dan dia malah mengaku bahwa dia seorang Soofab tanpa rasa malu sedikitpun seperti itu. dia ini pria! Seorang pria! Dimana letak kejantanannya? Memangnya tidak bisa ya mengidolakan yang lebih keren seperti Mike Tyson, Valentino Rossi, atau siapalah itu. yang sejenis. Yang berotot yang macho. Yang.. AKH! Molla! paboya!

Aku sampai harus terlihat semakin tolol karena seluruh padangan sedang tertuju padaku saat ini. dan Songjin pun ikut-ikutan, sedang terkekeh geli memperhatikan ku dan Eunhyuk, “kalian serasi.” Ledek Songjin didepanku tiba-tiba. Lalu Suami sialannya itu menarik satu ujung bibirnya tinggi.

Cih! dasar anak kurang ajar! Bagaimanapun kondisinya, aku ini lebih tua darinya! Dia ini benar-benar tidak ada sopan santunnya denganku sama sekali. malah selalu mengajakku berperang hanya karena aku dekat dengan istrinya.

Pasung saja istrinya itu dirumah kalau berteman dengan lawan jenis saja tidak boleh. Cinta memang cinta. tapi Cinta macam apa yang dimiliki bocah itu sampai mengekang?

Jangan salahkan aku kalau aku lebih mengerti bagaimana istrinya dibandingkan darinya, hingga songjin lebih senang menempel denganku. memangnya apa yang kulakukan selama ini? tidak ada!

Songjin hanya mencari apa yang tidak didapatkannya dari suaminya itu. dan aku selama ini hanya berperan sebagai teman yang baik. dengan alasan sederhana itu saja, pria setan ini masih tidak menyukaiku kalau Songjin sedang bersamaku.

Selalu terjadi hal konyol saat Songjin menghabiskan waktu bersamaku karena pada akhirnya, Songjin pasti akan menceritakannya padaku. terakhir kali terjadi, Kyuhyun mendiamkan Songjin begitu lama. merajuk pria itu! hanya karena aku mencium TANPA SENGAJA, Songjin, didepan matanya.

Garis bawahi, tebalkan dan perbesar kata tanpa sengaja itu! aku melakukannya secara reflex. Dan Songjin habis dimarahi oleh Kyuhyun. didiamkan dan dibuat seperti berada pada posisi paling bersalah.

Dasar! Sifat pecemburunya itu sudah melewati batas bahaya! dia harus mendapatkan pertolongan medis sepertinya!

Kyuhyun masih saja menarik sudut bibirnya tinggi, menatapku angkuh. seperti aku akan takut padanya. dan tangannya itu, bergeriliya pada lekukan pinggang Songjin sampai perut wanita itu yang sekarang cukup membesar. seperti aku akan iri karena dia berhasil membuat wanita itu mengandung.

Sialan! kalau aku bertemu dengan Songjin lebih dulu, aku bisa melakukan lebih baik dari yang bocah setan sialan itu lakukan!

“Songjin-ssi. Jangan salah paham. Aku ini tidak tertarik dengan lelaki. aku seorang pria normal. Aku tidak akan melakukan hal yang tidak seharusnya kulaukan untuk mendapatkan cinta.” Eunhyuk berkelakar.

Aku mendengus mendengar kata-kata Eunhyuk tadi. apa maksudnya? Dia ini sekaligus menyindirku atau bagaimana? Dia ini selalu saja menganggapku gila karena menyukai Songjin. Memangnya apa salahku? Aku tidak bisa memilih dengan siapa aku akan jatuh cinta, jadi ini pun bukan salahku. Ini bukan kehendakku!

Kenapa aku tampak selalu salah pada apapun yang kukerjakan?

Pada saat terpojok seperti ini, sepertinya semua mata lebih senang menatapku dengan pandangan sinis dan menusuk. Hanya Songjin seoranglah yang tidak melakukan hal itu dan malah terkekeh menganggap aku sedang membuat lelucon. Dia tampak manis, walau anjing penjaga disampingnya sama sekali tidak tampak manis.

Dan Eun Soo, dia bahkan seperti tidak perduli denganku lagi. dia sedang berbagi earphone dengan pria gorilla itu. berbagi lagu cinta bersama, ya? romantis sekali, Cih!

“Eunhyuk-ssi, kalaupun kalian memiliki hubungan.. seperti itu—“ Kyuhyun menggantung kalimatnya. Menatapku dan Eunhyuk bergantian secara angkuh lalu mencebikan bibir bawahnya, “itupun bukan urusanku. Aku tidak mengurusi pasangan sesama jenis yang sedang menutupi skandal mereka karena tertangkap basah sedang bercengkrama. Tenang saja.” Ujar Kyuhyun tenang.

Namun kalimatnya, jelas tidak membuat seluruh kuping disini merasa tenang. Aku tampak seperti badut karena sedang menjadi lelucon konyol. “Ya~ Kyu. Nappeun!” Songjin menendang kaki panjang Kyuhyun.

Tidak terlalu kencang, tapi pasti cukup membuat nyeri karena Heels runcing sepatu Songjin yang mendepak tulang kering kaki Kyuhyun. Rasakan! Setidaknya, sebelum aku yang menonjoknya karena sikap kurang ajarnya secara langsung, terima saja dulu makanan pembukanya!

Mengejutkan untukku adalah bahwa Kyuhyun yang tampak garang denganku, dapat berangsur seperti agar-agar ketika telah berhadapan dengan Songjin, “Appo~” rengeknya dengan nada yang… AKH! Sungguh tidak pantas dengan reputasinya sebagai sosok pria cool dimata para wanita.

Songjin melotot pada Kyuhyun seperti memperingatkan sesuatu, entah apa maksud pandangan wanita itu hingga setelahnya Kyuhyun hanya dapat mengeluhkan Songjin yang menjambaki rambutnya brutal, “Sayang~ Tck, hentikan kau ingin membunuhku ya?” Erangnya bukan main manja. Astaga! aku tahu kelemahannya sekarang!

“kenapa kau tidak membawa wanita, Oppa?” Gyuwon mengalihkan pandangan kami dari pasangan yang sedang bertempur itu. “wanita? Tch! Wanita apa maksudmu?” cibirku malas.

“Yaah.. apa dirumah sakit tidak ada peawat sexy? Aku sering menonton di film rumah sakit menyimpan perawat sexy!” Siwon ikut bicara. Terlihat begitu antusias hingga kening Gyuwon bertekut kemudian,

“perawat sexy? Perawat sexy yang seperti apa? Difilm apa kau melihatnya?” cecar istrinya itu kemudian. Haha! Ini tontonan keren. dibandingkan dengan film yadong milik Eunhyuk, pertengkaran antar pasangan suami istri yang ditonton secara langsung adalah hal terkeren sedunia.

Dua pasangan suami istri didepanku sedang ribut dengan urusan masing-masing mereka. “aku tidak tahu ada wanita sexy lainnya selain, Songjin.” Ujarku tersenyum lebar.

Pasangan barbar itu segera terdiam. Pipi Songjin bersemu kemerahan setelah mendengar ucapanku dan Kyuhyun menggeram seperti bulldog yang mengamuk. “dan Eun Soo.” Aku melanjutkan kata-kataku.

Sayang sekali pasangan kekasih itu masih dalam masa berbunga-bunganya, hingga aku tidak mendapatkan pipi bersemu Eun Soo seperti biasanya, ketika wanita itu berada pada posisi malu-nya, sedangkan aku malah dihadiahi sorotan tajam pacarnya.

Sial!

Sekarang ada dua bulldog yang menyudutkanku setengah mati. nyawaku.. diambang batas.

“jadi menurutmu aku tidak Sexy?” Gyuwon menyela tidak terima karena tidak kumasukan dalam golongan wanita sexy menurut versiku. Aku mendecak berpura-pura berfikir sambil menggosoki daguku, “…… ngg..”  aku memperhatikan Gyuwon. Dari atas rambut hingga ujung kaki. Untung saja Siwon tidak gila seperti Kyuhyun. aku tahu pandangan seperti apa yang akan kudapatkan kalau aku melakukan hal yang sama kepada Songjin.

“tubuhmu bagus. Tapi—“

“tapi..?” Gyuwon tampak berapi. Mencondongkan tubuhnya kearahku antusias. Aku dan Siwon beradu pandang dan Siwon menggeleng sambil mengernyit seperti sedang merasakan lemon asam bukan main didalam lidahnya.

Tangan pria itu bergerak secara horizontal tepat didepan lehernya berkali-kali dan bergaya seperti ingin mati saja. aku terbahak melihatnya kemudian, namun Gyuwon tidak menyadarinya. Kalau dia sadar bagaimana ulah suaminya itu, Siwon sudah mati sejak lama ditangan Gyuwon.

Panggilan pada pesawat penerbangan kami telah berseru. Aku diselamatkan oleh suara dalan nan lembut wanita itu dari penjelasan yang bisa membuatku pingsan. “tapi sayangnya kita harus segera berangkat!” ujarku bangkit berdiri.

Tidak lama setelahnya, seluruh penumpang pada pesawat yang sama sepertinya ikut bangkit dan bersiap. “kau berhutang penjelasan padaku, dementor!!” runtuk Gyuwon tepat didepan wajahku.

Wanita itu tampak seperti tukang pukul versi wanita. Benar-benar tidak ada kewanitaannya sedikitpun, Ya Tuhan! “nyawamu dalam bahaya.” Siwon berbisik padaku lalu menganggukkan kepala berkali-kali membuat kalimatnya lebih terasa mencekam. “dan kau juga berhutang penjelasan padaku. Dementor!” Eunhyuk tiba-tiba mengatakan kalimat yang sama seperti yang Gyuwon katakan padaku. Cih!

Dan apaa-apaan itu! kenapa dia ikut-ikutan memanggilku Dementor? Dasar monyet sialan!

“kau berhutang ratusan tinjuan. Akan kupastiakan hidupmu terancam, dokter amis!” Kyuhyun bicara saat pria itu melewatiku. Sepertinya Songjin tidak mendengar ucapannya karena wanita itu sedang sibuk dengan ponselnya.

Seperti ingin melengkapi, si pria gorilla itu pun memberikan ancamannya padaku. tidak bicara apapun. tapi tatapannya menusuk sekali padaku, kenapa? Tidak bisa berbahasa Korea, Mister? Cih! kasihan sekali.

Bagus sekali pagiku diawali dengan nyawa yang terancam.

Author’s side

“jadi dia bukan seorang model?”

“Bukan.”

“mantan model?”

“Bukan.”

“… ng.. dia ar—“

omg, Luke Schdmit!!” Eun Soo mengerang sebal. Melepaskan earphone-nya dan menutup majalah Vogue-nya berapi. Menoleh pada kakak satu-satunya itu geram bukan main.

Sejak tadi, Luke bertanya tanya tentang Songjin. Jadi, apakah Songjin adalah seorang model? Model apa? Dari agensi mana? Dimana saja dia sudah bekerja? Apa menurutmu dia tertarik bekerja denganku? Demi Tuhan Luke sama sekali tidak bisa menutup mulutnya. satu pertanyaan lain yang sampai ditelinga Eun Soo, wanita itu entah akan melakukan apa selain menerjunkan diri dari pintu darurat secepatnya.

“Aku bertanya, Eun Soo. Aku bertanya. Kau hanya perlu menjawabnya saja!” dengus Luke juga nampak kesal dengan reaksi Eun Soo padanya. Seharusnya, adiknya itu tidak perlu semarah ini saat dia ingin menyayakan apa yang tidak diketahuinya. Memangnya dimana letak kesalahan dari bertanya hal yang tidak diketahui?

Pepatah malu bertanya sesat dijalan itu masih berlaku kan?

“Demi tuhan, apa kau adalah pria kesekian yang juga akan menjadi daftar musuh abadi Kyuhyun? Lusherk, Songjin sudah menikah. Dia sedang mengandung anak Kyuhyun. Kyuhyun itu Kyuhyun, tengok dan lihat pria setan itu! aku sudah mengenalkannya padamu kemarin kan? dia suami dari Songjin! Yang benar saja kau ini Luke!!”

Eun Soo mendengus bukan main kesalnya. Mengapa seluruh pria yang dikenalnya tertarik pada wanita yang sama? Bahkan ketika Songjin sedang dalam kondisi, fakta bahwa, Park Songjin telah bersuami! Dan terlihat menggelikan dengan tubuh menggelembung seperti itu karena mengandung, masih saja pria-pria ber-reaksi seperti ini!

“Songjin memang cantik aku paham tapi yang benar saja~!!” Eun Soo nyaris menggeram saking Jengah-nya. Pertama Lee Donghae, lalu apa sekarang kakaknya pun akan bersaing dengan setan, dan lelaki yang pernah disukainya itu?

Eh.. tunggu sebentar. Pernah?

Luke menggeleng berkali-kali menyanggah kalimat Eun Soo. Tangannya telah terlipat rapih didada. Mata hijaunya dibuatnya lagi melihat kearah Songjin yang duduk dua kursi di seberang belakangnya. “apa mereka selalu melakukan hal seperti itu?” gumam Luke bertanya setelah merasa cukup untuk memperhatikan Songjin saat ini. dia merasa tak enak kalau terus-terusan harus menoleh hanya demi melihat Songjin saja. dia tahu persis bagaimana Kyuhyun akan ber-reaksi jika ada pria dimanapun itu yang berani bermain-main dengan wanitanya itu.

Eun Soo menghela nafasnya panjang dan dengan terpaksa menoleh pada arah yang sama pada jarak pandang Luke tadi. Dilihatnya, Songjin sedang terduduk tegap dikursinya. Dan Kyuhyun sedang meletakan telinganya diperut wanita itu. seperti dia sudah dapat mendengar suara-suara, atau gerakan halus dari fetus yang baru berusia 16 minggu tersebut. keduanya tampak sangat bahagia seperti pasangan yang telah tak bertemu selama belasan tahun karena sang pria pergi perang ke jalur Gaza.

Kyuhyun tertawa lepas. Terlihat begitu menikmati aktifitasnya menciumi perut Songjin berkali-kali yang telah sedikit membesar. Dia terlihat begitu bahagia hanya dengan melakukan hal sederhana itu saja. setelahnya, bibir tebalnya lalu berangsur naik untuk melumat bibir istrinya tersebut dalam-dalam.

Sepertinya, aktifitas sederhana itu mampu menarik minat beberapa orang yang kebetulan sadar akan hal tersebut. seorang bocah yang ditaksir masih berusia belasan tahun mengabadaikan hal tersebut menggunakan kamera ponselnya. Beberapa pasangan yang juga melihat pun tampak berdecak iri atau tersenyum malu melihatnya.

Sebelum menjadi semakin kesal—entah karena apa, Eun Soo segera membalikkan tubuhnya lagi. “Haah—“ nafasnya keluar seperti naga.

“kalau kau ingin seperti itu, cepatlah menikah. Usiamu sudah lebih dari cukup untuk berkeluarga dan memiliki sepuluh anak.” Sindir Eun Soo membolak balik majalah miliknya secara brutal dan Luke menatap adiknya tak percaya. Wanita ini pasti sinting!

“Hey, aku ini pria. Menikah diusia senja pun tak masalah. Jangan bicarakan usia denganku, karena dengan alasan apapun, aku akan selalu menang. Bicarakan saja tentang hal lain seperti, Kenyataan bahwa kau adalah seorang wanita. Dan seperti pria normal lainnya,yang memiliki Sperma, kau memiliki kantung rahim. aku memiliki sperma yang tidak ada expired date-nya. dan begitulah kerja semua Sperma dipenjuru dunia manapun, mereka akan sama. Sperma bekerja seperti wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang panjang, sedangkan kau adalah Katung rahim. Kantung rahim itu seperti susu kotak. Memiliki expired date.” Potong Luke panjang tanpa jeda. Mulutnya lalu terbuka lagi tak lama, “lagipula, dengan alasan yang sama aku ini pria. Pria tak masalah kalau harus menikah terlambat. Sedangkan kau wanita. Dan lihat, berapa usiamu sekarang? wanita disekitarmu, dengan usia yang sama denganmu, mereka telah memiliki dua sampai tiga anak. sekarang, mana anakmu? Cih! pacar-pun tidak ada.” Sindir Luke menampar.

Seakan tidak terima dengan ejekan yang memiliki nilai keakuratan fakta kompoisisi kebenaran nyaris 100%, Eun Soo masih juga mendengus seperti naga. Merasa tidak terima. Sekarang dia membuat tubuhnya memutar sempurna, menoleh pada Luke. “Hey Oger sok tampan, dengar ya.. kau ini kan kaukasian. Kenapa cara pemikiranmu sama seperti Asia? Di Eropa, usiaku ini masih terbilang sangat muda. Aku baru saja menapaki karirku! Jadi aku tidak ada masalah dengan pertanyaan ‘kapan aku menikah’. Itu adalah hal yang masih sangat lama yang bisa kulakukan. Aku bisa menundanya. Jangan asal bicara Tuan!”

“Nona, tapi kita tidak sedang di Eropa. Dan hidupmu, juga aku, berada di Asia, jadi jangan salahkan aku kalau aku berfikiran sama seperti kebanyakan Masyarakat Asia lainnya! Lagipula, aku tidak pernah tahu lagi bagaimana rasanya menjadi Rakyat Eropa dibalik ras asalku. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya makan pagi dengan roti!”

“Nah, kalau begitu bagus! Kau akan merasakannya lagi setelah ini. lalu kau tidak perlu mengatakan aku adalah perawan tua karena belum menikah diusia-ku seperti ini!”

“Sayangnya perutku sudah terancang sekian lama untuk sarapan dengan nasi dan kimchi, jadi kalau aku tidak mendapatkan nasi dan kimchi-ku nanti, kau satu-satunya orang yang akan kuseret untuk mencarikanku Nasi dan Kimchi!”

“Luke! Oh, Come on. kita tidak sedang membicarakan Nasi dan Kimchi! Kenapa jadi kesana? Kau ini!!” Eun Soo mengerang frustasi. Dari topic awal pembicaraan mereka, ini sudah melenceng jauh sekali. ada apa hubungannya menikah dan batas usia dengan Nasi Kimchi dan sarapan pagi dengan roti? Aish~

Keduanya terdiam selama beberapa saat. Eun Soo kembali pada posisinya semula. Majalah Vogue-nya diletakan asal pada meja kecil disampingnya. dia sudah tidak berminat untuk melihat apa yang Gucci keluarkan untuk koleksi pertengahan musim dinginnya nanti, dan memilih menonton gumpalan awan putih disampingnya dari jendela, “aku serius, Eun Soo.” Suara berat Luke menghancurkan keheningan diantara mereka.

“Usiamu bukan lagi usia yang pantas untuk bermain-main dengan pilihan pasangan hidup. dapatkan yang tepat dan segeralah menikah. Kau 26  tahun yang sedikit lagi akan menjadi 27 tahun Eun Soo! Tiga tahun lagi 30! Dan kau adalah seorang wanita!”

Eun Soo mendesis mendengar kata-kata Luke. rasanya geli dan lucu mendengar seorang lajang, dengan usia sepantasnya menikah berbicara dan memaksa untuk orang lain agar segera menaggalkan status lajangnya sedangkan yang berbicara sendiri adalah seorang lajang. Bukankah mereka tampak seperti dua orang idiot yang sedang berdebat siapa yang lebih idiot?

“dan aku memiliki kantung rahim.” Geram Eun Soo pelan. lebih tepat kepada dirinya sendiri. bicara dengan nada seperti menyesal bahwa dia dilahirkan sebagai seorang wanita dan memiliki kantung rahim, bukannya sperma.

“ya. dan kau memiliki kantung rahim. Pikirkanlah dengan serius. hidup ini memang tidak bisa dibuat selalu serius, tapi bukan berarti kau tidak serius dengan hidupmu. kau hanya hidup satu kali. Lakukanlah semuanya secara tersusun rapih. Right on the track. Terjadwal, buat semuanya berjalan tanpa kau merasa bahwa kau memiliki batasan-batasan waktu untuk melakukan banyak hal dalam hidupmu.”

Luke tersenyum kecut kepada Eun Soo ketika wanita itu menolehkan wajah menatap pria berambut emas-pirang tersebut, “jangan jadi sepertiku. Kau memiliki banyak pilihan dan kesempatan.”

Sesaat Eun Soo hanya dapat terdiam. Termenung memikirkan kata-kata Luke yang mampu membuatnya berfikir dua kali tentang teori menikah dalam hidupnya. Menurutnya, menikah adalah hal yang sacral, yang hanya bisa dilakukan satu kali dalam seumur hidup. Jadi dengan alasan tersebut, jelas sekali bahwa menikah adalah hal yang harus dipikirkan matang-matang dengan sangat tepat.

Dan mendapatkan hal yang tepat, biasanya memerlukan waktu. Biarpun kesempatan itu ada, jika waktunya belum tepat, semua tidak akan berjalan dengan benar. Daripada memaksa dan malah menghasilkan kegagalan yang menyeramkan, sepertinya tak masalah kalau dilakukan terlambat, atau malah sangat terlambat, namun akan memiliki tingkat keberhasilan yang sempurna.

Ditengah segala pemikirannya, sesosok wajah tak asing melintasi kepala Eun Soo. Dia teringat akan seseorang yang pernah dikenalnya, walau tidak dekat, “Lusherk, kenapa kau meninggalkan Hanna Eonni?” Eun Soo bertanya serius. menggunakan nada ter-rendahnya untuk memberikan penekanan bahwa dia sedang berbicara serius. sedangkan setelah mendengar nama Mantan istrinya—wanita yang telah dinikai Luke selama tiga setengah tahun itu dulu dua tahun lalu, wajah pria tampan itu menjadi suram. Lesu dan sekian banyak gambaran buruk lain, yang tidak dapat diutarakan berarti apa. “aku tidak meninggalkannya, Eun Soo. Dia yang meninggalkanku.” Ujar Luke sedih.

“kau pasti melakukan kesalahan. Fatal. Tidak ada wanita yang begitu menggilai pasangannya, lalu meninggalkan pasangannya begitu saja seperti tidak pernah ada cinta lagi diantara mereka. sesuatu pasti terjadi, aku benar kan? Jika itu diawali oleh hal baik, maka akan selamanya menjadi baik.”

“yeah. Memang aku yang salah. saat itu aku hanya..Hm.. bersalah.” Luke mengangguk yakin. Menyetujui kalimat Eun Soo padanya, sebelumnya. Dia tidak butuh penyangkalan lain mengapa Lee Hanna meninggalkannya seperti itu.

“Hanya saja, apa semua kesalahan bersifat permanen? Apa tidak ada kesalahan yang dapat termaafkan? Kukira.. Tuhan pun maha pemaaf.” Luke merunduk sedih.

“Masalahnya, Luke, kita bukan tuhan. kita hanya seorang manusia biasa yang memiliki keterbatasan untuk memaklumi segala hal yang terasa menyakitkan. Bukannya tidak termaafkan. Hanya saja, maaf tidak bekerja semudah pengucapannya. Haah—kau bahkan tahu sendiri, mengucapkan maaf pun tidak semudah itu. Jadi sebenarnya maaf tidak hanya sekedar maaf. Dengan mengucapkan maaf, tidak akan langsung membuat luka itu sembuh. Butuh waktu untuk meredakan sakitnya. Itu belum termasuk dengan rasa nyeri yang selalu muncul, saat tanpa sengaja kesalahan yang menyakitkan itu melintas lagi. atau hal yang membuat rasa sakit itu ada, kembali muncul sengaja atau tidak. maka lubang itu akan mengaga lagi. terasa perih lagi. sesak lagi. dan kadang, butuh waktu dari awal lagi untuk memulai penyembuhannya.”

Luke Terdiam. Berapa usia adiknya ini? 26? Kenapa sekarang terdengar seperti wanita berusia 50-an? “Ah~ kau seperti berpengalaman!”

“aku berteman dengan banyak hal menyakitkan selama ini.” Eun Soo menggidikan bahu asal sambil mencebikan bibir bawahnya dan tertawa seakan pernyataannya itu adalah hal lucu. Terlucu yang telinganya dapat dengar seharian ini.

“Well said, Honey.” Luke ikut tertawa. Mengacak rambut Eun Soo hingga membuat wanita tinggi itu sebal karena tatanan rambutnya menjadi kacau lagi dan lagi. “dan tentang Songjin…”

Eun Soo memutar bola matanya malas. Songjin? Lagi? Astaga! kakaknya ini tidak akan menyerah ya sepertinya! “dia tidak hanya cantik. Tapi juga manis. Kau tahu, wanita manis itu lebih menyenangkan untuk dipandang karena tampak tidak membosankan. Sedangkan wanita cantik. Dilihat bagaimanapun akan sama saja hasilnya. Hanya cantik. Itu akan terlihat perbedaannya yang menonjol jika dianalogikan seperti orang cerdas melawan orang rajin. Orang cerdas akan kalah dengan orang rajin karena orang rajin berusaha lebih banyak dibandingkan orang cerdas. Orang cerdas akan tetap seperti itu karena dia tahu dia cerdas. maka dia telah merasa cukup dan tidak perlu menambah apapun lagi karena sudah dia cerdas!”

“Haah—“ bola mata Eun Soo berputar jengah, “whatever!” dia mengibaskan tangannya di udara dan memasang kembali plug- earphone miliknya, Namun terhenti karena Luke mendepak dengan seenaknya, “Hey, aku ingin tanya lagi”

“Bayar! 1 juta dollar setiap pertanyaan!!” dengus Eun Soo kesal.

“Eish~” Luke menjitak kepala adiknya kencang hingga Eun Soo mengaduh kesakitan. “ada apa.. sebenarnya… antara kau dan pria itu? apa yang terjadi. There’s must be something right?” Luke menyipit curiga.

Mata Eun Soo mengikuti kemana arah jemari Luke mengarah. Donghae. Lee Donghae!

“K—kenapa memangnya??” Eun Soo menjadi panic sedetik kemudian.  Dan dengan tingkat kepanikan seperti itu, Luke dapat mencium aroma tak beres dari adiknya lagi.

“apa dia… pacarmu?”

“What? Noooo!!”

“ex-boyfriend?

Hah? Noo! Hell No!”

“So What?”

“he.. just.. he’s a friend.”

“a.. friend?” Luke semakin menyipitkan matanya penuh selidik. “a friend?” ulangnya berkali. Memberikan tanda kutip dengan kedua jarinya saat bicara teman, dan menggunakan nada sarkas untuk menampar wajah Eun Soo.

“Luke~ Please.”

“I Know it!! There must be SOMETHING!” Luke terlihat menang dan begitu senang mendapati wajah putus asa Eun Soo. “tidak mungkin tidak ada apa-apa, dan pria itu bertingkah aneh sejak tadi.”

“Aneh?” dahi Eun Soo bergelombang. “maksudmu?”

“Yeah. Aku tidak pernah melihat ‘teman’ yang tampak begitu penasaran dengan kondisi temannya sampai bolak-balik ke toilet hanya untuk melihat wajahnya saja tapi setelah berhadapan tidak mampu melihat sama sekali dan malah merunduk seperti para gadis saat bertemu orang yang mereka sukai secara diam-diam. lucu sekali.”

“bolak-balik??”

“Yeah. Pria pendek itu sudah 4 kali bolak-balik melewati kita. ke toilet.”

“kau menghitungnya?”

Tch! Ya, tentu saja! awalnya aku tidak perduli, tapi dia bersikap aneh seperti teroris! Aku kira dia terkena penyakit pencernaan atau apa. Awalnya aku kasihan dengannya, tapi lama-lama aku mulai sadar ada yang tidak beres dengannya. Entah dengannya, denganmu, atau malah kalian berdua. Aku jadi penasaran, apa yang terjadi diantara kalian, hah? Ayo cerita!”

“Sudahlah. Bukan kisah yang menarik. Tidak berakhir bahagia juga.” Eun Soo merunduk sayu. Dia lalu menoleh, memperhatikan gumpalan awan lagi, mencoba mengalihkan isi kepalanya yang sedang memutar bagaimana Donghae meneriakinya bagai pencuri saat terakhir kali mereka berada dirumah sakit ketika itu.

Bagaimana Donghae mengatainya, memakinya, membuatnya merasa bodoh dan tidak berguna, tepat didepan banyak orang. Membuatnya tampak konyol. Membuat gelar Master dari pendidikan hukum yang dimilikinya tampak tidak berarti karena selama satu tahun penuh menjadi wanita dengan kepala tanpa berisi otak, yang terima begitu saja diperlakukan tidak semestinya oleh seorang pria.

Rasa sesaknya, masih terasa nyata. Dan perihnya. Belum lagi nyeri yang seperti tidak mau berhenti membuat hati Eun Soo seakan berdenyut ngilu.

Aigoo~ adikku, tidak semua kisah menarik berakhir dengan bahagia. Ayolah, ceritakan padaku. apa yang sebenarnya terjadi. aku penasaran.” Luke merengek seperti bocah. Benar-benar tidak cocok dengan pembawaannya yang sudah berusia seperti saat ini.

“Lusherk..No.”

“Please..”

“No no no.”

“Please please!”

Desahan hebusan nafas berat Eun Soo kembali menandakan bawa wanita tinggi itu menyerah dan senyuman tinggi terlukis jelas pada wajah Luke. “So?” pria berhidung mancung itu sudah siap dengan posisi ternyamannya untuk mendengarkan kisah panjang percintaan Adiknya.

“Once Upon a time. There’s a prince charming with his white horse… coming—“

Nah, Please..” Eun Soo kembali tertawa canggung sambil mengibaskan tangannya diudara. Kilat kuku cantiknya terjeplak diudara membuat suatu sinar tersendiri. Cantik. Namun setelah melaukan aksi-sok-penyangkalan nya tadi, Eun Soo terdiam menutup mulutnya dan tidak mengatakan satu patah katapun lagi. wanita itu tampak termenung, sibuk dengan isi kepalanya sendiri.

“lost your witty words, sassy girl?” Luke tersenyum sinis setelahnya. Menyadarkan Eun Soo dari lamunannya yang panjang. “Nah.. it’s just..” Eun Soo kembali bungkam. Entah termenung atau berfikir, wajahnya benar-benar tak terbaca.

“bisa kita ganti bagian berkuda putihnya? Ini 2013, nyaris 2014 omong-omong. Bukan 213 sebelum masehi yang harus menggunakan kuda kemana-mana. Kasihan pangeran-pangeran itu kalau harus selalu datang terlambat karena menaiki kuda.” Komentar sarkas Eun Soo membuat Luke terbahak kencang.

“Oh My… Eun Soo..Okay Okay!  Well.. So?”

“We changed the White horse part into Lamborghini, deal?”

“wow, so he drive a Lamborghini?” Luke terkesima sesaat. Melogo bagai orang tolol.

“No. but in my eyes, yes.”

“woah.. you really fall in love, sist.”

Nah.” Eun Soo menyanggah lagi. memasang wajah yang mengencang serius. “it’s fall in hate.”

Kim Eun Soo’s side

18 Jam perjalanan mampu membuat bokongku menjadi kaku. Untunglah aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini. bepergian, stuck ditempat membosankan dalam waktu yang tak singkat, bukan hal asing lagi bagiku.

But indeed, not with my brother. pria itu tidak terbiasa dengan hal semacam ini kecuali ketika dia diharuskan pulang untuk mengunjungi peter, yang akan memakan waktu penerbangan selama 24 Jam. Lebih lama dari ini sebenarnya. tapi itu tidak dilakukannya setiap minggu atau bulan. Dan kurasa, penerbangan terlamanya yang rutin dilakukannya hanyalah penerbangan antar Korea-Jepang, atau Korea-China, yang paling tidak hanya memakan waktu 4 sampai 5 Jam saja.

Jam tidurku bahkan lebih lama dari penerbangan ke dua Negara itu, Cih! 

“Tsk, I Hate Plane!” Luke berseru sambil merenggangkan tubunya. Dia terlihat kacau seperti dia baru saja menaiki pesawat murahan dengan kelas Ekonomi yang memiliki kursi berdekatan, yang membuatnya merasa tidak dapat bergerak karena jarak kursi yang terlampau sempit, dan jelas tak nyaman.

Dia seperti menghina Kyuhyun saja. padahal setan itu memberikan sebuah transportasi pesawat komersial terbaik yang pernah bumi ini miliki dengan kelas terbaik. First Class. Dan pelayanan terbaik, ter-maximal dari seluruh penerbangan yang pernah aku tumpangi selama hidupku.

Tidak main-main juga sepertinya bocah itu saat ini. aku tidak tahu berapa dana yang dikeluarkannya untuk hal seperti ini saja. tapi dengan ini, aku menjadi semakin yakin dengan segala pemikiranku selama ini bahwa dompet si setan itu pasti tebal bukan main.

Belum lagi Resort yang akan menjadi topic utama dalam perjalan kami kali ini. bukan main-main mewahnya. Sekarang aku baru mengerti, mengapa Kyuhyun menamainya Lyx. Dalam Bahasa Swedish, Lyx berarti mewah. Luxury. Dan deksripsi dari kata mewah itu tidak pernah melintas sedikitpun pada bayanganku.

Hal yang membuatku tercengang bukan main. Bahkan sejak pertama sebuah Limo yang menjemput kami dibandara, membuat segalanya terlihat mengaggumkan. Lalu saat sampai, aku dihadapkan pada sebuah bangunan megah bergaya mediteranian dengan ukiran classic yang kuarsa dipesannya secara Khusus, dan pemandangan yang luar biasa menakjubkan benar-benar mendukung.

Setan itu seakan membeli sebagian pantai dipulau ini, karena menjadikan pantai disini sebagai wilayah Khusus resort ini, karena pantai, menjadi pemandangan lepas sejauh mata memandang. Entah berapa triliyun yang dirogohnya untuk membuat tempat ini terlihat begini mengaggumkan.

Tempat ini masih tertutup untuk umum. Hanya undangan khusus saja yang dapat masuk dan menikamti fasilitas luar biasa keren disini. hal itu membuat tempat ini tampak semakin lengang karena ukuran yang besarnya bukan main, namun hanya terisi oleh beberapa kepala saja.

Sepertinya, belum semua tamu yang diundang datang. Mungkin besok malam sampai pagi nanti mereka baru tiba. Kami sepertinya tamu kloter pertama yang hadir. Sesampainya kami disini, ratusan pekerja menyambut kami. With too much party, but still look soooooooo cool and awesome at the same time.

Tarian dari wanita-wanita pantai seperti lady Hawaiian, dengan rok dedaunan dan payudara yang hanya tertutupi oleh dua bilah batok kelapa saja. well, thanks to Kyuhyun for that things. I Know someone who enjoyed that dancing so much. Yeah, it’s Luke Schdmit! Who else?

Lalu permaian api dan berbagai macam atraksi lainnya. Tundukan hormat seluruh pekerja disini yang menyambut kami saat kami memasuki tempat ini menjuju lobby. Well— I think that evil do the right thing now. I can tell, this is more than awesome. Indeed.

Aku tidak akan protes saat tahu bahwa Songjin dan Kyuhyun mendapatkan ruangan berkelas President suite pada tempat ini. mereka si pemeran utama! Lagipula, aku masih tidak habis pikir, jika saja kelas kamar yang digunakan pasangan barbar itu adalah President Suite, lalu apa namanya kamarku ini?

Bukankah kelas President Suite adalah kelas tertinggi dalam sebuah Resort? Lalu kamarku ini apa namanya?

Kamar-kamar di Resort ini terbagi menjadi dua. Didalam gedung dan diluar. didalam gedung adalah kamar dengan lantai yang tersusun secara rapih. Tertata. Naik dan turun menggunakan tangga serta lift, sedangkan kelas lebih tinggi berupa bilik-bilik rumah. Satu persatu yang terpisah satu sama lain dengan jarak yang acak. Tidak terstruktur.

Kami semua mendapatkan kamar pada bilik rumah-rumah mungil itu. atau.. lupakan kata mungil yang kugunakan. Dari luar saja terlihat mungil. Ternyata dalamnya tidak semungil yang kukira.

Dan hal menakjubkan lainnya adalah backyard yang langsung tertuju pada laut. Bahkan tangga halaman belakang kami, telah ter-rendam setengah oleh air laut. Dan setiap bilik memiliki perahu dayung kayu yang dapat digunakan jika saja kami ingin berjalan-jalan disekitaran lautan.

Yeah. Even There’s a boat. A-boat!

Terdapat dua kamar didalam bilik-ku. sepertinya Kyuhyun tahu bahwa aku tidak mungkin tidur bersama walaupun Lusherk adalah kakaku. Yeah, kadang memang benar. pria bermarga Cho itu cukup pintar dalam menangkap hal yang bahkan belum terucap.

Seluruh aksesori dan furniture didalam bilik ini begitu menjelaskan rumah pantai sekali. cool, elegan, classy, fabulous, and beautiful at the same time. How I can describe this more than awesome places? Geez!

Dengan penjabaran seperti itu saja, aku tidak dapat membayangkan lagi bagaimana kamar yang pasangan barbar itu gunakan? Kamar yang katanya, President Suite itu? bagiku, kamar ku ini pantas disebut sebagai President Suit. Lalu kalau kamarku ini saja sudah pantas disebut sebagai President Suite, bagaimana dengan kamar mereka?

Triple Crown President super suite? Haah—He really gone insane!

Sementara aku masih menikmati pemandangan halaman belakang kamarku setelah pertama kalinya kami memasuki bilik ini, dan Luke yang mengeluhkan tubuhnya pegal bukan main, pria itu langsung menuju kamar mandi dan berkata ingin bersantai ala ‘Luke Schdmit’ yang kurasa adalah berendam di Bathtube sampai keriput. Dasar!

Dari tempatku saat ini, aku dapat melihat bilik-bilik lainnya. Lampu-lampu dari obor, mereka berpendar sangat cantik ditengah lautan seperti ini. Bilik Kyuhyun – Songjin berada terjauh. Memiliki jarak tujuh bilik dari tempatku.

Sedangkan bilik terdekat dari tempatku adalah milik Siwon dan Gyuwon. Lalu disisi lain kananku, terdapat bilik Lee Donghae dan parter kencan-nya. selang dua bilik dari tempat mereka, adalah bilik yang telah disiapkan untuk orang tua Kyuhyun dan Siwon. Lalu disampingnya adalah milik Ibu Songjin, Park Aeri.

Mereka para orang tua belum datang. Kurasa mereka akan datang terlambat nanti.

Dari jauh tempatku, aku dapat melihat dengan jelas Kyuhyun dan Songjin yang entah sedang melakukan apa, namun mereka tampak seperti biasa. mungkin perang lagi. entah kali ini siapa yang memulai.

Kyuhyun sedang habis dipukuli oleh Songjin dan pria itu hanya dapat melindungi dirinya sendiri sambil berjongkok didekat tangga dan kapal. Mungkin menurutnya itu adalah tempat stategis yang bisa didapati, kalau saja Songjin mulai menyerangnya lebih ganas, Kyuhyun dapat menggunakan kapal dayung itu untuk kabur.

Benar-benar pemandangan yang berbanding terbalik 180o dari yang kulihat dipesawat tadi. Astaga!

“itu pasti karena Kyuhyun membuat salah satu penyambutan dengan menggunakan Lady Hawaiian sexy tadi menari didepan wajahnya.” Gelak Siwon terkekeh geli. Kami sama-sama memperhatikan pasangan itu dari tempat kami masing-masing dan tertawa puas bersama.

Entah mengapa, kami tampak sangat senang melihat Kyuhyun dihabisi oleh Songjin seperti itu. hal menyenangkan lainnya adalah Kyuhyun yang tampak terintimidasi dan hanya dapat diam tidak bergerak. “dia bisa kabur kan? dia terlalu pasrah sebagai seorang suami.” Tiba-tiba Donghae ikut menimpali. Entah sejak kapan pria itu muncul. Benar-benar mengejutkan.

“bukan pasrah, Dementor. Dia hanya terlalu cinta hingga sampai tolol.” Gyuwon tak lama ikut muncul—bersuara.

Sebenarnya, aku masih agak kurang paham mengapa Gyuwon memanggil Donghae dengan sebutan Dementor? Sejak dulu, jika wanita itu membicarakan Donghae, sebutan Dementor lebih sering digunakannya untuk memanggil Donghae.

Yang kutahu, Dementor itu adalah sosok dalam kisah Harry Potter yang tugasnya adalah menjaga penjara Azkaban dan mampu menyerap kebahagiaan orang lain sebagai sumber kekuatan mereka. Memangnya Donghae separah itu ya?

Untuk sepersekian detik, pernyataan Gyuwon membuat aku merasa seperti tertampar. Entah apa hanya karena aku saja yang terlalu sensitive, atau memang itu sebenarnya hanyalah sebuah kalimat tak bermakna yang tanpa sengaja telingaku tangkap dan menjadi special.

Special karena membuat sesuatu didalam tubuhku terasa bagai diremas. Dan lubang itu sepertinya sedikit terbuka lagi. Terlalu cinta hingga sampai tolol? Ah Sialan.

Aku hanya tertawa canggung untuk menutupi rasa aneh dari efek yang timbul dari kata-kata Gyuwon. Sedangkan Siwon, Gyuwon dan Donghae hanya tertawa menanggapinya.

“lagipula, tidak semua masalah selesai dengan kabur. Seperti  bocah saja. Kau tahu? hadapi saja se-menyebalkan apapun itu.” Siwon mendengus kemudian. Menatap kedepan. Menonton Kyuhyun yang masih juga mendapatkan serangan brutal dari Songjin. Gila—wanita itu seperti memiliki tenaga extra untuk melakukan hal semelelahkan itu, ya? benar-benar tenaga kuda!

“Hey, Luke tidur?”

“..tidak. tidak sepertinya tidak.” sahutku. Menoleh kebelakang untuk mengecek keberadaan Oger hijau itu yang agak mengkhawatirkan. Aku tidak mendengar suara apapun lagi setelah pria itu berkata ingin mandi. apa jangan-jangan, dia terpeleset didalam kamar mandi dan pingsan? “ada apa?” aku kembali menoleh kekiri lagi. pada Siwon dan Gyuwon.

“ada sedikit keperluan dengannya.” Jelas Siwon santai. “apa aku boleh masuk?” dia bertanya sopan. Seperti aku akan mencakarnya kalau-kalau dia masuk tanpa seizinku saat ini. kunaikan satu alisku tinggi mendengarnya bicara seperti itu. seperti kami baru saling mengenal saja.

“mana kutahu, mungkin saja kau mamiliki rencana ingin mandi bersama dengannya setelah ini~” Siwon terbahak meledek. Pria itu lalu melenggang pergi masuk kedalam biliknya, dan dalam setengah menit sudah berada dibilikku. Masuk melalui pintu depan yang belum kututup.

“Lihat, setelah bertengkar. Mereka bermesraan secepat itu.” Gyuwon menunjuk kearah depan kami dan kami mendapati pasangan barbar itu tengah saling melumat bibir penuh nafsu. Sial. Harus sekali ya dipertontonkan seperti itu?

“apa itu ritual mereka?” Donghae mendengus sebal. Terlihat jelas bahwa pria itu sedang kesal setengah mati melihatnya. Tapi untuk alasan sebesar itupun, hal seperti itu tidak membuatnya angkat kaki agar tidak melihat pemandangan itu.

“aku tidak dapat mengatakan iya. mereka pasangan random. Tidak memiliki alur yang tepat. Tapi yang dapat kupastikan adalah, mereka tidak akan pernah bertengkar lebih dari 24Jam. Iris telingaku kalau mereka tahan berdiam-diam selama itu! Hah!”

Aku tertawa mendengar Gyuwon menjelaskan betapa konyolnya Kyuhyun dan Songjin. Dia seperti iri dengan kenyataan yang sekarang semua orang telah paham akan hal tersebut. lebih tepatnya, kukira Kyuhyun yang tidak akan tahan jika berdiam lama-lama dengan Songjin.

Entah tak tahan karena tidak saling bicara, atau tidak tahan ingin menyerang istrinya itu. dasar pria. Selalu saja sex yang menjadi tujuan akhir.

Dan seperti yang kukatakan, pasangan itu sekarang sudah berganti posisi dengan Kyuhyun yang menggendong Songjin seperti wanita itu adalah seekor koala. Satu tangannya menahan belakang kepala wanita itu sambil terus melumat, dan satunya lagi menahan bobot Songjin pada pahanya.

Paha. Ya. Paha. Jelas dia tahu diamana tangannya senang berada. It’s a man typical! Tak lama setelahnya, Kyuhyun berjalan masuk kedalam biliknya. Menutup pintu secara asal menggunakan kakinya dengan cara memendangnya begitu saja. dan aku tidak tahu lagi apa yang akan terjadi setelahnya.

Oh, tidak. mungkin sebenarnya aku tahu. aku hanya tidak mau tahu saja karena itu bukan urusanku, Haah—

“dan mereka mengakhirinya diranjang.” Seru Gyuwon tak kalah jengahnya sama sepertiku. “Pria.” seruku dan Gyuwon bersamaan, membuat kami kemudian tertawa. Dan satu-satunya pria yang ikut bersama percakapan kami disini meraung tidak terima, “Hey! Aku ini pria! Kalian belum buta kan?” dengus Donghae tidak terima.

Gyuwon mengibaskan tangan malas kepada pria disebrang sana, lalu meleletkan lidah dan masuk kedalam biliknya tidak perduli, setelah mengerang bahwa dia merasa sangat lelah.

Aku tidak mungkin terjebak disini hanya bersama pria itu. Tak lama, aku ikut melakukan hal yang sama. Mungkin ikut dalam percakapan Siwon dan Lusherk lebih baik dibandingkan stuck bersama dengan Pak Dokter itu. aku tidak tahu akan seperti apa jadinya.

Namun rencanaku tidak berjalan dengan semestinya. Donghae sudah memanggilku berkali-kali setelah aku melangkahkan satu kali kakiku kebelakang, “Eun Soo! Tunggu dulu!”

Aku menoleh malas. mau tidak mau. aku tidak ingin terlihat kurang ajar dengan mengabaikan orang yang sedang berbicara denganku seperti yang pria itu dulu sering lakukan padaku. aku hanya ingin membuktikan bahwa aku berbeda dengannya. “Hng?”

“Bisa kita bicara?”

Aku menimbang ini dan itu. kemungkinan sesuatu yang buruk dan baik secara presentase, yang mana yang berada paling tinggi, dan akal sehatku mengatakan tidak. maka aku membuat senyuman seramah yang dapat kubuat walau rasanya sangat aneh karena memaksakan sesuatu yang tidak semestinya terjadi itu ternyata tidak nyaman. “sudah pagi buta. Kenapa tidak nanti saja? aku sedikit lelah.. sebenarnya.” ujarku.

Namun Donghae langsung memotong dengan begitu cepatnya, “tidak. tidak. tidak. kita harus bicara. Ini penting!” ujarnya memaksa. Wajahnya terlihat sama sekali tidak santai. tidak seperti sebelumnya saat kami berbicara ringan dengan Gyuwon.

“later, Okay?”

“Tidak. sekarang!”

“Hey!”

“aku serius, Eun Soo!” Donghae menatapku tajam. Dia pikir dia itu siapa bisa melakukan hal yang diinginkannya terhadap orang lain semaunya begitu saja?

“Besok!” aku menekan harga mati dan kembali masuk kedalam bilikku. Teriakan dari suara Khas membuatku berhenti berjalan lagi, “Kau tidak harus melakukannya kan? kau tidak boleh melakukannya! pindah kamar, Eun Soo! Itu tidak baik!” serunya mengejutkan. Nadanya lebih tepat dapat kutakan bahwa dia sedang memaksakan sesuatu. Pindah kamar? Maksudnya? Dia ini aneh!

Aku menoleh dan memandangnya bingung, namun Donghae mendesis sinis padaku, “aku tidak perduli, telah sejauh apa hubunganmu dengan pacarmu, tapi tinggal bersama dalam satu atap tanpa memiliki hubungan yang pasti bukanlah hal yang baik. kalian bukan keluarga. Bukan juga suami-istri. Kalian pikir karena kalian penganut teori hubungan easy going ala masyarakat eropa, lalu kalian bisa melakuan hal seperti itu?”

Keningku berkerut memikirkan kata-katanya. Mencerna. Tapi sejauh ini, aku masih belum mengerti maksud ucapannya. Aku hanya dapat menangkap bahwa Donghae sedang berbicara dengan menggebu dan terburu-buru. “melakukan seperti itu melakukan apa maksudmu?” torehku, tidak dapat menutupi rasa tak mengertiku.

“kalian TIDAK BOLEH berada dalam satu atap yang sama! PINDAH SEKARANG! kita bertukar saja! biar aku dan temanku yang disana bersama dengan pacarmu dan kau disini? atau.. aku harus bicara dengan Kyuhyun sekarang, agar memberikanmu kamar lain?”

Well—kurasa pria itu sedang bercinta, kalau kau tidak melihatnya tadi.” geramku kesal. Dia ini tahu apa? Lagi pula apa urusannya kali ini? terserah aku ingin melakukan apapun!

“Yeah, dan kau akan menyusulnya sebentar lagi dengan pacarmu bukan?” desisnya semakin sinis dan menusuk.

“HEY! WATCH OUT YOUR SASSY MOUTH!”

“Haah— tidak perlu berteriak padaku, Eun Soo. Aku tidak bodoh. kau pikir apa gunanya berada dalam satu atap yang sama kalau tidak karena alasan itu juga? aku ini tidak bodoh Eun Soo. Tidak sama sekali. dan Jangan berlagak polos seakan kau tidak tahu apa-apa. Kau bukan orang bodoh.”

Aku memejamkan mataku dan menarik nafasku dalam-dalam. Disaat seperti inilah latihan Yoga dan Chi, yang selalu aku lakukan seminggu tiga kali itu berguna!

“Lee Donghae-ssi, dengar, begini, sebenarnya aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu, tapi setahuku hal ini bukan urusanmu. Ini hidupku. Perkara aku akan melakukan apapun atas diriku, bahkan tubuhku, dengan siapapun yang kumau, bahkan dengan gelandangan dipinggir jalan sekalipun yang tak kukenal, itu pun urusanku. Kau orang luar, tidak berhak mengatur apapaun. Kau hanya dapat berkomentar dan menilai. Hanya sebatas itu. jadi tolong sedikit tahu diri dengan batasanmu, Okay?”

Haah—apa bedanya kalau begitu kau dengan wanita bayaran?” pekiknya semakin kencang. mataku membelak hebat. Terbuka pada kapasitas maximalnya. Dia baru saja menyamakanku dengan… pelacur?

“KAU—Arrrgh!!” tangaku melengkung membuat cakarannya sendiri. aku butuh samsak tinju! Aku butuh… alat pengikirku! Aku butuh tempat untuk mencakar sesuatu! Aku butuh sesuatu untuk kulempar sekarang juga!!

Author’s side

Donghae memakan sarapan paginya dengan sama sekali tidak bernafsu. Roti perancis dan sup jagung yang diambilnya sama sekali belum disentuhnya. Dokter bedah otak itu hanya meminum kopinya saja sedari tadi, sambil memandangi geram Luke dan Eun Soo beberapa meja didepannya.

Berbanding terbalik dengan Eunhyuk yang seakan tidak ingin melewatkan kesempatan mendapatkan makanan gratis enak dan melimpah, dokter anak itu mengambil hampir setiap menu yang disediakan bagi mereka.

Terang saja. pengunjung di resort ini hanya mereka saja karena tempat ini masih tertutup untuk umum, sedangkan makanan yang tersedia luar biasa banyak dan dengan menu yang tidak main-main.

Donghae lalu melirik meja tidak jauh dari Eun Soo dan Luke. di meja lainnya itu terdapat Siwon, Gyuwon dan Songjin. Kyuhyun tidak terlihat batang hidungnya ditempat ini. sepertinya pria itu cukup sibuk karena pagi tadi Donghae mendapati Kyuhyun sudah menggunakan pakaian resminya dan pergi dengan limo bersama Henry, Min Ji dan seorang wanita berambut panjang yang belum dia ketahui namanya.

Wajah Songjin tampak lesu. Wanita itu bahkan masih memiliki wajah bantal. Terlihat sangat jelas bagaimana Songjin kurang tidur. Kantung mata memang belum ada namun wajahnya menggambarkan kelelahan teramat sangat.

Tanpa disadari oleh dirinya sendiri, Donghae menggeram mendapati hal tersebut membuatnya kesal. Kyuhyun selalu membuat Songjin berada pada posisi menyulitkan! Pria itu pasti tidak memberikan waktu bagi Songjin untuk sekedar tidur, beristirahat. Dia pasti menyerangnya habis-habisan sampai Songjin terlihat seperti itu.

Entah mengapa, kali ini Donghae merasa ingin sekali membuat perhitungan dengan dua pria sekaligus. Luke dan Kyuhyun. alam bahwah sadarnya bahkan sedang memikirkan, bagaimana cara yang tepat untuk berbicara empat mata dengan dua pria tersebut, tanpa disadarinya.

“Ya~ kau ingin memakannya tidak?” suara bass Eunhyuk menyadarkannya dari puluhan rencana jahat yang tersusun tanpa sadar. Matanya lalu kesana kemari panic dan tiga detik kemudian baru menoleh pada titik tuju Eunhyuk didepannya. Sup jagung miliknya. Donghae mendesis, “tiga porsi scrambled egg-mu masih juga kurang, hah? Itu kau belum memakan sosis-mu. pancake mu juga belum kau sentuh. Serakah!” amuk Donghae.

Pria itu lalu mengamankan sup jagung dan rotinya perlahan-lahan, membuat Eunhyuk mendengus. “Haah—aku bukan ingin memakan makananmu, tapi Sup Jagung-mu akan tidak enak kalau kau makan dalam kondisi dingin. berhenti memandangi Songjin dan makan saja makananmu dengan tenang, Pak Dokter!”

Donghae melotot kemudian, “kau tidak melihat Songjin seperti ayam sekarat begitu? semalam Kyuhyun—“

“apapun yang Kyuhyun lalukan pada Songjin itupun bukan urusanmu. Mereka pasangan suami istri. Akan bercinta sampai pingsan pun itu hak mereka. urus saja urusanmu sendiri.”

“Hyukie~”

Eunhyuk mendecah sebal. Pria kurus itu kemudian menoleh kebelakang melihat sebentar sosok yang membuat sahabatnya tampak bagai orang gila pagi ini. bangun pagi dengan keadaan kacau.

Kantung mata yang nyata, wajah terstel tidak bersahabat, dan selalu mengajak berdebat dalam seluruh percakapan adalah cirri khas yang selalu Donghae tampilkan, jika pria itu sedang merasa kalut.

“dia memang terlihat kacau.” Komentar Eunhyuk. “tapi kalau aku jadi Kyuhyun pun, aku jelas tidak akan tahan dengan tubuh istriku yang benar-benar mengguggah nafsu seperti itu. padahal dia sedang mengandung, bukan? lagipula Songjin-ssi juga sangat cantik. Siapa yang akan tahan?”

Ucapan blak-blakan Eunhyuk tadi, membuat Donghae lantas melotot lebih lebar. “sudahlah, lepas dari apapun masalahnya, itu tetap bukan urusanmu. makan saja sarapanmu dengan tenang. Setelah ini kita bisa mencuci mata dipantai. Bukankah itu menarik? Ada banyak gadis berbikini dengan tubuh tidak kalah sexy dari milik Songjin! Haha—“ Eunhyuk tertawa senang penuh semangat.

“seperti itu saja kau bilang sexy, bobotnya itu sudah turun drastis, kau tahu tidak?”

“Tidak.” Eunhyuk menggeleng santai. “itu kan bukan urusanku. Kenapa aku harus perduli? Tubuh-tubuhnya, terserah dia ingin melakukan apapun. itu Haknya.”

Sejenak, kalimat sederhana itu seakan menampar Donghae dan membuatnya teringat akan sebuah kalimat panjang untuknya. Bukankah itu kalimat dengan makna yang sama, seperti yang Eun Soo katakan padanya tadi? apa… dia benar-benar orang yang senang mencampuri urusan orang lain seperti itu? AKH—kenapa rasanya, jadi tidak nyaman begini?

“dia tidak memakan apapun untuk sarapan.”

“Ya, lalu?”

“Songjin sangat menyukai aktivitas bernama ‘makan’ Lee Hyuk Jae-ssi. Jadi pasti terdapat sesuatu sampai wanita itu tidak memiliki nafsu sama sekali dengan seluruh makanan disini! pasti terjadi sesuatu.” Donghae berkata dengan sangat yakin.

“dia sedang mengandung. Itu wajar terjadi. bisa saja nafsu makannya tidak ada. Itu bukan hal yang aneh!”

“Tapi Hyukie~”

“Aish, sudahlah Lee Donghae. Itu bukan urusanmu. Kau ini jangan seperti psycho begitu. kau ini tampan dan mapan. sudah kubilang, cari saja wanita lain. Masih banyak wanita cantik dan sexy berserakan dijalan raya!”

Tch! Aku tidak sepertimu. Aku tidak menyukai wanita dijalanan.” Desis Donghae sinis. Menyentuhkan bibirnya lagi pada cangkir kopi hitamnya dan menyeruput dalam ketenangan.

Suara gementing piring keramik yang beradu dengan sendok garpu atau pisau perak terdengar mendominasi resto dengan warna emas dan merah disana. Desain yang begitu mewah, terlihat sangat kontras dengan Songjin yang menggunakan piyama pororo nya saat ini.

Donghae sampai menyembunyikan senyuman gelinya akan hal tersebut dibalik cangkir mungil kopi hitamnya. Songjin-lah satu satunya wanita yang menggunakan pakaian seperti itu kesini. tamu lainnya setidaknya, mereka rapih menggunakan Jeans dan kaos yang pantas.

Atau seperti Luke dan Choi Siwon yang menggunakan celana pendek santai mereka, namun masih tetap tampak keren entah karena apa.

“Donghae,” Eunhyuk bersuara ditengah kunyahan pancake dimulutnya yang besar. “kau masih berhutang satu penjelasan padaku.” ucap pria kurus itu tenang. Masih mengunyah dalam damai. Perlahan-lahan bola matanya naik, menatap lurus Lee Donghae dihadapannya.

Donghae bukannya tidak paham dengan apa yang dimaksud Eunhyuk, tapi sekarang bukan saat yang tepat untuk menjelaskan apapun. bahkan bukan pula saat yang tepat untuk  berbicara mengenai Kim Eun Soo. Dia sedang setengah mati kesal dengan wanita berambut merah kehitaman itu.

Kemarin selepas dari ruang tunggu, didalam pesawat, Eunhyuk kembali mencecarnya dengan pertanyaan ada apakah dirinya dengan Kim Eun Soo? Mengapa seorang Kim Eun Soo tampak sangat terganggu dengan kehadirannya?

Yah, kalau Donghae memiliki jawaban tepat, untuk apa dia menyembunyikannya? Masalahnya, Donghae pun tidak mengerti bagaimana bisa Eun Soo menjadi begitu membencinya hanya karena dia pernah membentaknya dulu?

Lagipula, dia sudah mati-matian meminta maaf walau maafnya masih juga mengambang. Belum mendapatkan persetujuan sama sekali. Jangan salahkan Donghae. Eun Soo yang tampak tidak bersahabat dengan selalu bersikap dingin kepadanya sekarang.

“kau kan Soofab. Sebagai seorang penggemar yang baik bukankah seharusnya kau tahu apa saja yang terjadi dengan Idola-mu?” sahut Donghae tak tertarik mengangkat topic ini namun sekaligus bermaksud membuat Eunhyuk merasa tak pantas menjadi seorang Eun Soo-Stan karena kekurangan ini saja.

“Ya~ aku ini seorang dokter yang sibuk. tidak seluruh waktu-ku, kudedikasikan untuk idolaku. Aku masih mencintai dengan hati dan logika,”

“lalu kau pikir aku tidak?” Donghae menyela cepat. Eunhyuk mengernyit, “kau? satu-satunya idola-mu adalah Songjin. Dan yang kutahu, kau mencintai-nya tidak dengan logika. Tapi hanya dengan hati. itu tidak buruk, tapi kau jadi seperti kuda dengan kacamatanya. Hanya melihat lurus kedepan saja, tanpa perduli apapun yang terjadi. tidak perduli dikiri kananmu terjadi kerusuhan sekalipun!”

Donghae tertohok. Pria itu terdiam sesaat dan memikirkan kata-kata Eunhyuk. Sebuah kalimat ringan yang tidak berakhir ringan setelah melewati telinganya. Hari ini, Donghae bukan main merasa tertampar karena banyak hal.

Kejadian di pagi buta dengan Eun Soo tadi, menonton dengan mata kepala sendiri bagaimana Songjin bermesraan dengan Kyuhyun sampai berakhir dengan bercinta, tamparan kata-kata Eunhyuk yang memiliki inti sama dengan omelan Eun Soo. Sialan. lagi-lagi paginya kali ini, diawali dengan hal yang buruk.

“aku masih memberi privacy kepada idolaku. Mereka juga membutuhkannya. Aku tidak akan mencampuri urusan pribadi mereka. biarpun aku menyukai, tapi mereka tetap manusia biasa yang memiliki kehidupan. Begitu juga denganku.” Eunhyuk menjelaskan lagi dengan tenang. Kini dia sedang menyantap Scrambled egg-nya dengan lahap.

“lalu kenapa sekarang kau memaksaku untuk menjelaskan hal ini? ini jelas berhubungan dengan privacy idola-mu.” desis Donghae tidak habis pikir, “karena itu aku bertanya denganmu. Kau kan bukan idolaku. Jadi itu tidak masalah.” Terang Eunhyuk.

Seketika membuat Donghae memutar bola matanya Jengah menanggapi alasan konyol Eunhyuk. Terang saja, apapun itu, tetap saja ini berkaitan dengan privacy Eun Soo, dan sebisa mungkin dia akan mejaganya dengan rapat. “Tidak ada apa-apa.” Jawab pria dengan tinggi 175-itu tenang. Memakan Sup Jagungnya.

Eunhyuk mengerang putus asa, “Ah, Ayolah~ aku mengenalmu dengan amat sangat baik, Lee Donghae. Terjadi sesuatu dengan kalian, aku tahu itu! aku janji tidak akan mengatakan apapun kesiapapun. Hanya, jelaskan padaku, apa yang terjadi!”

“Tidak ada apapun, Hyukie~” Donghae masih bertahan pada pendiriannya. Sebenarnya, bukannya tidak ingin memberi tahu, tapi dia tahu pasti, bahwa dia akan tersudut untuk kesekian kalinya, saat sahabatnya sendiri tahu apa yang sedang terjadi. dan entah bagaiman dia merasa takut.

Entah beralasan bahwa Eunhyuk adalah seorang Eun Soo-Stan, atau kadang, Eunhyuk lah yang selalu membuatnya tertampar jika lagi-lagi dia melakukan kesalahan. seperti kali ini. Donghae terlampau cerdas untuk sadar, bahwa kali ini, dialah yang bersalah dengan Eun Soo. Hanya saja, dia sedang memperjuangkan sebuah hal baik, yaitu meminta maaf. Sayang saja Eun Soo masih keras kepala!

Ya~ jangan sampai kubuat namamu buruk di Media ya! aku bisa merusak nama baikmu hanya karena kau tidak ingin memberitahukanku apa yang terjadi! aku memiliki teman sesama Soofab yang bekerja di Media asal kau tahu!” ancam Eunhyuk karena kesal.

“Nah lihat! Sekarang siapa yang menjadi penggerar radikal? Kau anti-fans, huh?”

Eunhyuk mengerang frustasi lagi. diacaknya rambut pirangnya itu geram. Putus asa. Kehabisan akal untuk membuat Lee Donghae bersuara tentang hal ini. semakin sulit sahabatnya ini membuka mulut, semakin jelas saja bahwa apapun masalah yang ada, pastilah serius.

Bagaimana bisa seorang Lee Donghae, rakyat jelata begitu memiliki urusan penting dengan seorang malaikat seperti Kim Eun Soo? Ah~ Eunhyuk pun masih tidak habis pikir dengan yang satu itu. bagaimana bisa, Lee Donghae begitu mengenal Kim Eun Soo? Bagaimana bisa?

Kim Eun Soo yang tak terjamah. Yang biasanya hanya dapat dilihatnya dari brosur, billboard di jalan raya atau televisi saja? sekarang bisa ada didepan matanya begitu dengan jelas! tanpa terhalangi apapun lagi! itu gila!

Begitu saja sudah membuat jantung Eunhyuk ingin lepas sejak kemarin. Berada satu pesawat dengan Kim Eun Soo tidak pernah terbayangkan sebelumnya olehnya. dan dia bisa pamer dengan hal ini nanti kepada sesama Soofab yang dikenalnya.

Maka dari itu, bagaimana bisa Lee Donghae—manusia yang memiliki kasta sama sepertinya begini berdekatan apalagi memiliki hubungan Khusus dengan Kim Eun Soo? Dunia.. belum terbalik kan? apa ini adalah sebuah tanda-tanda kiamat sudah dekat?

“bagaimana…kau bisa mengenal Eun Soo?”

“Televisi? Internet? Iklan..”

Bola mata Eunhyuk berputar reflex kemudian. Tentu saja, dia tahu kalau yang satu itu. dia juga merasakannya. Dia juga melaluinya, “maksudku, ‘mengenal!’” ulang Eunhyuk mengulang kalimatnya, dengan menambahkan tanda kutip dengan jarinya.

Bahu Donghae bergerak kasual, tidak perduli, “Entahlah. Takdir?”

“Cih!” Dengus Eunhyuk semakin jengah. “kau ini keras kepala ya?”

Donghae terkekeh puas melihat ekspresi kesal Eunhyuk. Pria itu merasa menang bukan main. “kau pernah kuberitahu tidak, kalau selama satu tahun kemarin, aku adalah dokter pribadinya?” Donghae menatap Eunhyuk seksama. Menyembunyikan senyuman liciknya.

Sebenarnya, bukan benar-benar menjadi dokter pribadi. Kim Eun Soo telah memiliki dokter pribadi sendiri. seorang dokter keluarga, yang telah dipercaya sejak lama dalam menangani kesehatan keluarga selebritas itu.

Namun entah bagaimana, setiap sakit, Eun Soo malah tidak menghubungi dokter pribadi keluarganya itu, dan malah menghubungi Donghae, atau bahkan langsung mendatangi ke rumah sakit. lebih nekat, Eun Soo pernah datang ke Apartemen Donghae tengah malam ketika wanita itu mengalami panas dingin. bukankah itu konyol? Dan Yeah.. Eunhyuk tidak tahu menahu akan hal tersebut.

“Mworago?” mulut pria kurus itu melongo besar. “kau bohong!” ujarnya tak percaya, Namun lagi-lagi menanggapi hal seperti itu seperti tak asing bagi Donghae. Pria itu hanya menggidikan bahu santai dan menyeruput kopinya lagi. “lihat saja di arsip rumah sakit. ada data tentang idolamu itu disana. Lihat siapa dokter yang menangani-nya.” tantang Donghae sombong.

Lee Donghae lalu tertawa senang setelahnya, “aku mengenal Eun Soo—“ dia menggantung suara, mengangkat sendok supnya dan memasukan sesendok cairan liquid panas berwarna kuning miliknya, “…karena Songjin awalnya. Mereka berteman, aku dikenalkan. Seperti itulah—”

“Haaah—“ Eunhyuk menghela nafasnya panjang sambil menggelengkan kepala, menatap Donghae tak percaya, “hidupmu harus ya selalu berkaitan dengan Songjin? Entah apapun itu..pasti ada Songjin didalamnya. memangnya kau tidak bosan?”

Alis Donghae terangkat keatas keduanya. Dengan bibir mencebik, mata Donghae menatap Songjin dari tempatnya, lalu tersenyum tipis, “siapa yang bisa bosan dengan wanita seperti Park Songjin?”

“Astaga, CHO Songjin, Lee Donghae. CHO Songjin.”

Eunhyuk menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. Baru pertama kali dia melihat, ada dokter bedah otak yang membutuhkan pembedahan otak sendiri. Ckckck!

** **

“There comes a time, when you have to stop crossing oceans for people who wouldn’t jump puddles for you, Lusherk~”

“Who? Him? Well—Kim Eun Soo, you should open your eyes! He sure wanna do that thing, but you’re the problem. You. are. the problem!”

“aku?” Eun Soo mengernyitkan wajahnya sebal, “menurutmu… ini salahku?”

“Tidak.” Luke menggeleng. “awalnya, ini salahmu. Kau memaksakan hal yang tidak seharusnya terjadi, membuat dokter itu jatuh cita padamu, dan itu salah. jelas sangat salah karena cinta tidak bisa dipaksakan. lalu kemudian menjadi salahnya, dokter itu, karena dia bersikap tidak semestinya padamu. memperlakukanmu secara kasar, karena dimanapun itu dan siapapun, wanita tidak pantas diperlakukan kasar. Kalau dia lupa, dia pun dilahirkan dari seorang wanita, jadi menghormati wanita adalah nomor satu, dan dia tidak melakukannya, padamu. itu salah. lalu setelah itu, ini menjadi salahmu. LAGI. jelas salahmu, karena kau tidak memberinya kesempatan untuk bicara Eun Soo. Setidaknya dia memiliki hak untuk memberikan penjelasannya padamu. Semua orang berhak untuk bicara. itu sudah jelas. sekarang, kau bersalah. Ini salahmu.” Luke bicara, dengan tangan bergerak kesana kemari, seperti dia ketika sedang melakukan presentasi didepan seluruh pekerjanya.

“semua orang berhak untuk bicara. Tapi tidak semua orang berhak mendapatkan kesempatan kedua!” Eun Soo menggeram. Mencapkan garpunya pada gumpalan Spaghetti carbonara, makan siangnya. Dia benar-benar kesal saat ini. bagaimana bisa satu-satunya orang yang biasanya selalu membela, kini malah berbalik menghunuskan pisau tepat pada jantungnya? Ini kan.. seperti backstabber!

“Luke, I’m Done with this shit, Okay?” Eun Soo membuang nafas kasar. Melemparkan garpunya sembarangan keatas meja. Membuat suara dentingan kencang, hingga menarik perhatian beberapa pengunjung disekitarnya.

“kau keras kepala, Eun Soo~”

Gigi Eun Soo bergemeretakan. Telinganya panas mendengar ceramah Luke tentang Donghae. Seharusnya, tidak perlu Luke diberi tahu serinci itu tentang permasalahannya dengan Donghae. Hal seperti inilah yang membuatnya malas kemudian. “everyone born to make mistakes, not to fake perfection.” Luke bersuara lagi, lalu meminum limun-nya sampai habis setengah gelas.

“look, you can give someone your forgiveness without handing them your trust. Your heart, or an open door back into your life. Just forgiveness.” Tandas Luke lagi. kali ini sanggup membuat Eun Soo bergerak resah dikursinya.

Kepala Eun Soo bukan main kacaunya saat ini. dan sialnya, semakin dia merasa kesal, semakin banyak saja wajah Lee Donghae muncul dan berputar-putar didalamnya. Semakin Eun Soo memejamkan matanya, semakin jelas pula gambaran berbagai ekspresi wajah dokter tampan sialan itu didalam kepalanya.

Tapi sialnya, wajah ketus Donghae-lah yang selalu terputar bagai film. Ekspresi bagaimana selama ini Donghae memperlakukan Eun Soo seperti tidak semestinya. Satu bulir air mata jatuh begitu cepat.

“Have you ever wanted something so badly, but you just know you’re not gonna get it?” Eun Soo bertanya, begitu lirih ditengah usahanya menahan air mata yang semakin membludak, kepada Luke.

Mereka sama-sama terdiam lama, lalu sebuah gelengan pelan Luke menjawab pertanyaan Eun Soo. Hingga wanita itu tersenyum kecut setelahnya, “Then after all this time, you never know what I feel.”

Satu detik.. dua detik.. bulir itu semakin banyak saja hingga kulit wajah Eun Soo yang berwarna putih perlahan berangsur berubah warna menjadi kemerahan. “I Need my time.—Alone.” Eun Soo bicara kemudian. Dia sudah tidak lagi tahan dengan atmosfer yang seakan menyudutkannya. Membuatnya merasa salah dan benar pada saat yang sama.

Eun Soo bicara Tegas pada satu kata akhir ketika Luke juga ikut bangkit sama sepertinya, hingga pria tinggi itu kembali terduduk dikursinya dan hanya dapat menghela nafas dalam, ketika Eun Soo begitu saja pergi meninggalkannya tanpa mengatakan apapun lagi.

Adiknya itu tidak akan pernah berubah sejak dulu jika sudah memiliki keinginan. Kepalanya itu benar-benar entah apa isinya. Kim Eun Soo dapat menjadi pintar dan bodoh disaat yang bersamaan.

** **

Beberapa orang yang mengenal Eun Soo memperhatikan wanita itu berjalan cepat dengan wajah sendu penuh dengan air mata. beberapa dari mereka sibuk mengabadikan moment langka tersebut dengan kamera apapun itu yang mereka sedang bawa.

Seperti tidak merasa Jengah akan hal tersebut, Eun Soo terus berjalan menuju Resort tanpa lagi perduli jika saja beberapa jam lagi, akan tampil wajahnya yang buruk ini dalam blog-blog gossip yang menampilkannya sedang menangis tersedu.

Biasanya Eun Soo begitu menjaga repuatasinya dan mengurangi hal yang dipikirnya adalah hal bodoh, hingga akan menghasilkan berita buruk untuknya kedepan. Tapi Toh, apa perdulinya lagi? sekuat apapun Eun Soo menjaga nama baiknya, berita buruk tetap akan muncul tanpa perduli.

Seperti berita pagi ini yang menerangkan bahwa dirinya memacari editor majalah pria ternama Men’s Health Luke Schdmit karena pria berdarah Italia itu memiliki dompet yang tebal!

Suka tidak suka. Mau tidak mau. terima tidak terima, Sebaik apapun kau bersikap, hal buruk tetap akan menghampirimu. Kuncinya adalah membiarkan orang lain berbicara tentang apapun itu karena sadar bahwa mereka memiliki hak untuk melakukannya.

Dan sadar atas hal sederhana itu, bahwa semua orang memiliki hak untuk bicara. Kau sendiri memiliki hak untuk tidak mendengarkan. Buat saja hal itu menjadi mudah dengan seperti itu.

“Sorry,” Eun Soo berkata lirih ketika bahunya menubruk seorang pria muda yang sedang berskateboard di trotoar. Anak muda itu terjembab kebelakang. Untung sekali dia menggunakan Helm.

Tanpa merasa perlu untuk membantu Anak muda itu kembali bangkit, Eun Soo melanjutkan langkahnya terus kedepan. Membiarkan makian untuknya mengudara begitu saja dari anak muda tersebut. Eun Soo terus berjalan cepat—sampai berlari dan sesekali jemari lentiknya menghapus air mata yang kembali jatuh dan jatuh.

“Excuse me,” Eun Soo kembali bersuara. Memecah sekumpulan pria didepan pintu masuk Resort. Namun suaranya yang pelan, tertelan dengan keributan yang sejumlah pria itu buat. Eun Soo menarik nafasnya sebal dan berdehem, “Excuse me!” ulangnya lebih kencang. Namun sama saja. tidak mendapatkan respon yang tepat.

“Eun Soo?” suara tak asing membuat tubuh Eun Soo menegang tiba-tiba. “Ya~ Gwaenchana?” Donghae meringsek masuk kedalam kerumunan untuk menarik Eun Soo mendekat. Dia mencelos melihat Eun Soo menangis seperti itu. Khawatir.

Pipi dan hidung mancung Eun Soo sudah memerah seperti tomat karenanya, “Ada apa? Kau kenapa?” Donghae menjadi ikut panic. Ditengah usahanya membuat Eun Soo bicara dan wanita itu yang terus bungkam serta ingin kabur secepatnya dari kekungan Donghae, keadaan menjadi semakin tak terkontrol.

“Eun Soo! Ya! Bicara! Ada apa? Kau kenapa? Ah—Brengsek! Pria itu melakukan apa denganmu? Ya!! katakan padaku. biar kubereskan!” Donghae menggoyang-goyangkan tubuh ringkih Eun Soo seperti wanita itu hanyalah sebuah boneka yang ringan.

“Tsk, Aku baik-baik saja.” Elak Eun Soo sebal. Terus menerus mencoba kabur, namun Donghae semaunya mengunci bahunya seperti itu. dia tidak bisa lagi kemana-mana. “Eun Soo, aku serius. BICARA! Apa yang terjadi?” Nada Donghae semakin meninggi karena ber-emosi.

“AKU BAIK-BAIK SAJA! KUBILANG AKU BAIK-BAIK SAJA DAN TOLONG MINGGIR!!” Eun Soo ikut ber-emosi karena Donghae. Tangannya menjelajah kenama-mana hanya agar dia dapat meloloskan diri dari pria berotot itu. membuat tonjokan, tamparan dan pukulan yang tidak main-main kencang, hingga Donghae mengendur perlahan-lahan.

“Eun Soo~”

“Minggir!” kini Eun Soo membuang kesopanannya terhadap pria-pria pemblokir jalan didepannya dengan langsung meringsek masuk biarpun sulitnya bukan main. Seorang pria lainnya yang tanpa sengaja tertubruk secara brutal terjembab kedepan dan nyaris masuk kedalam air mancur besar didepannya. Satu kakinya sudah masuk kedalam kolam, membuat sepatunya basah. “Ya! Kau—!” Amuk pria itu tak terima. “Pakai mata kalau jalan!!”

Eun Soo menghembuskan nafas seperti naga dan berbalik. Betapa terkejutnya pria-pria tersebut mengetahui bahwa wanita itu adalah Kim Eun Soo! Beberapa langsung bungkam, beberapa lainnya mendelik tak percaya. “Dengar ya, tuan-tuan pemblokir jalan umum, Jalan itu pakai kaki! Bukan mata! melihat baru pakai mata! berapa nilai Biologi-mu? dasar Tolol, hal sepele seperti itu saja tidak paham!” amuk Eun Soo kencang. tidak perduli dengan apapun lagi.

Bahkan tidak perduli dengan beberapa orang yang se-enaknya ikut masuk kedalam wilayah resort hanya untuk mendapatkan gambar Kim Eun Soo. Eun Soo bahkan tidak perduli dengan fakta bahwa dirinya sedang direkam oleh beberapa orang penguntitnya disana, yang sedang diusir secara ketus oleh petugas keamanan.

Eun Soo menghentakan kakinya kencang ber-emosi kemudian, dan berbalik berlari lagi. tak lama Donghae menyusul dengan ikut menerobos paksa kerumunan—menubruk pria-pria itu lagi. “Astaga!” jerit pria berkulit paling putih disana. Yang baru saja ditubruk Eun Soo secara brutal dan nyaris tercemplung seluruh tubuhnya kealam kolam. Lalu tak lama dia tertubruk lagi oleh Donghae. “kenapa semua orang disini selalu terburu-buru sih?” gerutunya setengah mati sebal.

“EUN SOO!!” Donghae susah payah mengejar wanita berambut panjang itu mati-matian. Eun Soo berlari seperti babi yang dilepas dari kandang. Kencang bukan main! “YA~ KIM EUN SOO, Tunggu!! EUN SOO—!”

“Sir—,“

“EUN SOO!!”

“Sir—“ seorang pekerja menghentikan Donghae dengan paksa dari larinya dengan menutup jalan Donghae. “YAAA! KAU MAU MATI HAH?” Donghae murka bukan main karenanya sedangkan pekerja pria itu menciut karena bentakan Donghae kepadanya.

Dengan takut-takut dan suara bergetar, pekerja berseragam hitam Khas pekerja Resort disini itu membuka suara, “I—itu.. N—nyonya.. Cho.. Dia.. D—dia Pingsan di—”

“APA?” seketika Donghae dan Eun Soo yang sedang berlari kencang didepan berhenti. “Dimana?” Donghae dua kali lipat menjadi panic, sedangkan Eun Soo terdiam ditempatnya mengkaku, sebelum tak lama setelahnya kaki jenjangnya berputar arah mengikuti kemana Donghae dan pekerja pria itu pergi.

Sial! Hari ini benar-benar kacau!

35 thoughts on “[ Lee Donghae – Kim Eun Soo ] Fix A Heart 3

  1. Pertama aku bakal bilang kalo part ini beneran panjang. Tapi gak ngenosenin kok eon. Asli deh.
    Kedua, aku suka sama part kyujin disini. Mereka sweeeeeeeeet banget apalagi kyuhyun nya. Aaah 😀
    Terus itu eun soo ya ampun, aku gabisa bilang apa apalagi. Aku pernah ngerasain yg begitu juga. Rasanya emang gak karuan. Eun soo masih lebih bagus lebih tegar gitu. Aku dulu bener bener gamau ketemu malah.
    Aku suka banget sama karakter eun soo. Dia kuat, berani, tapi mellow. Bener kata luke, eun soo sassy banget orang nya.
    Dia sarkas banget bangetan tapi yg diomongin ya bener emang. Pedes mulutnya.
    Dan itu songjin kenapa pingsan? Ah tbc ini emang kampret banget. Lagi seruuu!!
    NEXT EON NEXTTTT jangan lama lama!

  2. uda nebak kalo series ini brkaitan sm series i almost do. tnyata bener 😀

    di part ini, aku beneran bs bgt ngrasain jd eun soo. galuh, aku uda pernah blg kan jgn bgus2 kalo bkin ff?? aku jd mewek gr2 bc part ini 😥

    itu knpa songjin pingsan?? diapain lg sm kyu?? 😛

  3. Haaa…. Kyu dan songjin emang pasangan aneh bin ajaib. Bentar2 marah,, tp pd akhirnya mesra juga. Tp aku juga kasian ama donghae yg selalu slh paham ama eunso. Pdhl mereka saling cinta, tp susah untuk mengatakan apa yg sebenarnya.
    Tp kenapa songjin bisa pingsan ya? Bkn penasaran aja. Di tggu kelajutannya thor!!!

  4. part ini sepertinya bener2 menyiksa donghae.. Aaahh jinja dokter amis ku sayaaang kasian sekali kau nak *pukpukpuk
    pengen peluk donge :3
    kyuhyun sma songjin kok yaa tambah agresif aja sih ampun dah nih dua org bikin ngiri semua pasangan wkwk
    songjin kenapa murung ? Pingsan ? Semoga engga kenapa2 yaaa =)
    terus buat eun so sama donghae udh coba baikan aja klo suka yaa ngomong toh biar jadi ^^

  5. Kereeen bangeeeeeet thor!! Suer deh gak kerasaw alaupun panjang. Pas aku baca, tau tau udah habis aja tbc. Ah ini tbc yang sanget mengganggu!!
    Lanjut thor jangan lama-lama plis aku penasaran banget sama donghae itu kasian soalnya di jauhin eun soo.
    Ngomong-ngomong, aku suka kata katanya luke, tidak semua cerita menarik, berakhir dengan akhir yang bahagia. Bener banget deh itu!

  6. HaeHyuk dikira “pasangan” duh Kyu emang rajanya omongan nyelekit bin pedes….

    Hae dokter bedah yang emang butuh bedah otak juga tuh kayaknya 🙂 Berharap Hae-Eun Soo baikan deh kasian juga Hae liat couple laen mesra2an eh sendirinya malah berpasangan ma monkey pirang >_<

    Songjin pingsan ????

  7. Waaahhh… Paaaaaaaannnnnnnnjjjjjjjjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnnnnggggg bangeett…. Tapi cerita nya seru, bagaimana akhir dari kisah donghae dg eunso… Lanjut ya eon.. 🙂

  8. nggak tau kenapa tapi kyujin di sini bikin aku melayang layang di atas negara awan (?) kyuhyun manja banget, bikin gemes. dan dia emang keliatan cinta banget sama songjin.
    ciyeee… donghae cemburu sama luke ciyeee… makanya beaok kalo eunsoo udah lebih baik, jangan ditolak lagi ya?
    geli deh sama hyukjae. nggak percaya banget xD ngeyel bebal.
    eh, songjin kenapaaaaaa T.T ?

  9. duh gak tau mau komentar apa karena part ini too good menurutku dan wow ini memang benar2 panjang, tapi baca kisahnya eunsoo & donghae di sini aku suka sama karakter mereka ^^ aku juga ketawa2 sendiri nih tapi di sisi lain juga gemes atas kesalahpahaman donghae yg ngira eunsoo pacaran sama luke hahaha
    after all, this part is awesome! i’ll waiting for the last part unni ^^

  10. Pertama, sempat bingung dgn keberadaan luke, eh ternyata saudara tirinya toh 😀 , ku kira cinta pada masa lalunya 😀 tapi ternyata bukan :-/
    hemmm ini benar” bisa membuat saya paham dgn pemikiran” orang2 di sekitar saya 🙂
    penulis ini benar2 menggambarkan apa yg biasanya muncul pada pemikiran orang2 tersebut 🙂
    walaupun panjang 😀 tapi jujur aku suka dgn tulisanmu ^_^ di tunggu yah kelanjutannya 😉

  11. Ini panjang tapi aq menikmati bacanya,, bahkan merasa kurang klo blom end,, gregetan sama pasangan ini,, kenapa ga mulus” aja kaya siwon-gyuwon ya… Hahaha tp seru ya dsini nih pas donghae cemburu dan protektif berat sama eunsoo bahkan sampAi ga sadar udh ngucapin kata” yg ga pantes buat eunsoo,,, mudah”an nAnti last partnya mreka bs bicara dr hati kehAti ya,, dan last partnya ditunggu cepetan,,
    Pasangan kyuhyuun-songjin jangan ditanyain lg,, mreka mah udh gila dan mesum dr dlunya,, tp justru itu point yg paling disukai para reader,,
    Ahh I love all the couple so much,, thanks galuh udh bikin cerita yg asik dan ga ngebosenin,,

  12. Ini panjang tapi aq menikmati bacanya,, bahkan merasa kurang klo blom end,, gregetan sama pasangan ini,, kenapa ga mulus” aja kaya siwon-gyuwon ya… Hahaha tp seru ya dsini nih pas donghae cemburu dan protektif berat sama eunsoo bahkan sampAi ga sadar udh ngucapin kata” yg ga pantes buat eunsoo,,, mudah”an nAnti last partnya mreka bs bicara dr hati kehAti ya,, dan last partnya ditunggu cepetan,,
    Pasangan kyuhyuun-songjin jangan ditanyain lg,, mreka mah udh gila dan mesum dr dlunya,, tp justru itu point yg paling disukai para reader,,
    Ahh I love all the couple so much,, thanks galuh udh bikin cerita yg asik dan ga ngebosenin,,..

  13. makin seru eon ihhhh… makin penasaran. kasian eun soo, disia-siain donghae. isssh… itu si Songjin kenapa deh? penasaran-_- panjaaaaaaaaaaaaaaaaaaang bgt tapi tetap menegangkan seperti biasa selalu ada yang bikin nagakak dan nyesek disaat yang sama.

  14. suka banget pas donghae di ancem rame” ama gyuwon, kyuhyun dan eunhyuk? lol
    kayanya usaha kyuhyun buat ngedeketin eun soo ama luke berhasil deh ya, mereka udah mulai terbuka satu sama lain gitu, dukaaa 🙂 dan pasangan kyujin ini emang ga kenal waktu dan tempat ya bt nunjukin kemesraannya, jangankan eun soo, aku yg baca aja jdi iri (?) 😀

    donghae tu bebal banget si, udah tahu eun soo lagi ngindarin dia knp juga masih ngedeket, sok perhatian gitu? rasain noh di cuekin eun soo *ketawaevil* kkkkk

  15. bner2 kocak liat donghae cemburu sm eunsoo, konyol bngt. hahhahahha XD
    tp masih rancu nih donghae sbnernya suka eunsoo jg apa ttep cintamati sm songjin?!

    • Wew… sepertinya udh msuk klimax… bner2 bnin penasaran.. knpa kalo lg moment kyujin tuh sesuatu bgt… kdang g hbis pikir.. setiap saat bsa jd sma2 mesum… g tau tmpt wkwkwkw

  16. suka banget ma note yang diawal..
    dimana2 pasangan kyujin selalu bisa bikin orang lain iri bahkan pasangan yang sudah menikah pun dibuat iri juga..
    kasihan yang belum dapat pasangan saat pasangan kyujin hadir..
    knp haesoo blm terbuka satu sama lain..
    msh pertahanin ego masing2..
    palagi hae, knp masih perhatian ma songjin..
    kasihan eunsoonya kan..
    bener2 ditinggal eunsoo tahu rasa nanti..
    lanjut baca ya..

  17. Eunsoo, I like you! Hahaha, banyak kata2 eunsoo yg bisa dijadiin quote astagaaa. Masih pengen liat donghae kelimpungan dulu hihi, pengen juga liat donghae sadar sebenernya yg disukain donghae itu siapa!? Huh, yaa, tentang kesempatan dan semacamnya aku setuju sama eunsoo kekeke 😀

  18. sebel sama donghae, perasaan dia ke songjin itu apa? k eun soo itu apa?
    dia kaya orang plin plan yang suka ikut campur urusan orang
    suka donghae cemburu sampai kaya orang tolol, haha
    ya ampun itu songjin kenapa?

  19. Sukur lah kalo hubungan kakak beradik itu udah lebih baik…
    Jadi bisa saling bersandar satu sama lain…
    Terlebih lagi bisa saling terbuka satu sama lain…
    Apalagi ngebahas soal pria yang satu itu…

  20. hasyalam. eun soo kebo berat :O luke nunggu 2.5 jam & diem aj lg. knp ga mencet bel? nelpon? gedor2? tereak2? ckckck tkt eun soo ngamuk y mimpi indah sm haepa’a d ganggu wwwww 😛 nah gini dong adik kaka tuh hrs akur ga pduli tiri/kandung 🙂
    bgus bgus! bkin wartawan2 kepo itu skakmat eun soo! crewet bgt sih kepo bgt hhhhh. ktinggalan brita lg gtw kyujin ud nikah heuh
    hhhhh haepa cembokir. kbakaran kumis y liat eun soo sm luke. mka’a cpetan iket(?) eun soo dlm suatu hubungan yg serius biar ga d bondong orang eun soo’a hhhhhe
    hhh kyu jg kepo bgt dsni. songjin jg masih aja polos’a bkin kocak hhhh
    wwwww doonghaepa emg dementor :* ksian ih tp haepa byk yg ngancem hhhh
    lah noh knp jd bahas sperma & kantung rahim? o.O hhhh
    itu yg adegan songjin pingsan pas d gym itu bkn sih yg lg diet ketat songjin’a & kyu gtw songjin nge gym? aq lpa hhhhhhe ^^V

  21. Gregetan baca ff ini bingung ma sikap donghae benernya dia suka ma sapa sih eunsoo apa songjin soalnya klu liat eunsoo ma laki2 lain bawannya bete gitu lanjut ..

  22. Kyujin kalau lagi pada akur bikin semua orang yg liat mereka iri. Sweetnya berankan banget. Hhh hae cemburu sampai2 eun soo disuruh pindah kamar. Songjin kenapa bisa pingsan? Eun soo emang sarkas banget orangnya, gak beda jauh sama kyu. Hhh

Leave a reply to abellia cho^ Cancel reply