Triple Alphabet Drabble — F

F

Fever

“panas sekali Kyuhyun-ah!” adalah komentar Songjin setelah mengecek suhu tubuh Hyun Gi untuk kesekian kalinya malam ini. Sudah pukul 2 dini hari tapi tak satupun dari Kyuhyun ataupun Songjin yang dapat tidur.

Sejujurnya, keduanya sedang sama-sama panic. Tapi seperti biasa, Kyuhyun dapat lebih pandai mengotrol rasa paniknya— mengingat, sepertinya tidak lucu, jika Songjin panic, lalu dia ikut serta panic. “dia sudah meminum obat. Dia akan baik-baik saja. kau tidur saja. biar aku disini.”

“kau pikir aku bisa tidur?” adalah pertanyaan retoris Songjin yang hanya Kyuhyun jawab melalui gerakan bahu ringan. “kalau begitu duduk saja disini.” kata Kyuhyun menepuk lahan kosong disampingnya. “sini!”

END

---

 Flat

“Flat?” rahang Songjin terjatuh cepat. “kau membeli sebuah flat?” seolah tak percaya dengan apa yang dilihat, Songjin menyapukan matanya pada ruang apartement dengan nomor 0312 tersebut— berisi furniture mahal, tampak elegan dengan dominasi warna hitam dan putih.

Kyuhyun mengangguk menjawabnya. Berjalan lebih dulu didepan Songjin untuk memutari seluruh bagian ruangan didalam apartemen yang dibelinya tanpa sepengetahuan Songjin atau siapapun. “tapi untuk apa?” Songjin bergumam tak mengerti. “kita mempunyai rumah dan rumah kita masih sangat layak pakai. Kita akan pindah?”

“tidak.”

“lalu?”

“apa kau tidak pernah berfikir, jika suatu saat nanti Hyun Gi pasti akan membutuhkan tempatnya sendiri?”

“tapi— dia bisa mendapatkannya sendiri!”

“kalau begitu, anggap saja ini.. hadiah. Bagaimana?”

 END

---

 Forgive

Dalam kurun waktu tiga jam, Songjin telah menghabiskan dua gelas kopi, sepiring kentang goreng dan sepotong blue velvet cheese cake. pukul 12 siang tepat dia dan Kyuhyun memiliki janji untuk makan siang bersama. disalah satu restoran italia dekat gedung Millennis — namun sampai pukul 3 sore, Kyuhyun belum juga datang.

Pukul 3:15 Kyuhyun baru tiba dengan penampilan kusut. Hanya Kemeja putih dengan dasi yang telah merenggang.

“maaf aku terlambat. Tadi Siwon Hyung mendadak mem—“

“sudahlah.”

Hening. Sambil menarik kursinya Kyuhyun mengamati wajah datar Songjin. Bertanya, “kau marah?” dengan sedikit was-was. Namun gelengan menjawabnya. “cepat pesan makananmu, lalu kita pulang. kau harus mandi dan istirahat. Kau terlihat seperti gelandangan hari ini, kau tahu?”

“huh?”

END