Alphabet Drabble [ D – E – F ]

Author: GSD

Length: Drabble [Alphabet Drabble]

Cast: Lee Donghae – Kim Eun Soo

D – Denial

“Noooo~”

“Sup sapi?”

“No.”

“Sphagetti?”

“No!”

“Steak?”

“Shin Nara!!” Eun Soo melotot lebar memandangi Nara, “aku sedang sakit. Kau serius menawari steak kepada orang sakit?” dengusnya sebal.

Sedangkan Nara mengendurkan bahunya dan mendesah pelan. Wajahnya telah mendung dan sudah tidak bersemangat lagi, “aku tidak tahu lagi Eun Soo. Kau harus makan dan tidak ada satupun makanan pemberianku kau telan. Maumu apa? Lusa kau harus datang pada Press conference DKNY di Incheon. Kalau kau sakit, kau tidak akan bisa hadir!!”

Nara mengacak rambutnya. Berbicara sambil mempertontonkan wajah penuh rasa putus asa. Telah sepekan lamanya Eun Soo terkena Demam. Beberapa jadwal yang telah tersusun rapih pun menjadi imbas. kacau balau. Beberapa pertemuan dan janji wawancara batal dihadiri oleh Eun Soo.

“bubur!” tiba-tiba Eun Soo berseru. “aku mau bubur!”

“Kau gila? Ini jam—“ bibir Nara terkatup. Wanita itu menelan lagi omelan akan ide gila Eun Soo meminta bubur ditengah malam seperti ini. merasa kesal, tapi kalau itu bisa membuat perut itu terisi lalu bisa menelan obat, sepertinya memang tidak ada cara lain lagi, “Oke. Asal kau makan saja,” gerutunya sambil berlalu.

 30 minutes later…

“Enak?”

“…… ya. Sepertinya aku benar-benar kelaparan. Kau punya lagi?”

Nara menunjuk panci diatas cabinet dapur tak jauh dari sofa tepatnya dan Eun Soo duduk bersantai. “satu panci penuh. Kau bisa menghabiskannya kalau kau mau!”

Eun Soo tersenyum sumringah dan langsung setengah berlari menuju dapur. “aku tidak pernah tahu kau bisa memasak. Romantis sekali. Aku minta bubur, kau membuatkan untukku. Atau ini hanya keprofesionalitasan-mu sebagai seorang manager?”

“aku?” Nara mengarahkan telunjuknya pada wajahnya sendiri lalu tertawa kencang, “aku tidak memasaknya. Bukan aku yang membuatnya. Kau gila? Aku tidak secinta itu denganmu sampai rela berkeringat membuatkan sepanci bubur ayam untukmu ditengah malam seperti ini!” cibirnya dengan tawa lebih kencang dan semakin mengencang.

Berbanding terbalik dengan kening Eun Soo, yang tiba-tiba mengerut. “lalu, kau mendapatkan ini dari mana? Kau tidak mencuri di restoran kan?” Eun Soo membalik tubuh menghadap Nara lalu mendapati wanita itu sedang menggelengkan kepala. “Aku mendapatkannya dengan cara berkelas.”

“…aku tidak mengerti?”

“aku meminta Lee Donghae untuk membuatkannya. Tadi dia sudah tidur, tapi mudah saja kalau membawa-bawa namamu. Dia langsung bangun dan membuatkan sepanci penuh bubur lezat itu. Romantis kan tetangga kita itu? Rasa masakannya juga tidak buruk. Kau bahkan ingin tambah!”

Bagai baru tersambar petir, tubuh Eun Soo menegang seperti balok es. Tangan kurusnya perlahan bergerak meletakan kembali tutup panci pada ditempat semula dan setengah melemparkan mangkuk bekas pakainya kedalam bak pencuci piring, “wae? Sudah selesai? Kau bilang kau mau tambah…”

“aku berubah pikiran. Rasanya tidak selezat itu. Terlalu asin!” Dengus Eun Soo kemudian.

---

E – Emergency

 

Terjadi keributan di Lobby apartement The Mendacium. Keributan tersebut melibatkan beberapa pihak termasuk petugas keamanan apartement, resepsionis, penjaga pintu, supir taxi serta selebritas terkenal yang tak lain bernama Kim Eun Soo.

Keributan terjadi panas. Terjadi karena kesalah pahaman antar Eun Soo dan supir taxi berusia kisaran 50-an itu. Dompet milik Eun Soo tertinggal didalam tas Nara, sedangkan Nara sedang tak berada bersamanya. lalu kini, Eun Soo memerlukan uang untuk membayar taxinya dan sialnya, dia tak memegang uang sepeserpun.

“kembalilah lagi besok pagi, aku pasti bayar Ahjussi! Memangnya wajahku ini seperti wajah pembual? aku bisa bayar dua kali lipat!”

Suara Eun Soo melintasi telinga Donghae yang baru akan mengantri untuk menaiki Lift. Kakinya langsung diseret, mendekat, menelusup masuk pada lingkaran manusia dengan ponsel dan sibuk merekam serta memotret kejadian langka tersebut.

“Aku tidak perduli bagaimana wajahmu. Atau siapa dirimu. Atau tawaran semu-mu. Aku hanya perlu 6000 Won-ku, sekarang!”

Supir taxi itu berbicara juga dengan nada meninggi kepada Eun Soo. Wajah terangkat hingga menampilkan kesan angkuh. “Maaf Ahjussi, ini uangnya, dan ambil saja kembaliannya!” Donghae yang sejak tadi menonton memutuskan untuk menyudahi perang konyol tak berujung ini dan memberikan selembar uang 100.000 won kepada supir taxi tersebut, lalu langsung menyeret Eun Soo bersamanya untuk menghindari kerumunan yang kemungkinan dapat semakin melebar.

“Kau gila?” kaki Eun Soo terseok mengikuti Donghae mau tak mau. Pria itu menyeretnya hingga masuk kedalam lift. “dia hanya perlu 6000 won! Kau bisa mengambil 94.000 won mu!” dengus Eun Soo, menarik tangannya kencang.

Donghae hanya mendecah ringan tanpa menanggapi Eun Soo yang ketus padanya. Seharusnya berterimakasih saja cukup, tidak perlu meruntuk seperti ini “Just a simple thank you, please.”

“aku akan mengganti uangmu.” Eun Soo mengabaikan tuntutan ringan Donghae akan ucapan terimakasih yang semestinya pria itu dapat sejak tadi, tapi tidak didapatkannya hingga saat ini. “Aku tidak suka berhutang budi!”

Donghae menghela nafasnya ringan. Kapan Kim Eun Soo tak pernah keras kepala?

“itu kewajibanmu. aku baru saja mengambil jatah uang saku-ku untuk besok. Kau harus mengganti tentu saja!”

“Cih! Hanya 100.000 won. Tidak perlu bertingkah seperti 100.000.000 won!”

“akan menjadi 100.000.000 won kalau dalam 24 kali 7 hari kau tidak membayarnya. Hutangmu akan bertambah banyak karena setiap satu jam, akan bertambah 2 kali lipat.”

Mata Eun Soo terbelak melebar, terkejut bukan main, “mworago?? Kau memerasku?!”

“Tidak” Donghae menarik ujung bibir tinggi memandangi pintu lift, “hanya ingin mengajarimu, bagaimana cara berterimakasih yang baik dan benar.” Timpalnya lengkap dengan senyuman mengembang lebar sebelum melenggang pergi ketika angka digital lift telah menunjukan angka 15.

---

F – Flawless

Acara makan siang Donghae, Eunhyuk dan Sunny terinterupsi dengan potongan iklan brand shampoo terkenal, menampilkan wajah Kim Eun Soo pada televisi milik restoran cepat saji disana.

“woah—“ Sunny dan Eunhyuk bersamaan menjatuhkan rahang mereka. Wajah Eun Soo membuat keduanya bagai hilang daya gravitasi dan terpukau. “aku penasaran bagaimana dia bisa secantik itu..” tutur Sunny.

“dan sexy.” Eunhyuk ikut menimpali, “sempurna.” Lalu Sunny dan Eunhyuk berbicara bersama lagi tanpa mereka sadari.

Sedangkan beberapa menit setelahnya, keduanya barulah sadar bahwa hanya Donghae lah yang menutup mulut tak memberikan komentar apapun, ketika nyaris satu restoran hampir memberikan reaksi sama terhadap iklan shampoo dari wanita bermarga Kim tersebut.

“kenapa?” Donghae protes akan sorotan mata Eunhyuk dan Sunny terkesan mengintimidasi. Mulutnya bergerak walau sedang penuh kentang goreng, “percayalah, dia tidak sekeren itu. Aku melihatnya setiap hari, dia cukup membosankan, dia juga terlihat seperti gelandangan ketika sedang mabuk. Dan catat, tidak ada manusia sempurna. Jangan berlebihan..”

Donghae menggidikan bahu santai, menjejalkan kentang goreng kedalam mulutnya lagi banyak-banyak. “memang agak sedikit cantik. Tapi galak seperti hulk.” gumamnya sambil mengunyah brutal.

---

PS: sejujurnya Drabble  ini lebih dari 100 kata. aku gak tau mesti namain apa buat tulisan yang kalau terlalu panjang untuk drabble tapi terlalu pendek untuk ficlet.  Jadi atas kesimpulan sotoy aku, cerita ini termasuk dalam drabble. (ngotot) yaudahlah.. mau ngomong gitu doang sih-__-

Thank you :*