[KyuJin Series] Story of Hippopotamus and Devil Family


Author: GSD

Title: Story of Hippopotamus and devil family.

Cast: Cho Kyuhyun, Cho Songjin, Choi Ki Ho.

Genre: Romantic, Comedy, Family.

Length: Oneshot

Rating: PG13

 

“aku tetap tidak ingin melakukan interview itu. kalau kau tetap ingin melakukannya, cari manager-mu sendiri karena aku tidak bersedia menjadi penanggung jawab kontrak-mu. dan jangan datangi aku setelah kata-kataku terbukti benar. aku sudah memperingatkanmu.” 

“Aku hanya tahu, seberapapun aku menginginkan sesuatu, setelah suamiku berkata tidak maka aku harus menghargainya dengan tidak melakukannya, dan menuruti semua perkataannya”

“saranghae~”

“Nado Nado Saranghaeyo~”

 

“….eotte?”

Sembari membolak balik majalah ditanganku, mataku memperhatikan Kyuhyun seksama. Memperhatikan gerak-geriknya untuk memastikan apakah tawaranku kali ini mendapatkan responnya.

Alis tebalnya bergerak-gerak. Tangannya sibuk—sebelah kiri memegang mouse, memainkan scrolling ball disana dan tangan kanannya dia gunakan untuk menutupi mulutnya sendiri, dengan siku menyangga.

Satu menit..

Dua menit..

Aku mulai ragu apakah Kyuhyun masih ‘bernyawa’ atau sedang tertidur dengan mata terbuka. dia hanya diam sambil terus memperhatikan layar komputernya begitu serius. seperti jika tiba-tiba terjadi gempa bumi—aku akan ragu dengan reaksinya yang akan langsung bangkit dan kabur, atau hanya bertanya, ‘gempa?’

Demi Tuhan, aku telah duduk dibangku ini nyaris satu jam dan dia memerlukan tambahan lima menit lagi hanya untuk memberikan jawaban ‘ya’ saja?

“Kyu!”

“Hngg—?” pria bertubuh tinggi dihadapanku itu hanya menggumam sebagai jawaban atas panggilanku. Matanya terus memandangi layar computer besarnya, dan tangannya sesekali bergerak untuk memutar scroll ball—pointer mouse tak berkabel miliknya.

Aku sudah lelah. Aku datang, untuk mendapatkan jawabanku. Kalau seperti ini caranya, waktuku terbuang sia-sia untuk hal yang tak penting. “Jadi bagaimana? Iya atau tidak?” ulangku mengulur kesabaran yang sebenarnya sudah tak dapat kutahan lagi.

Kalau aku adalah gunung berapi aktif, sekarang ini aku pasti sudah mengeluarkan larvaku menjadi lahar. Puncak kepalaku ini sudah berasap-asap—mengepul hingga kuyakin, alat pemadaman kebakaran diatas langit-langit ruangan ini, yang jika terkena asap akan bekerja, langsung mengeluarkan airnya membasahi ruangan.

Kyuhyun, pria itu sama sekali tidak ber-reaksi. Jangankan ber-reaksi, sepertinya dia memang tidak tertarik menanggapiku kali ini. “YAAA!” mulutku semakin menjadi—menjerit dan kemudian membuat kepalan, menarik rambut-rambutnya hingga Kyuhyun memekik.. “AKH! Astaga Songjin! Aku bisa botak!” keluhnya kesakitan.

Tapi aku lebih merasa kacau saat ini darinya. Dan omong-omong, aku tidak perduli kalaupun Kyuhyun akan botak. Aku sama sekali tidak masalah memiliki suami berkepala botak. Vin Disel terlihat tampan walaupun botak.

“KAU—!!” aku memekik tertahan. tanganku semakin kencang mengepal, menarik rambut-rambutnya namun mataku tertuju pada layar computer 18 inchi-nya. aku membelak terkejut bukan main karena yang kulihat bukanlah seperti apa yang kubayangkan selama ini.

Selama ini sejak tadi, aku membayangkan Kyuhyun sedang serius membaca dan melihat profit dari sebuah alamat web yang kuberikan tadi bersamaan dengan sebuah amplop yang datang juga untuknya.

Dibayanganku, Kyuhyun sedang menimbang, apakah mungkin aku dapat meng-iyakan tawaran majalah Fashion tersebut untuk diwawancarai, atau tidak? atau menundanya, atau apalah itu. aku pikir seperti itulah yang sedang dilakukannya.

Tapi ternyata semua salah. Kyuhyun bukan sedang membuka halaman web majalah ELLE pemberikanku, dan malah memperhatikan sebuah lembar kerja yang penuh dengan kotak-kotak dan angka. Yang aku yakin dapat membuat mata buta jika seharian itulah yang dipandanginya.

“Aku memintamu membuka ELLE! Kenapa malah ini yang kau lihat?” Geramku tak terima. Mencengkram lebih kencang rambutnya. Lebih kencang-kencang-dan kencang. sekuat tenagaku—semampu dan sekeras yang dapat kulakukan.

Aku benar-benar gemas!! Tega-teganya Kyuhyun melakukan ini padaku! jadi sejak tadi, aku seperti orang tolol yang menunggu sesuatu tak pasti.

Bagus!!

“Songjin—AKH! Sakit! ya Tuhan! ayolah Songjin!! hentikan! aku sudah berkata tidak sejak awal kau memberikan surat ini padaku, bukan? Sakit Songjin, aduh~” rintih Kyuhyun meringis. Tapi maf saja—aku tidak bisa lagi untuk menghentikan siksaan ini. dia sudah keterlaluan!

Aku bisa saja membuatnya benar-benar botak saat ini. aku bisa membuatnya menjadi duplikat Vin Disel walau tanpa otot dan buah dada super besar seperti pemain film Internasional itu. aku bisa!

Aku benar-benar bisa melakukannya jika saja Ayah mertuaku tidak tiba-tiba datang, menyeruak masuk kedalam ruang kerja Kyuhyun, yang mungkin datang, karena mendengar suara jeritan banci Kyuhyun dan kemudian menjatuhkan rahang—memasang wajah super paniknya setelah apa yang dilihatnya nyaris sama dengan apa yang dibayangkannya , “Astaga! Songjin—kau—Jangan—lepaskan—ini… ada… apa?” ucapnya terbata-bata. Satu persatu seperti cadangan oksigennya tak seberapa cukup untuk berbicara langsung—padat dan jelas.

Ayah mertuaku berjalan mengindik-indik mendekat dan perlahan, melepaskan cengkraman tangaku pada rambut Kyuhyun. kemudian, dibawanya aku menjauh dari Kyuhyun. benar-benar menjauh!

Aku diletakan disebuah sofa panjang, bersisian dengan tembok jendela super besar. tangannya yang besar, digunakan untuk menggenggam tanganku. Tersangka utama yang tadi kupakai untuk menyakiti putranya.

Sepertinya Ayah mertuaku tidak berniat melepaskanku, apalagi bergeser dari tempatnya walau setengah senti sekalipun. Dia benar-benar menjagaku—kalau-kalau saja aku tiba-tiba melompat untuk melakukan kekerasan lainnya pada Kyuhyun.

Yang sebenarnya, itulah rencanaku jika saja kaki Ayah  mertuaku tidak sengaja dipasang melintang—menghambat langkahku dan tangannya ditanganku, tidak tersasa seperti menenangkan dan malah terasa sebaliknya, meremas karena memberikan penjagaan.

Penjagaan jika saja aku kembali berulah.

Sepertinya, Ayah mertuaku sangat paham akan hasrat meratakan wajah putranya, dan membuat putra keduanya itu menjadi botak! “Abonim—!” protesku kesal. Aku dikekung seperti seorang narapidana yang baru tertangkap basah kabur dari penjara.

“W—wae? Waeyo?”

“Kyuhyun!! itu Kyuhyun!” aku menunjuk-nunjuk Kyuhyun jauh didepan sana. Yang sedang menggosoki kepalanya sambil meringis dan sesekali mengaduh.

Pria itu melirik-ku tajam dalam tundukannya. Matanya berkilat seperti elang kelaparan, dan dihadapannya kini terhidang tikus tak berdaya. Sial! masih bisa sombong dia! Aku bisa menunjukan siapa bos-nya sekarang! AKU BISA!

Sialan—kekungan ini benar-benar menghambat kerjaku! Aaaargh!

“Kyuhyun kenapa? ada apa? Astaga! kalian membuat jantungku ingin lepas! Kenapa lagi? kenapa?” keluh Ayah mertuaku. Nadanya memang tak bisa dianggap berbohong, kalau pria satu ini sedang terkejut bukan main.

Perlahan, aku kemudian mengalihkan pandanganku pada wajah Ayah mertuaku. Terdapat gurat-gurat kerutan diatas alis matanya. Seperti ajaran psikologis, kerutan tersebut menandakan sebuah kekhawatiran.

Semakin tinggi tingkat kekhawatiran, semakin tegas pula kerutan disana. dan aku tidak bisa mengatakan bahwa kerutan itu muncul karena begitu besarnya rasa khawatir, atau karena Ayah mertuaku ini sudah tua…dan memang sudah sepantasnyalah beliau memiliki kerutan.

Tapi apapun itu, diatas alasan apapun, akhirnya stock tenagaku-pun habis dikurasnya. Dan berusaha meloloskan diri dari kekungangan ini adalah hal yang salah, karena menurut teori ular, semakin kau bergerak, semakin kencanglah jeratan pada tubuhmu.

Bahuku terkulai, menyisakan nafasku yang masih sedikit menderu. Aku ingin menangis hanya karena aku ingin menjelaskan mengapa aku ingin sekali meratakan wajah Kyuhyun saat ini pada Ayah mertuaku.

“yayaya! Lihat itu! dia berusaha menarik perhatian Appa. Dia akan membuat Appa luluh dengan tangisannya, lihat itu!!” Kyuhyun tiba-tiba bersuara. Berdiri didepan meja kerja dan bangku besarnya—tangan kiri bertolak pinggang dan tangan kanannya dibuat menunjuk-nunjuk diriku sesukanya.

“Mwo? Kau pikir aku secengeng itu? aku tidak ingin—“

“Ah! Bohong! Caramu kuno, dasar Kuda Nil!”

Mwo? Kuda—!!! “Jinjja! tutup mulutmu Iblis sialan!!!”

“Kuda Nil!”

“Iblis!”

Disisi lain, ayah mertuaku sepertinya tengah bingung menghadapi kami berdua. Berbolak balik menoleh padaku dan Kyuhyun, aku dan Kyuhyun—seterusnya seperti itu hingga akhirnya bangkit dan setengah memekik kencang—menarik urat setengah detik setelahnya, “DIAM! CUKUP!” selanya.

Menoleh padaku, memperhatikanku selama tiga detik, lalu melakukan hal yang sama pada Kyuhyun. “Cukup!” tukasnya, “kalian dengar aku? CUKUP!” hantamnya memberi harga mati pada pertengkaran kami kali ini. “ada apa dengan kalian berdua ini? kenapa bertingkah seperti bocah lima tahun yang sedang memperebutkan permen?!”

“AKU TIDAK—“

Mulutku dan Kyuhyun bersuara bersamaan, dan lagi, aku dipelototi oleh Ayah mertuaku. Begitupun Kyuhyun tak lama setelahku.

Aku hanya dapat diam membatu. Menutup mulutku rapat-rapat dan kembali melempar tubuh keatas sofa dengan nafas terhempas. Aku benar-benar-benar-benar dapat meledak saat ini juga!! pria itu benar-benar membuatku kesal setengah mati!

“Kenapa?” tanya Ayah mertuaku pada Kyuhyun. namun bibir Kyuhyun bersungut hingga mengerucut. Lalu dengan bibirnya itu menunjuk arahku, “kenapa tanya aku? tanya saja dengan wanita gila itu!” lontar Kyuhyun menyulut amarahku lagi.

Namun sebelum aku meledak—ayah mertuaku sudah menoleh dan memperhatikanku seksama, menuntut penjelasan. “aku? kenapa aku? Eish~ Abonim, kenapa harus aku? tanya saja dia!”

Dan dengusan menyambut kalimat akhirku tadi, “kalian bercanda?” ayah mertuaku mendelik lebar, “apa-kalian-sedang-bercanda?” ulangnya menahan geraman, “aku bertanya denganmu dan kau bilang tanyakan dengannya, lalu aku bertanya denganmu dan kau menjawab tanya saja dengannya?”

Pria paruh baya dihadapanku bangkit—dan seperti sedang berpidato, berdiri diantara aku dan Kyuhyun, berbolak-balik berbicara dengan tangan bergerak-gerak kesana kemari. Keatas, kebawah, kiri dan kanan. Semua wilayah telah dijelajahinya.

“Kalian ingin bercanda? apa ini jenis lelucon kalian?” lanjutnya. Berhenti, lalu bertolak pinggang dan menoleh padaku juga Kyuhyun. menatap kami berdua tajam—membuat kami benar-benar menutup mulut kami.

Kyuhyun-lah yang pertama, kulihat merenggangkan tubuh. Seperti mengalah dengan keadaan, lalu melemparkan amplop keatas mejanya. “Ini—“ desahnya. Amplop itu adalah amplopku yang tadi kuberikan kepadanya untuk suratnya agar dia membaca sampai habis.

Tapi tidak sampai terbaca habis, dia langsung melipat dan memasukannya lagi kedalam  amplop hitam tersebut lagi. aku tahu! tentu saja aku tahu bahwa Kyuhyun tidak sampai habis membacanya! Dia hanya menyapa kertas tersebut dengan matanya tak lebih dari setengah menit! Yang benar saja!

Bahkan presiden sekalipun membutuhkan waktu lebih dari lima menit untuk membaca selembar kertasnya—yang penuh dengan rangkaian huruf-huruf! Memangnya siapa dia? aku tidak pernah tahu bahwa Kyuhyun pernah mengikuti lomba membaca cepat yang membuatnya dapat mencerna dan paham dengan maksud permasalahan, dari tiga lembar tumpukan kertas, yang penuh dengan kata-kata!

Dia tidak secanggih itu!!

“aku memintamu untuk membuka halaman web majalah itu! hanya itu dan kau akan paham nanti!” amukku. Dan tak lama, Kyuhyun memutari meja kerjanya lalu tak sampai tiga detik dia telah berada tepat dihadapanku.

“kau tidak hanya memintaku untuk itu—“ suara rendahnya terdengar, “jangan berpura-pura bodoh!” Kyuhyun nyaris berbisik pada ujung kalimatnya. Masih memperhatikanku seksama seperti akan memakanku bulat-bulat.

“Aku tidak—“ mulutku terkatup tak sampai aku menyelesaikan sanggahanku, karena Ayah mertuaku telah berbicara terlebih dahulu, “ini? aku tidak paham apa masalah-nya disini—“ ungkap pria lain didalam ruangan ini selain Kyuhyun.

“Nah!” Sesuai dengan harapanku. “Dengar itu!” aku menjentikan jari. “memang tidak ada yang perlu dipermasalahkan, Abonim! Kyuhyun berlebihan! Dan aku tidak melanggar hukum, atau baru menyembunyikan hal apapun! demi Tuhan! putramu ini perlu diluruskan lagi isi kepalanya, Abonim!”

Author’s side

“……. Putramu ini perlu diluruskan lagi isi kepalanya, Abonim!”

Songjin nyaris berteriak kencang hanya untuk membuat Kyuhyun tersudut karena merasa baru saja mendapatkan sebuah pembelaan. Dia berjingit—berjalan menjauhi Kyuhyun dan mendekat pada sisi Ayah mertuanya. “dia sinting!” Songjin berbisik ditelinga Choi Ki Ho yang membuat Kyuhyun mendelik karenanya.

“KAU—!” Kyuhyun menggeram begitu kesal.

Songjin ini.. wanita ini.. dia sejak kemarin seperti sedang menguji kesabarannya. Berkali-kali Kyuhyun telah mengulur tali kesabarannya panjang-panjang namun Songjin seperti tak paham, bahwa sebenarnya, Kyuhyun tidak menyukai hal yang sedang wanita itu tuntut.

Memang bukan sebuah masalah besar. sama sekali bukan. menjadi hot topic pada sebuah majalah bukanlah masalah besar. hal yang mengharuskan wanitanya itu di-interview berjam-jam, dilontarkan puluhan pertanyaan, mengacak rumah mereka karena seluruh hal itu akan berlangsung pada kediaman mereka, dan bahkan Kyuhyun tak akan perduli jika Songjin akan diambil video-nya sekalipun, jika itu memang diperlukan.

ELLE Magazine, menawari Songjin sebuah wawancara eksklusif. Walau bahkan, Kyuhyun masih belum begitu paham, dalam hal apa majalah sebesar itu ingin mewawancarai istrinya, karena bagi Kyuhyun, alasan sederhana bahwa Songjin ialah perancang busana pengantin bukanlah alasan tepat.

Akui saja, Songjin bukanlah perancang besar yang memiliki nama seperti banyak perancang diluar sana. Walau memang, hasil karya Songjin tidak dapat dikatakan buruk, tapi tetap—memangnya ada selebriti bernama besar yang telah menggunakan hasil design-nya?

Baiklah—coret nama Kim Eun Soo! Wanita itu tidak bisa masuk dalam hitungan!

Selain Kim Eun Soo, memangnya ada selebriti lain yang menggunakan jasa Songjin? Tidak! jadi, akui saja, alasan Kyuhyun cukup masuk akal mengapa dia tidak menyukai hal yang Songjin inginkan secara menggebu ini.

peminat gaun pengantin hasil kerja tangan Songjin memang bukanlah orang sembarangan. diantara customer wanita berbadan dua itu, mereka semua ialah wanita-wanita kelas atas, yang menempati status sosial cukup tinggi.

Memiliki nama sama sepertinya karena keluarga berasal dari keluarga terpandang, atau calon mempelai berasal dari pengusaha ternama, namun tetap tak pantas jika dianggap sebagai seorang selebritis.

Kyuhyun masih dapat berfikir lurus dan jelas. sedangkan Songjin sudah menjadi buta hanya karena empat huruf saja. E-L-L-E!

Pada bagian lain, Songjin bukanlah seorang selebriti. Songjin hanyalah seorang wanita biasa—yang memiliki kehidupan tak biasa. anggaplah seperti itu karena fakta yang ada, Songjin memang dikelilingi oleh orang-orang dengan nama besar. Tapi diatas segalanya, tidak ada yang membuat Songjin tampak berbeda!

Park Songjin adalah Park Songjin. Hanya seorang Park Songjin!

Jadi sebenarnya, Kyuhyun memerlukan penjelasan lebih rinci mengapa Songjin diwawancarai kali ini? atas dasar apakah, majalah sebesar itu menginginkan Songjin sebagai Hot Topic mereka?

Dan dengan Songjin menyodorkan halaman web majalah tersebut, itu tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan Kyuhyun. Kyuhyun sama sekali tidak perduli apakah itu adalah majalah besar. memiliki nama mendunia, ataupun bahkan majalah kecil tak bernama sekalipun.

Kyuhyun tidak perduli profit atau alasan apapun yang Songjin jabarkan padanya. bahkan pada fakta, bahwa interview istrinya itu mendapatkan bayaran cukup besar—yang pasti akan membuat orang terheran, karena bagaimana bisa sebuah wawancara standar seperti itupun dihargai semahal itu? Kyuhyun tidak perduli dengan uang sialan hasil interview wanita barbarnya itu. Jumlah uangnya saat ini sudah lebih dari cukup bahkan jika dirinya ingin berlibur selama tiga tahun penuh mengelilingi eropa tanpa bekerja sama sekali.

“Appa—“ Kyuhyun mendesah panjang. Menahan amarahnya dan memandangi Choi Ki Ho tak habis pikir. Ayahnya itu—sepertinya pun memerlukan suatu pengobatan entah macam apa. Kyuhyun hanya memerlukan sebuah dukungan, dan inilah yang didapatnya.

Sempurna! Benar-benar sempurna!

“Apa Appa sudah membaca keseluruhan surat?” kepala Kyuhyun miring dan semakin miring sekian derajat setelahnya. “Hm?”

Choi Ki Ho tak mengerti, terbelak seperti tersadar akan sesuatu dan kembali memperhatikan lembaran kertas ditangannya. Membolak-baliknya membaca kilat, “ini..” ujarnya menggantung. Masih sibuk dengan kertas-kertasnya, “ini baik-baik saja, Kyuhyun-ah. Apa yang kau masalahkan?” tanyanya semakin tak paham. Keningnya berkerut karena tak mengerti dengan apa keinginan putranya tersebut.

Hingga Kyuhyun memutar kedua bola matanya dan menghela nafas jengah, “—demi Tuhan!” lirihnya sarat akan rasa lelah. Taklagi paham, akan sampai kapan hidupnya berlangsung untuk membahas hal konyol ini.

Semua ini, seluruh permasalahan, yang sebenarnya bukan masalah ini benar-benar menguras tenaganya. Tentu saja tenaga! karena Songjin selalu seperti mengajak bergulat jika mereka telah membicarakan masalah ini.

Kyuhyun berjalan cepat menuju Ayahnya dengan wajah mengeras. Hal tersebut membuat Songjin yang semula sedang bergelayut manja pada bahu ayah mertuanya menelan ludah dan bergerak cepat mundur— menjauh.

Menjauh sejauh mungkin mencari tempat teraman lainnya, karena Kyuhyun terlihat seperti datang untuk menghabisinya—dengan wajah dan pandangan menusuk seperti itu.. bagi Songjin, Kyuhyun tampak seperti seorang petinju professional diatas ring tinju.

Kyuhyun kemudian menyambar kertas ditangan Ayahnya, dan lalu membalik pada lembaran kedua,  menunjuk satu baris kalimat yang terletak pada bagian paling bawah dari keseluruhan baris disana. “Ini—“ Kyuhyun menunjuk dengan telunjuknya berkali-kali.

Pria itu telah berapi-api namun kembali merasa kecewa dengan reaksi Choi Ki Ho untuknya. Ayahnya itu hanya membaca sesaat dan kemudian menatap Kyuhyun dengan tanda tanya besar menggantung, “ya.. tentu saja karena ini interview mengenai kehamilan. Outdoor. Pakaian renang memang pantas—karena itu terlihat membentuk bagian tubuh. Lagipula, bukankah pengambilan gambar pun dilakukan dikolam renang? Kecuali, jika majalah ini meminta Songjin memakai pakaian renang ditengah pusat perbelanjaan. Itu baru aneh—iyakan?”

“IYA! BENAR!”

Songjin bersorak kegirangan. Lagi-lagi dia mendapat pembelaannya. Dewi fortuna kini sedang berpihak padanya. dia nyaris ingin berkata ‘jangan macam-macam pada wanita hamil karena Tuhan bersama wanita hamil’  kepada Kyuhyun, namun ditahannya hanya karena takut keberuntungan itu sekonyong lenyap darinya.

Yang akhirnya wanita itu lakukan hanyalah bersorak sambil bertepuk tangan penuh kebahagiaan—tak perduli bahwa jika saja Kyuhyun telah merasa tak tahan lagi, pria itu dapat berlari kencang lalu menarik wanita berkulit putih itu—menyeret dan langsung menguncinya didalam toilet.

Sebenarnya bahkan, pemikiran itu telah melintasi kepala cerdas Kyuhyun sejak tadi. atau jika toilet masih dapat membuat Songjin berisik—sekalian saja lipat wanita itu dan jejalkan kedalam lemari arsip diujung ruangannya itu.

“kau akan dipenjara dan dituntut dengan pasal penganiayaan—iblis!” Songjin mendesis pelan, seakan dapat membaca isi pikiran Kyuhyun, tentang apa yang pria tinggi itu ingin lakukan terhadapnya.  “dan aku akan menuntutmu lagi sampai kau terkena pasal berlapis. Perbuatan tidak menyenangkan, percobaan pembunuhan, kekerasan dalam rumah tangga—“

Kyuhyun mendelik. Telinganya tidak salah mendengar, tuntutan kekerasan dalam rumah tangga. Kekerasan dalam rumah tangga jenis apa yang telah dilakukannya? Apa? Padahal yang ada, baru saja kekerasan itu dilakukan oleh wanita barbar sinting itu padanya tak lama tadi! “mwo?” pekiknya “KAU INI!!” gigi Kyuhyun bergemeretakan menahan amarahnya.

Tubuhnya yang telah melesat dua langkah begitu cepat seperti angin, untuk menyergap Songjin— langsung ditahan oleh Choi Ki Ho agar putranya itu tidak menuruti amukannya. “CHO KYUHYUN—!” Choi Ki Ho mendelik.

“Appa baca yang benarrr!” Kyuhyun telah sampai puncaknya, menghentakan kaki bagai seorang gadis karena merasa frustasi hingga mengacak rambutnya kacau. Yang malah sebenarnya, membuat Songjin terpana karena Kyuhyun tampak begitu…. tampan.

Tapi lagi, wanita itu harus mengembalikan fokusnya karena permasalahan mereka belum sepenuhnya usai. Walau jelas.. Kyuhyun telah dua kali kalah telak darinya. 2:0!

Choi Ki Ho mengadahkan wajah untuk menatap putranya yang lebih tinggi beberapa senti meter tersebut darinya dengan wajah sama polosnya seperti marmut—membuat Kyuhyun semakin frustasi karena tak tega—dan karena paham, bahwa Ayahnya pun sedang sama bodohnya dengan Songjin. “Bukan yang itu!!” geram pria berambut cokelat tersebut lebih menggila. Penampilan Kyuhyun kini 11:12 dengan orang gila.

Hanya saja jika dapat diberi kasta, Kyuhyun masih beruntung karena berada pada kasta tertinggi.  Tapi tetap saja. berada pada deretan kasta orang gila, apa bagusnya?

“Ya, aku membacanya dengan benar, Kyuhyun! aku paham, lalu apa masalahnya? Aku mengerti, ini pemotretan Nude. Tapi Toh dia akan difoto bersamamu! Kalau kau tidak ingin mereka mengekspos tubuh istrimu, kau bisa membuat sebuah perjanjian sebelum dua belah pihak menanda tangani surat persetujuan, kan?”

Kyuhyun mendelik tak percaya.

Entah karena apakah ini adalah karena efek yang dihasilkan dari usia, bahwa Ayahnya telah memasuki usia emasnya, atau inilah yang dinamakan ketololan stadium akhir?

Telinga Kyuhyun sama sekali tidak salah dan masih bekerja dengan sangat baik. itu benar! dia baru saja mendengar bahwa ayahnya berkata—tak masalah dengan berfoto telanjang?!

“Nude. Appa. Nude.”

“mereka tidak akan menampilkan bagian dari keseluruhan gambar telanjang itukan?”

“Astaga, Appa!” Kyuhyun menahan nafasnya. Dengan dua tangannya, pria itu  benar-benar mengacak wajah rupawannya sedangkan Songjin mengangguk mengiyakan teori Ayah mertuanya sambil tersenyum penuh kemenangan.

katakanlah bahwa yang Ayahnya ucapkan adalah benar. katakanlah bahwa Kyuhyun dapat membuat tubuhnya sedemikian rupa untuk menutupo tubuh polos Songjin nanti, katakanlah majalah tersebut memang tidak akan menampilkan keseluruhan tubuh polos istrinya–tapi tetap saja, dalam proses pengambilan gambar itu nanti, seluruh awak crew akan dapat menonton tubuh Istrinya secara cuma-cuma kan?

Itu yang dinamakan tidak ada malasah?

Kalau semua orang lalu merasa lucu atas sikap Kyuhyun saat ini, pria tinggi itu bahkan tak perduli dengan gelar konyol apa pemberian orang lain untuknya karena dianggap bersikap kampungan, atau seperti yang Songjin katakan untuknya sejak kemarin, bahwa Kyuhyun norak dan ketinggalan jaman. Kyuhyun tak lagi perduli! dan coba jelaskan, Suami sinting mana yang rela bagian tubuh yang seharusnya hanya mereka sajalah yang menonton, malah dipertontonkan didepan Khalayak umum? menjadi santapan banyak orang?

Kyuhyun merasa tidak habis pikir, sedangkan istrinya itu, sedang membuat mulutnya bergerak bicara tanpa suara “3:0!” ucapnya sombong, kepada Kyuhyun.

“kau ada disana. maksudku—kau ikut dalam sesi pemotretan itu, dan kau tidak ikut bertelanjang kalau itu yang kau takutkan—“

Kyuhyun lagi-lagi melotot terkejut. Ayahnya pun sama sintingnya dengan istrinya kini. Apa sebenarnya, bergaul dengan Songjin sekian lama ini membuat isi kepala Ayahnya yang telah berusia lima enam puluhan ini menjadi sama dengan Songjin, yang dua puluhan, tapi tampak seperti awalan belasan tahun.

“tubuhnya memang tidak sekeren itu untuk menjadi cover majalah, Abonim—“ celetuk Songjin polos. Semakin membuat Kyuhyun ingin melompat kedalam jurang, jika didekatnya kini terdapat sebuah jurang.

Karena yang ada hanyalah tembok beton tebal, Kyuhyun sudah akan berniat untuk menjedukan kepalanya saja pada tembok sampai benjol pun tak apa. Asalkan setelah kepalanya muncul benjolan, seluruh hal yang dirasanya tak berjalan semestinya telah usai dan hidupnya kembali normal.

Satu alis Kyuhyun tertarik tinggi keatas, sambil memamerkan senyuman berbahaya-nya pria itu mendesis sinis, “Oh ya? dan lalu siapa yang masih tetap tergila-gila dengan tubuh tak keren ini?” Kyuhyun bertolak pinggang berpose memamerkan tubuh.

Kemeja putih—mencetak bentuk tubuh pria tersebut sebenarnya memang tak dapat dibohongi, bahwa Kyuhyun tampak oke dengannya. Tapi tetap, yang benar saja?! rasa percaya dirinya itu terlalu menggunung, dan apa tadi katanya?

“Cih!” Songjin mendesis lebih kencang dari Kyuhyun. mengeryitkan wajah jijik teramat sangat, “tergila-gila dengan tubuhmu, huh?” Songjin mengeluarkan lidahnya menyetel wajah ingin muntah—yang sebenarnya, dia memang ingin muntah karena Kyuhyun baru saja mengatakan hal konyolnya.

“Ya~ yang benar saja tuan sok percaya diri! Kau yang tergila-gila dengan tubuhku! Jangan memutar balikan kenyataan seperti itu! berbohong itu dosa!” Songjin mengibaskan tangannya merendahkan argument Kyuhyun—menurutnya sama sekali tak valid.

“aku? tubuhmu? Kuda Nil sepertimu?! Eiy, kau tidak melihat tubuhmu sendiri nyonya? Kau sendiri tampak seperti babi guling dan Kuda Nil yang disatukan. Dan sedang mengandung sepuluh bayi sekaligus! Tsk!” Kyuhyun ikut mengibas tangan.

Syukurlah masa-masa jatuh Songjin akan ketidakpercayaan dirinya itu telah menguap entah kemana– itulah kabar baiknya. tapi kabar buruknya, Songjin malah menjadi super duper percaya diri dengan lekuk tubuhnya karena dengan sebuah survei rendahan saja, bahwa satu-satunya pria yang selalu bahkan kadang tak perlu disodori tubuhnya itu, sudah dapat bertekuk lutut dengan mudah!

Entah Kyuhyun yang payah dan rendahan, atau memang tubuh wanita berbibir pink mungil itu memang seksi.

“mwo? Babi guling? Kuda Nil? Dasar Iblis sialan!!” Songjin meledak tak terima mendapatkan cibiran merendahkan seperti itu dari Kyuhyun. Kyuhyun si pria murahan yang dapat langsung patuh jika sudah ditarik keranjang?! Cih! murahan!

“Kuda Nil!”

“Iblis!”

“Kuda Nil!”

“Iblis!”

“KUDA NIL!”

“IBLIS!!!”

“YAAAA! BERHENTI!!” Telinga Choi Ki Ho berdengung berada diantara dua kubu yang terus melemparkan makian dan ejekan. Kuda Nil, Iblis, Kuda Nil, Iblis… pria tua itu benar-benar ingin mengikat bibir kedua orang dikiri kanan-nya ini untuk membuat mereka dapat diam dan tak bertengkar lagi saat ini.

Matanya sudah kesana kemari mencari jika saja terdapat karet, tali, atau sejenisnya, untuk mengikat dua buah bibir. “Bisakah berhenti berkata dia babi dan dia iblis? Tolong! berhenti!” Choi Ki Ho menggeram tak habis pikir pada Kyuhyun dan Songjin.

“Berapa usia kalian sebenarnya? hah? Berapa usiamu, Kyu? Dan Kau Songjin—? demi tuhan tiga bulan lagi kau akan menjadi seorang Ibu!”

“..babi.” Kyuhyun menambahkan berupa gerakan mulut tanpa suaranya. Menatap Songjin langsung hingga seketika wanita mengandung itu berjingit menunjuk Kyuhyun menggunakan telunjuknya, “Abonim!! Dia baru saja mengataiku Ibu babi!!”

“mwo? Aku tidak bicara apapun—“ Kyuhyun menyetel wajah terpolos pada Ayahnya ketika pria itu mendapatkan lagi lemparan tatapan tajam Choi Ki Ho.

“Ibu babi?” Choi Ki Ho menggeleng kepalanya tak habis pikir menggantung pernyataannya. Tangannya membuka kembali lembaran ditangannya bersamaan dengan mulut yang terus bekerja dan mata yang membaca surat penawaran interview milik Songjin, “kalau begitu kau Ayah babi, bodoh!” maki Choi Ki Ho tegas. jelas tertuju pada Kyuhyun seorang.

“dan istrimu sedang mengandung anak babi karena kau ayah babi. kalian keluarga babi. pantas saja kalian bertengkar seperti babi!”

Songjin menciut dengan sendirinya, memberengut sebal merasa tak terima, “aku bukan babi. enak saja!” runtuknya dan meleletkan lidah pada Kyuhyun. “dia itu babi.”

“kalau begitu kau bodoh, mau maunya menikah dengan seekor babi–” sanggah Choi Ki Ho secepat kilat lagi.

Kyuhyun hanya mendengus lalu membuang wajahnya pada arah lain. Kemanapun itu, setidaknya bukan memandangi wajah menyebalkan dengan rambut panjang dark brown dihadapannya itu. atau jika tidak, Kyuhyun benar akan melompat, menarik Songjin dan langsung menjejalkan wanita itu kedalam lemari arsip.

~~ ~~

Audi A6 Hitam milik Kyuhyun berhenti tepat setelah mobil mewah tersebut memasuki garasinya. Telah berjejer manis bersama dengan sebuah Merchedes Benz SLR McLaren- mobil berharga super fantastis yang dibeli Kyuhyun baru beberapa bulan terakhir sebelum peluncuran lyx resort-nya, dan sebuah Peugeot RCZ-pink milik Songjin.

Setelah mesin mobil telah benar-benar mati, Songjin-lah orang pertama yang langsung melepas sabuk pengaman dan akan melompat turun, namun Kyuhyun menghentikannya dengan menekan tombol auto lock hingga pintu mobil masih terkunci dan tak akan dapat terbuka sebelum dirinyalah lagi yang menekan tombol kunci menyeluruh pada pintu kendaraan berharga 1,4 Milyar tersebut.

Songjin menahan amarahnya dengan membuat dua tangannya terkepal kencang. perlahan, tubuhnya mulai berputar menghadap pelaku utama, penyebab kekesalannya bermuara, Kyuhyun. “Buka.” ucapnya singkat dan datar.

“kita perlu bicara.” Kyuhyun berkata dengan lebih datar juga ketus. Wajahnya terstel tak kalah dingin dari wajah Songjin yang wanita itu sedang sengaja tampilkan karena merasa kesal kepada Kyuhyun sejak kemarin, tadi, dan beberapa jam yang lalu.

Kyuhyun berdehem—membersihkan suaranya. Pria itu menolak untuk menghadap pada lawan bicaranya dan malah duduk tegap, lurus, menghadap tembok jauh didepannya, sama seperti Songjin disisinya.

“aku berkata tidak, bukan karena sesi foto yang menurutku tak layak untuk kau jalani itu. walau ya, tentu saja itu juga alasanku. Aku tidak suka melihat tubuhmu menjadi tontonan banyak orang. Kalau aku salah dengan hal itu, maaf. Tapi aku hanya melakukan apa yang seharusnya aku lakukan. Melindungi istriku. Kalau itu kau anggap salah, oke. Aku minta maaf.” Kyuhyun mengawali kalimatnya.

Bahunya bergerak ketika pria dengan tinggi 180 itu menarik nafas seakan menampung oksigen bagi paru-parunya agar tak kolaps saat dirinya berbicara panjang setelah ini.  Kyuhyun menelan ludahnya, dan mengendurkan duduknya. Bersandar—menjadi lebih santai. satu tangannya masih berada pada kemudi setir.

“kau tidak sadar anehnya tawaran yang datang padamu itu? atau perlu kuperjelas, bahwa majalah itu, mereka tidak menginginkanmu. Mereka tidak perduli dengan beritamu. Mereka menawarimu, karena mereka ingin mewawancaraiku. Yang selama ini, selalu kutolak. ELLE, benar? Henry menolaknya mentah-mentah berkali-kali, karena daftar pertanyaan yang dianggap tak bermutu–nyaris lebih condong pada menyudutkan.”

Kyuhyun menoleh, namun mendapati Songjin tampak tak perduli. sama sekali tak perduli dan sedang sibuk membuka plastic lollipop seperti permen ditangannya itu, lebih penting ketimbang diam dan memasang telinga penuh untuk mendengarkan kata-katanya.

Kyuhyun hanya dapat menghembuskan nafas panjang memaklumi segala perilaku Songjin walau dilihat dari sisi manapun, apapun alasannya, Songjin memang tak sopan berperilaku seperti itu. setidaknya, jika tak ingin menanggapi, diam adalah hal terbaik yang dapat dilakukannya.

Tapi yang ada, Songjin tak memperdulikan Kyuhyun sedikitpun dan malah sibuk dengan aktifitasnya sendiri. setelah sibuk membuka bungkus lollipop-nya, kini mulut mungilnya dibuatnya mengulum permen bulat itu santai.

“aku benar-benar sudah muak dengan pemberitaan, apapun bentuknya—aku tidak perduli! aku lelah dengan segala sesuatu tentang media yang selalu memberitakan hal miring dan tak pernah seimbang dengan fakta yang ada. Bukan hanya appa, Siwon Hyung, aku, tapi lalu kau pun ikut menjadi korban mereka. dan apa kau lupa dengan yang terjadi setelah terakhir kali kau melakukan peragaan busana dadakan-mu itu? kau lupa berita macam apa yang menyapamu setelah itu. kau bahkan telah memiliki kelompok anti-fans tanpa kau perlu repot menjadi seorang selebriti!”

Songjin bersingut dari duduknya, memojok pada sisinya dan menoleh menghadap Kyuhyun. menatap wajah pria tampan disana dengan sinis yang berlebih, “kalau itu yang kau pikirkan, aku juga bisa memberitahukanmu bahwa aku tidak perduli dengan pemberitaan miring yang datang padaku seperti itu! maksudku—kemarin itu, yeah, aku tidak akan berbohong dengan mengatakan aku baik-baik saja. Nyatanya, tidak semudah itu, tapi pun tidak semengerikan itu! aku memang merasa kacau karena hal itu, tapi sekarang aku tahu bahwa memang itulah yang seharusnya terjadi. dan toh, tidak semua pemberitaan yang datang adalah buruk. Masih banyak yang memberikan berita positive. Apa salahnya dengan hal itu? hidup ini bersisian, Cho Kyuhyun! jika ada negative, pastilah juga ada positive-nya! tidak mungkin dari seribu orang, seribu seribunya akan membencimu. Walau satu, pasti tetap ada yang menyukai. Bukankah seperti itu? kau ini—berlebihan!” dengus Songjin layaknya naga bernafas api.

Panas. Penuh kemurkaan dan tanda tanya, bahwa bagaimana bisa seorang Cho Kyuhyun memiliki pemikiran dangkal seperti ini?

“Songjin!” mata Kyuhyun membesar, “mereka tidak perduli padamu! mereka tidak menginginkan beritamu! Mereka menginginkanku! Ceritaku! Tidakkah kau paham dengan penjelasanku tadi, bahwa aku telah menolak tawaran interview mereka berkali-kali? mereka akan mengunakan banyak cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan!!”

Mata Kyuhyun berkilat sedangkan Songjin kembali membuat dirinya tak perduli dengan bergumul bersama lollipop-nya saja. bagi wanita berwajah tirus itu, Kyuhyun masih tampak tak masuk akal. Konyol.

Atau mungkin, Kyuhyun-lah yang sebenarnya tak ingin tersaingi ketenarannya?! Haah—sejak kapan Cho Kyuhyun menjadi seseorang penggila kilat blitz kamera?

“kalau mereka menginginkanmu, mereka hanya akan menginterview kau saja. tanpa ada aku sebagai embel-embel bonus. dan kalau mereka memang tertarik dengan kita—keluarga kecil kita, mereka akan memberikan penawaran yang sama, seperti yang mereka berikan kepadamu, padaku juga! berhenti bersikap sok tahu dengan hal yang sangat aku pahami, Park Songjin! Aku lebih mengerti pada hal seperti ini, jauh lebih mengerti darimu!”

“kau bukan seorang pendesain dengan desain yang telah memiliki nama. Hasil karyamu, memangnya siapa yang pernah menggunakannya? Maksudku—selebriti terkenal! Yang namanya besar! yang memiliki nama! Siapa?  Ratu? Pangeran? Ah~ Eun soo? Tidak! Eun Soo tidak termasuk karena dia hanya model yang kau gunakan dalam promosi-mu. dan dia temanmu. Kim Eun Soo tidak termasuk. Jadi, siapa sebenarnya orang itu? memangnya kau sehebat apa hingga mereka begitu menggebu tertarik dengan hidupmu? kau pun bukan seseorang penggerak—yang telah membuat suatu hal baik untuk dunia seperti seorang penggerak penghijauan lingkungan. Aktivis pembela hak asasi manusia. Aktivis pecinta binatang. Kau bukan perwakilan Unesco, Unicef, WWF, PBB. Kau itu siapa? kau bukan siapa-siapa! pikirkanlah baik-baik apa alasan mereka ingin mewawancaraimu! Karena alasan apa? Oh—topic tentang wanita hamil? Tentu saja tentu, itu masuk akal. Tapi diluar sanapun, terdapat jutaan wanita hamil sama sepertimu. Kenapa tidak mereka, dan kenapa harus kau? katakan apa teorimu mengenai hal itu?”

Wajah Songjin seakan tertampar mendengar deretan perkataan Kyuhyun. air matanya langsung mendesak untuk keluar, hanya pada sebaris kalimat awal rentetan kata-kata yang keluar dari mulut Kyuhyun.

Dia sendiri tidak akan menyangkal bahwa apa yang Kyuhyun katakan, adalah  bohong. Semuanya benar adanya. Kyuhyun benar. seribu, dua ribu, tiga ribu persen benar. tapi pertanyaannya, apakah harus pria itu mengatakannya begini jelas? bukankah seperti ini, terasa semakin jelas bahwa Songjin tak dapat melakukan apapun, dan selama ini, tidak ada satupun hal berguna yang telah dilakukannya?

Ini seperti semakin meyakinkan, bahwa Songjin tak berguna lalu semakin menjadi tak berguna saja.

Mati-matian Songjin menahan tangisannya. Air matanya memang telah mendesak untuk keluar, tapi sekarang, bukan waktu yang diinginkannya agar cairan bening itu keluar—dan membuat Kyuhyun semakin bertingkah dengan berkata, bahwa Songjin berusaha memenangkan perdebatan mereka dengan cara yang curang.

Untuk informasi saja, bukannya tak suka tapi Kyuhyun merasa tak adil jika berdebat dengan wanita lalu wanita tersebut menangis hingga membuat semangat perdebatannya padam. Baginya itu cara yang curang.

 Dan lagi, Songjin sendiri tidak ingin memenangkan perdebatan dengan cara curang. Dia ingin menang, karena memang dia pantas untuk menang. Bukan karena sebuah rasa belas kasihan. Dan saat ini, Songjin sedang berfikir keras cara untuk memenangkan perdebatannya kali ini.

Yang Songjin dapati, bukanlah sebuah sanggahan beserta penjelasan, bahwa Kyuhyun berkata hal yang salah, namun yang ada Songjin meng-iyakan dalam hati kecilnya. Bahwa Kyuhyun benar.

Tapi bukankah selalu ada hal positive? Ada kan? selalu ada. Lalu dalam permasalahan ini, apa?

Astaga! otaknya benar-benar buntu tak dapat memikirkannya! Mulutnya bergerak, bukan bergerak untuk bicara, tapi malah mengemut lollipop-nya saja.

Hening.

Keadaan menjadi hening dan semakin hening. Baik Kyuhyun maupun Songjin, tak satupun dari keduanya yang berniat membuka suara, menanggapi komentar pedas yang telah keduanya lontarkan. Dan atmosfer sekitar, semakin membuat segalanya menjadi canggung.

Pada akhirnya, Kyuhyun menarik nafas panjang—karena menyerah. Dia benar-benar tidak tahu lagi harus berbuat, berkata dan bersikap seperti apa, pada apa yang ingin Songjin lakukan. Dengan cara apa untuk melindungi istrinya itupun, Kyuhyun tak tahu lagi. Songjin begitu keras kepala.

“terserah kau sajalah. Aku tidak perduli lagi.” Kyuhyun berkata pelan bersama dengan bahu terkulai. Menarik kunci mobilnya dan melemparkannya kepada Songjin, “kalau kau ingin pergi. kalau kau tak ingin berada dirumah karena malas melihatku. Karena kau kesal. Karena kau tidak terima dengan keputusanku. Silahkan.” Tutur pria tegap tersebut tegas juga dingin tanpa kegetiran.

“tapi aku tetap tidak ingin melakukan interview itu. kalau kau tetap ingin melakukannya, cari manager-mu sendiri karena aku tidak bersedia menjadi penanggung jawab kontrak-mu. dan jangan datangi aku setelah kata-kataku terbukti benar. aku sudah memperingatkanmu.”

Bersama dengan akhir kalimat Kyuhyun, pria dengan kaki panjangnya itu melompat turun dari kendaraannya sendiri. membanting pintu dan berjalan cepat memasuki rumahnya seorang diri. Meninggalkan Songjin yang masih termenung memperhatikan punggung tegap disana, perlahan tapi pasti pergi menjauhinya.

~~ ~~

Memerlukan waktu empat puluh detik bagi Songjin untuk menangis terisak sampai puas setelah langkah pertama Kyuhyun meninggalkannya. dua puluh detik untuk membersihkan bekasnya. Sepuluh detik untuk merapihkan tatanan rambut kacaunya dan dua puluh lima detik untuk berjalan mendaki anak tangga, hingga kini berdiri tepat didepan pintu kamar mandi didalam kamarnya.

Suara gemericik air, terdengar begitu jelas, menandakan seseorang sedang menggunakan shower. Karena hanya ada dirinya dan Kyuhyun didalam rumah besar tersebut, tentu saja seseorang didalam sana yang sedang mandi ialah Kyuhyun.

Wanita berwajah lugu nan bodoh itu memelintir ujung pakaiannya untuk melampiaskan kegugupan, kegusaran dan puluhan perasaan kacau lainnya saat ini. tiga detik setelahnya, suara gemericik air lenyap. Dua detik, tergantikan oleh suara kenop pintu terputar, dan Kyuhyun terkesiap karena pintu yang didorongnya menubruk sesuatu.

Kepalanya melongok dan mendapati Songjin sedang mengaduh meringis mengusapi keningnya. Wajah istrinya itu tampak kesal dengan pipi menggembung penuh terisi oleh udara. “Appo!” protesnya tak terima.

Kyuhyun bersingut malas dan melanjutkan keluar dari kamar mandi. tidak memerdulikan Songjin disana—berjalan menuju ruang lemari mereka disisi lain ruangan. Kyuhyun bukannya tidak menyadari bahwa sedari tadi, Songjin seperti anak anjing yang sedang mengikuti tuannya.

Kyuhyun hanya tidak mengerti lagi apa yang Songjin inginkan saat ini. bukankah dia sudah berkata dengan jelas bahwa dia tidak ingin mengikuti interview itu? kalau toh Songjin ingin dia sudah menyerahkan tanggung jawab secara keseluruhan kepada seseorang yang akan menjadi manager istrinya itu nanti. Terserah! Kyuhyun sudah tidak perduli lagi!

Setelah berpakaian, dengan menggunakan kaus polos dan celana trainingnya, Kyuhyun kembali berjalan keluar, menuju ranjangnya. Malam ini dia men-skip makan malamnya untuk beberapa alasan.

Pertama, dia tidak memiliki nafsu makan lagi untuk saat ini.

Kedua, dia lelah. Tubuhnya tidak main-main terasa pegal disana-sini.

Ketiga, dia mengantuk.

Dan keempat, yang juga berada diatas segalanya, dia tidak ingin melanjutkan perdebatan apapun lagi bersama Songjin. Perdebatan dengan alasan yang sama, sudah saatnya dihentikan.

Kalau Songjin tidak berniat menghentikannya, Kyuhyun yang akan menghentikannya. Salah satu dari mereka harus ada yang memiliki kepala dingin paling tidak.

Kyuhyun menarik selimutnya hingga menutup seluruh tubuh. Matanya memejam rapat dan telinganya berusaha sedang dinon-aktifkan kerjanya dari mendengar suara-suara tak penting. Apalagi suara Songjin yang sedang memanggil dirinya dengan nada kekanakan seperti itu. sama sekali tidak imut! Dan Kyuhyun tahu, bahwa istrinya itu sedang bertingkah sok imut—jauh dari kebiasaan aslinya yang barbar seperti monster penghancur.

“Berisik!” omel Kyuhyun. membuka selimut yang menutupi wajah dan menggantinya dengan menumpuk sebuah bantal diatas wajahnya. Songjin mengerutkan wajah ketika tahu Kyuhyun sedang menghindarinya.

Dengan cepat, wanita itu menarik bantal tebal yang menutupi wajah Kyuhyun dan langsung menghunuskan lollipop miliknya. Yang sedari tadi dimakannya namun tak kunjung habis, kedalam mulut Kyuhyun.

Sontak, pria itu mendelik terkejut karenanya. Satu-satunya orang yang dapat disalahkan tentu saja adalah si pelaku utama Park Songjin. Namun sebelum Kyuhyun dapat berkata dan ingin melepas bekapan mulutnya berupa lollipop bekasan, Songjin membuat permen rasa pisang itu terus berada didalam mulut suaminya. “Aku paham,” Ucapnya ketus.

 “aku—aku akan menolak tawaran interview itu. aku tidak bisa menjadi badut lagi dan ditertawakan hanya karena apa yang semua kau katakan terjadi. kita tidak perlu melakukannya. Aku tidak perlu melakukannya. Aku hanya tahu, seberapapun aku menginginkan sesuatu, setelah suamiku berkata tidak maka aku harus menghargainya dengan tidak melakukannya, dan menuruti semua perkataannya.”

Alis Kyuhyun terangkat tinggi, menampilkan wajah penuh tanda tanya karena mulutnya masih terbekap paksa oleh sebatang lollipop. telinganya baru saja mendengar Songjin berkata hal yang benar? bukannya Songjin tak pernah mengatakan hal benar sepanjang hidupnya, tapi hanya memerlukan waktu tak kurang dari 60-menit untuk Park Songjin agar dapat bertingkah serta mengubah pola pikirnya menjadi lebih dewasa?

Diam-diam Kyuhyun merasa bangga setengah mati pada wanita barbarnya itu. dan bangga karena menjadi orang pertama yang dapat menonton perubahan sikap Songjin menjadi lebih dewasa dan dewasa setiap harinya.

“kau puas?” Songjin ikut menaikan alisnya tinggi, lalu mendesis setelahnya “Sial!” umpatnya pelan, “ternyata menjadi istri penurut rasanya aneh sekali.” runtuknya bagi diri sendiri. tangannya masih menahan gagang lollipop-nya dimulut Kyuhyun hingga pria itu tidak dapat berkata apapun.

Yang sebenarnya, sejak awal pertama Songjin membuka mulutnya pun Kyuhyun sudah ingin tertawa. menyikapi segalanya, pria itu masih tetap tak paham bagaimana cara kerja isi kepala Songjin sebenarnya.

Songjin kemudian bersedekap. Melepas bekapannya dan membiarkan Kyuhyun dengan lollipop miliknya begitu saja. begitu terbebas, pria itu langsung mencopot barang bukti kekerasannya dan menggenggamnya erat.

Songjin langsung menggeleng. Merebut permen ditangan Kyuhyun tersebut dan kembali memasukannya kedalam mulut Kyuhyun. “untukmu saja. dan kau seharusnya berterima kasihlah karena aku mau membagi permenku padamu. aku hanya membagi hal yang kusuka kepada orang yang kuanggap penting atau orang yang aku sayangi.” Toreh Songjin—bibirnya mengkerucut masih bertingkah acuh.

“sampai saat ini kau—Iblis keparat, menyebalkan dan mengesalkan. Sok tahu, sok pintar, tukang mengatur, paling mesum sedunia, dan galak—kau masih menjadi seseorang dari dua kategori mengapa aku mau membagi hal yang kusuka padamu. aku menyayangimu, kau tahu? dasar Iblis sialan!” Songjin mengerutu dengan wajah tertekuk dan bibir mengerucut.

Tubuhnya bangkit dari semula duduk disisi ujung ranjang. Bertolak pinggang memandangi Kyuhyun lalu tak sampai dua detik, bibirnya mengecup pipi gembil pria penghuni ranjang besar tersebut. “Gomawo~” ucap Songjin.

Wanita itu kemudian menarik lollipop dimulut Kyuhyun. dengan dua tangannya menekan pipi chubby Kyuhyun hingga bibir pria itu berbentuk seperti ikan dan menciumnya kilat, “Saranghae~” tambahnya, memasukan kembali lollipop rasa pisang tersebut kedalam mulut suaminya, dan berlalu.

Pergi begitu saja, keluar kamar. meninggalkan Kyuhyun yang sedang tercengang layaknya orang tolol. Duduk diatas ranjangnya dengan jantung berdegup tak menentu. Bulu kuduk yang meremang dan tangan setengah bergemetar.

Tubuh tegap pria itupun akhirnya terjatuh dengan sendirinya ketika Kyuhyun tak sanggup lagi menopang-nya entah karena apa, dan dengan tololnya dia berguling kesana kemari, hingga tubuhnya tampak seperti sepotong risol. Risol dengan gulungan selimut putih tebal bukan main.

Wajahnya memerah dan kekehan tak kunjung putus dari mulutnya, “Nado Saranghaeyo~ Nado Nado Saranghaeyo~” tuturnya bagai orang sinting hingga akhirnya.. “AKH!” Kyuhyun merintih kesakitan setelah tubuhnya terkejeledak—jatuh dari ranjangnya. Kabar baiknya, tubuhnya tak masalah karena gulungan selimut tebal bukan main itu. tapi kabar buruknya, bersama dengan nafas yang tak teratur karena adrenalin yang meningkat secara mendadak, menggelindingnya Kyuhyun dari atas ranjang membuat kepala yang melindungi otak cerdasnya itu baru saja menghantam sudut nakas kayu disisi ranjangnya. Lalu seperti belum cukup, kepala itu kemudian membentur lantai begitu kencang.

Denyutan terasa semakin menjadi dan Kyuhyun tak bisa tidak untuk hanya terus meringis sedangkan tangannya sedang terbungkus rapat bersama tubuhnya. Kepalanya….berdenyut tak karuan.

“AKH—ahhh. Astaga!” desahnya pelan. langsung tak bertenaga. “Songjin…!! tolong aku.” rancau Kyuhyun meneriaki istrinya yang entah berada dimana. “kepalaku…Eish~ kepalaku bocor?!” adu-nya hiperbola.

151 thoughts on “[KyuJin Series] Story of Hippopotamus and Devil Family

  1. tingkah mereka emang bikin ngakak, aduhh Kuda nil, Iblis?? lucu bgtt .. adegan yg aku suka wktu songjin masukin lollipop nya ke mulut kyuhyun.. sweet bgt

  2. ck…ni org b’2..ga da bosenny treak”…pi hbies gtu, akur bntar romntis”an..ntar b’debat lg..
    choi ki ho mpe pusing dgrny…haha
    pi songjin wlo smpet nangis toh dy nurut jg ma kyupil…

  3. Hahaha kuda nil, iblis, babi lah dibawa2 wkwkwk ternyata seorang choi ki ho pun gak bisa menghentikan perdebatan songjin sama kyuhyun haha

    Duhhh endingnya wkwkwk si kyu ini gemes deh sama tingkahnya galak2 tp klo ud kena sentuhan songjin langsung meleleh

  4. Songjin dapet ilham darimana sampe nurut ke Kyuhyun? Kyuhyun ngomong emang pedes tapi ada benernya. Yang klah sebenernya itu Kyuhyun. He looks so dumb.

  5. Mau seheboh berantemnya mereka tetep aja berakhir dengan menggelikan.. songjin polos banget sih, gimana kyu gak makin cinta dengan tingkah2 konyolnya

  6. Hahahaha ini lucu pake banget. Aku sangat” suka dgn scane ini
    “dan istrimu sedang mengandung anak babi karena kau ayah babi. kalian keluarga babi. pantas saja kalian bertengkar seperti babi!”
    Gokil abis. Lawakan paling lucu dg intelegensi yg tinggi. Humor yg kelas. Wkwkwk

  7. Hahaha kuda nil,
    iblis, babi lah
    dibawa2 wkwkwk
    ternyata seorang
    choi ki ho pun gak
    bisa menghentikan
    perdebatan songjin
    sama kyuhyun

  8. Sebenernya udah baca ini pas malem, tapi baru bisa komen sekarang dikarenakan beberapa alasan 😂
    Ada sebutan yang lebih elit dari Iblis, babi, kuda nil?? Sungguh panggilan yang sangat romantis 😂😂

  9. akhirnya manis >< kyuhyun ngegelinding bukannya kasihan tapi malah bikin ketawa wkwk. pokoknya mereka berdua cocok.

  10. ngakak pas kyuhyun-songjin-choi ki ho saling ribut wkwkwk sempet bingung kenapa kyuhyun nolak diwawancara majalah Elle, kirain karena ga mau berbagi pemandangan tubuh istrinya ternyata ada alesan yang sangat bijak

  11. emang bener apa apa itu gaboleh berlebihan haha kyuhyun baru ngerasain soojin yang patuh aja udah kaya abg labil yg lagi kasmaran sampe jatuh plus kejedot pula haha sabar yaa kyu

  12. Sweetnya …… habis berantem berbagi lollipop. …

    Btw Kyu kasian dech ….. udah jatuh , kepalanya kejeduk nakas ….. 😂😂😂

  13. mereka kalau berantem parah banget, tp itu tanda cinta mereka, untung mereka berantem tak lama,kyuhyun terlalu bahagia sampai berujung petaka kasian kyuhyun😣😣😂

Leave a reply to noebita Cancel reply