[KyuJin Series] Shim Changmin Effect

The Boom #2 – Shim Changmin Effect

GSD

PG 13

Cho Kyuhun | Cho Songjin | Choi Siwon |

Vignette

Siwon dan ayahnya, hanya dapat tersenyum saja melihat Songjin sore ini terlihat ceria. Ceria yang dimaksud adalah tampak senang dalam takaran yang aman. tidak berlebihan, tidak juga kurang.

Songjin sedang bercakap santai dengan Ibunya sambil mengupas apel. Tubuh wanita itu masih cukup panas walau Songjin selalu bersikeras bahwa dia baik-baik saja, dan menolak untuk terus berada diatas ranjang satu hari penuh.

Sesekali para pria yakni Siwon, Choi Ki Ho dan Kyuhyun menemukan kilasan senyuman lebar Songjin pada percakapan entah apa dengan Park Aeri. Kyuhyun selalu mencibir, katanya itu reaksi berlebihan wanita penyuka pink tersebut.

Tapi pendapat Siwon dan ayahnya memang tidak bisa dipertanyakan. Songjin memang tampak ceria satu hari ini. Siang tadi Songjin berjalan-jalan santai seorang diri keluar kamar, lalu kembali dengan membawa banyak cemilan. Katanya, ini untuk semua orang yang menemaninya dikamar. Mungkin Songjin lupa, bahwa stock makanan dikamar rawatnya, entah kurang sebanyak apalagi— masih menumpuk didalam sudut counter belum tersentuh.

Siwon tertawa renyah, “jadi hari ini kau aman, ‘kan?” sindir pria belesung pipi itu lantaran tidak satu kalipun sejak pagi tadi, Siwon mendengar adanya teriakan Songjin, atau erangan Kyuhyun memohon ampun lantaran habis dipukuli Songjin.

“aman.” wajah Kyuhyun terlihat tidak sebanding dengan kehidupan damai yang dimilikinya sejak pagi tadi. pria itu bersedekap— memperhatikan istrinya sebentar lalu menoleh tersenyum kepala Hyun Gi digendongan Siwon. Meladeni tangan bayi kecil itu, yang menjuntai meminta perhatiannya— menggenggam.

** **

 

“apel?” Kyuhyun memundurkan wajah ketika terkejut, sebuah piring tiba-tiba berada tepat didepan hidungnya.

Songjin menghempaskan tubuh dikursi yang sama. Keduanya bertukar kesibukan tangan. Kyuhyun menyerahkan Hyun Gi kepada Songjin lantas Songjin menyerahkan sepiring penuh berisi apel kupasan kepada Kyuhyun.

Sebenarnya, Kyuhyun tidak merasa terlalu lapar, tapi tangannya bergerak tanpa komando brutal menjejali mulutnya dengan potongan-potongan apel, lebih dari satu.

Terang saja hal tersebut membuat Songjin mendilikkan mata lebar-lebar, “kau lapar ya?” tanyanya sambil mengernyit— menumpahkan perasaan kasihan setengah mati kepada pria tinggi disampingnya itu. “mau kusiapkan makanan?” lanjutnya menawarkan.

Sambil mengunyah dan memandangi televisi yang entah sedang menyiarkan apa, Kyuhyun terdengar mendesis— “tidak perlu.” Beritahunya ketus.

“Kau—“ Kyuhyun menggantung suaranya. Melirik Songjin bengis menekan hasrat ingin mencincang wanita yang telah dinikahinya 3 tahun itu. “terlihat senang sekali, ya?”

bagus sekali. Jarang sekali kau terlihat jinak. Kyuhyun melanjutkan sindiran pedasnya kepada Songjin didalam hati. Walaupun dia sendiri yakin saja bahwa tidak akan terjadi apapun jika dia mengatakannya langsung.

Toh, dalam satu hari ini sejak pagi tadi suasana hati Songjin sedang terkendali. Dia sangat yakin bahwa wanita barbarnya tidak akan membuat keributan— setidaknya maksimal hingga 12 jam kedepan.

Tebak sajalah sendiri, semua itu karena apa. Efek Shim Changmin benar-benar luar biasa. Wanita barbar yang terkenal dengan kehiperaktif dan ulah mengerikan itu kini seolah sedang beristirahat sejenak. Digantikan oleh sosok wanita bangsawan keluarga kerajaan. Anggun dan berkelas. Damai, tenang, santai, seperti bukan Park Songjin saja.

“hanya karena satu ikat bunga, suasana hatimu sepertinya aman terkendali. Shim Changmin itu luar biasa ya—“ Kyuhyun memasukan apel lagi kedalam mulutnya lebih banyak.

Memutar bola matanya saat melihat sepasang wanita dan pria didalam serial drama yang ditontonnya sedang berciuman. Didalam hatinya, mengutuk habis-habisan dua pemain tersebut, lantaran yang matanya lihat bukanlah kedua selebriti terkenal itu berciuman melainkan Songjin dan Changmin.

Tidak pantas. Nilainya sendiri dalam hati. Entah mengenai pemain film itu atau bayangan liarnya sendiri.

Kyuhyun ingat, dia juga pernah memberikan Songjin bunga bahkan lebih banyak jumlahnya dibandingkan satu ikat tadi saja dari Shim Changmin tapi reaksi wanitanya tidak pernah sesumringah ini ketika itu.

Senang, tapi yasudah… begitu saja. mungkin ada yang salah dari jenis bunga yang diberikannya kepada Songjin dulu. Atau, caranya memberikan yang salah? Entahlah. Tapi pastinya, reaksi Songjin lah yang membuatnya terlihat uring-uringan namun terlampau malu untuk mengungkapkannya.

Cemburu? Bukan. Baginya ini bukan kecemburuan. Ini hanya.. perasaan tidak terima karena reaksi berlebihan yang ditunjukan Songjin. Hanya itu saja. Kyuhyun meyakinkan dirinya sendiri, hanya itu saja yang sebenarnya dia alami saat ini.

“aku juga pernah memberikanmu bunga.” Kyuhyun seakan sedang mengingatkan Songjin walau penggunaan nada suaranya tidak terdengar begitu.

Songjin yang teringat tersenyum mengangguk. “iya, aku ingat.” Katanya tenang. Bermain-main dengan Hyun Gi memberikan bayi laki-laki itu banyak sekali ciuman. Kyuhyun meliriknya sinis tanpa wanita itu sadari.

“baguslah kalau ingat. Aku kira kau lupa.”

“tidak.” Songjin kembali tersenyum kepada Hyun Gi. “aku ingat sekali kau pernah memberikanku bunga. Mawar putih, merah, calla, sampai bunga bank pun kau pernah memberikannya padaku.” Tawa Songjin terbenam diperut buncit Hyun Gi.

Bayi itu tertawa geli— jika saja memiliki gigi, pasti gigi gigi kecilnya telah tampak berderet rapih karena tawa lebarnya itu.

Bunga bank? Maksudnya kartu kredit yang selalu menembus batas limit itu? Cih! Kyuhyun mendesis semakin sinis saja ketika mengingatnya. Keberadaannya tidaklah lebih dari sekedar penyokong dana— dalam memenuhi hobi berbelanja wanita barbar itu saja sepertinya.

“…lalu kenapa? Kau cemburu?”

Kyuhyun mendadak tersedak, “cemburu?” pekiknya tiba-tiba merasa jijik atas pertanyaan semena-mena itu. “aku cemburu dengan siapa? Cecunguk itu?”

“Changmin Oppa—“

“otakmu pasti semakin menipis saja keberadaannya. Aku tidak memiliki alasan untuk melakukannya. Aku jelas lebih baik dibandingkan orang itu.”

Songjin hanya menghela nafasnya meladeni Kyuhyun kali ini. sepertinya, pria itu sedang bertingkah sama saja dengan anaknya kali ini. “kalau kau tidak suka, seharusnya sejak awal saja kau melarangnya datang. Kau sendiri yang membiarkannya datang tadi pagi kan?”

“apa yang kau harapkan lagi memangnya saat orang itu tahu tahu sudah ada didepan pintu? Menendangnya sampai ke Alaska?”

“itu terlalu mengerikan. Yang biasa-biasa saja, aku kira kau akan menyeretku berlarian lagi agar Changmin Oppa tidak melihatku ada dikamarku.”

“Cih!” Kyuhyun membuang wajahnya jengkel. Songjin senang sekali menyindirnya karena sikapnya kemarin lalu menyeret wanita itu berlarian ditengah pusat perbelanjaan. Topic tolol itu sudah habis mengikis nama baiknya ditengah acara makan malam bersama keluarganya selama satu bulan penuh dulu. Sekarang masih juga Songjin membahasnya. Seperti tidak ada topic lain saja.

“Hanya mempertanyakan kadar kesetiaanmu saja. sepertinya mudah sekali tumbang ya? Benar-benar payah.”

“kesetiaan?” kening Songjin berkerut. Wanita itu melirik Kyuhyun disisinya bukan dengan tatapan lucu ingin tertawa, tapi heran saja. “hei, kau pernah dengar istilah masih ada banyak ikan dilautan? pilihan itu ada sangat banyak sekali Kyuhyun-ah.”

“ya, baguslah.. pilihlah dengan damai dan tenang kalau begitu—“ Kyuhyun buru-buru mencibir Songjin seusai wanita itu selesai bicara.

“memilih dengan tenang?” Songjin tertawa menggelengkan kepala. “Kyuhyun-ah, pilihan itu memang ada sangat banyak, aku sudah melewtkan masa memilih itu. untukku sekarang, bukan saatnya lagi untuk memilih-milih. Aku tidak punya pilihan lagi selain hanya tinggal bertahan saja dengan pilihanku. memangnya kau tidak tahu hal-hal sederhana semacam itu ya? Ah— mungkin kau memang yang tidak tahu. Pria penebar pesona sepertimu mana tahu hal sepele begini?”