Triple Alphabet Drabble — A

A

Ability

“kau yakin?” Choi Ki Ho terkejut memegang sebuah map cokelat berisi CV milik Songjin diantara tumpukan CV diatas mejanya. Semua orang didalam ruangan itu melirik Kyuhyun memberikan penilaian berbeda tak terkecuali, sedangkan Kyuhyun sendiri— hanya menyengir santai membaca CV – CV lain bagiannya.

“dia bersikeras ingin mengajar kelas seni. Kalau begitu dia harus melalui tahap seperti orang lain.”

“kita tidak perlu lagi mengetesnya. Kita tahu bagaimana kemampuannya. Songjin menonjol dibidang seni. mampu memainkan banyak alat music dia pandai menggambar—“

Ditengah kalimat Ayahnya Kyuhyun memutus, “tapi dia tidak pernah mengajar sebelumnya.” Katanya tegas. “kalau dia menginginkan sesuatu. Dia harus berusaha mendapatkannya seperti yang lain!”

END

---

 Awkward

 

Ada sesi photo keluarga yang sedang dilakukan dikediaman Choi Ki Ho kali ini. seluruh keluarga berkumpul untuk melakukannya tak terkecuali Park Aeri yang sebenarnya sungguh tak senang difoto dalam konten apapun.

“sedikit kekiri” fotografer dihadapan Songjin dan Park Aeri memberikan arahan untuk kesekian kalinya. “agak lebih dekat.” Baik Park Aeri dan Songjin, sama-sama tak ada yang bergerak ditempatnya. Hanya diam mematung kaku.

“aigoo~ dia hanya ingin memphoto kalian. Bukan mengeksekusi mati, santailah sedikit!!” cibir Siwon.

Dari kejauhan, hanya Kyuhyun saja yang duduk diam mengurungkan niat untuk ikut berkomentar mengenai ketengangan Songjin dan Park Aeri. Baiklah. Jadi, mungkin selama ini, hanya Kyuhyun saja yang paham kondisi Ibu – Anak disana yang sesungguhnya selalu penuh kecanggungan.

END

---

 Agressive

Tiba-tiba saja Songjin melemparkan diri pada Kyuhyun yang baru masuk kedalam rumah— sesaat setelah pria tinggi itu menyentuh lantai rumahnya.

Tak tanggung-tanggung, setelah memeluk yang eratnya dapat dibandingkan dengan sebuah cekikan— hingga wajah Kyuhyun memerah dan memblokir saluran pernapasan untuk sesaat, Songjin lantas meraup bibir tebal Kyuhyun.

Malangnya Cho Kyuhyun— pemuda tampan itu langsung kehabisan napas, walau kemudian dapat cepat mengimbangi gerakan Songjin, ikut melumat.

“sambutan yang manis sekali.”

“keren kan?”

“apa mulai sekarang, ini akan kudapatkan setiap hari?”

“………”

Kyuhyun tersenyum, “jadi ketololan apalagi yang kali ini kau lakukan, nyonya?” alis Kyuhyun meranjak naik perlahan-lahan. Mencibir.

“aku tidak sengaja menginjak psp-mu. Maaf~”