Triple Alphabet Drabble — S

 

Triple Alphabet Drabble – S

S- Sleep

 

“Ma?”

Kyuhyun menghela napas menemukan Songjin tertidur pulas dikarpet depan televisi bagai kuda nil yang sedang berjemur. Kyuhyun paham, bukan tanpa alasan belekangan ini Songjin terlampau sering tampak bagai zombie seperti itu.

 

Sebentar lagi Eun Soo berulang tahun, seperti rencana, akan diadakan sebuah pesta sederhana yang dihadiri oleh kerabat dekat. Songjin telah Eun Soo tunjuk sebagai perancang busana mantan Miss Korea tersebut. Pantas Songjin tampak kewalahan membuat 4 pakaian dalam waktu singkat.

 

Dalam diam bibir Kyuhyun mengerucut panjang. Dia menoleh pada Hyun Gi yang sedang tengkurap tak jauh dari Songjin. Wajah bayi yang sedang belajar merangkak itu terlihat khawatir. Pada kening mungil mulusnya terbentuk satu gelombang kerutan. “tidak apa-apa. Eomma hanya terlalu lelah.” jelasnya pada bayi 6 bulan itu. “bagaimana kalau, kita pindahkan eomma kekamar, lalu kau bermain denganku saja?”

---

 S- Sandwich

 

“tunggu sebentar!!”

“aku ingin pulang kerumah eomma!!”

“kau marah?”

“aku hanya ingin pulang.”

“sebentar lagi aku akan pulang, kenapa tidak bersama saja?”

Songjin mendengus kepada Kyuyun, kemudian menyusup pada bagian kosong disisi kiri Kyuhyun hingga membuatnya dapat lolos dari kekungan Kyuhyun. Lagi-lagi keributan kecil itu menjadi tontonan gratis seluruh pegawai Millennis dilantai 30.

 

“semua orang juga tahu sandwich mu tidak— Argh!” Kyuhyun menghentakkan kaki jengkel kala mendapati Songjin tak mendengarnya, malah langsung menerobos lift yang baru terbuka pintunya.

 

“baiklah-baiklah aku minta maaf. Maaf, okay?” lantas tak satupun manusia dilantai 30 itu tak menengok pada ulah atasan tampan mereka. Beberapa langsung melempar pandang penuh tanya.

 

Beberapa tampak tak percaya, atasan kejam yang lebih sering memberikan arahan dengan lidah tajam itu sedang bersikap begitu manis kepada seorang wanita hanya karena pertengkaran menu makan siang.

 

“maaf.” Kyuhyun tampak putus asa berdiri tegap didepan pintu lift dengan wajah lelahnya. “okay?” lanjutnya pelan. “jangan marah lagi,”

 

“mau membawa sandwichku untuk makan siangmu selama satu minggu?” kemudian Songjin mengerling licik. Tampak puas melihat wajah panic Kyuhyun dengan rahang terjatuh, “APA?”

 

“kalau begitu lupakan saja—“

“Aish, baiklah baiklah. Sandwichmu.”

“sungguh?”

 

Kyuhyun membuang napas panjang begitu berat lantas mengangguk lemah. Pria tampan itu tahu, selepas perjanjian keparat itu dibuat, hari-harinya akan nestapa diisi oleh sandwich salad buatan Songjin.

 

Ah, memangnya siapa yang tak tahu Kyuhyun begitu membenci sayuran?

---

 S- Safe

 

Songjin dikejutkan oleh Kyuhyun yang tiba-tiba datang kemudian menariknya memaksa agar membuatkan Kyuhyun ramyeon ketika Songjin sedang menemani Hyun Gi bermain, “aku sibuk kau tidak lihat?”

 

“tapi aku lapar!”

“tapi aku sedang bermain dengan Hyun Gi!”

 

“Aku lapar!” Kyuhyun membentak lalu mengerang bagai balita, kekurangan susu menjatuhkan tubuh keranjang. Berkali-kali lelaki 27 tahun itu menggosoki perutnya tanda bahwa dirinya memang benar-benar merasakan apa yang diucapkannya. “aku lapar. Aku lapar. Aku lapar!!!”

 

Tangannya mulai menarik-tarik ujung pakaian Songjin sambil terus berseru bahwa dirinya lapar. Namun, alih-alih ingin memeluk Songjin dan memberikan pitingan pada leher Songjin, Kyuhyun malah mendapatkan ‘hadiah’ lain berupa pukulan kecil berulang kali diwajah, dari telapak tangan mungil yang besarnya tak seberapa dibanding miliknya.

 

“Yaa! Cho Hyun Gi! Apa-apan kau?” mata Kyuhyun memicing pada bayi yang entah sejak kapan berada dihadapannya. “Appa hanya minta dibuatkan ram—“

 

omelan Kyuhyun pun tak sampai tuntas. Hyun Gi merangkak cepat lebih mendekat pada Kyuhyun lalu menjatuhkan punggung tepat diwajah Kyuhyun dan dengan sengaja bergerak-gerak secara acak kemudian tertawa geli. “Pa!” Hyun Gi memberikan cengiran kepada Kyuhyun begitu polos.

 

“kau tahu, kemarin dia juga melakukan hal yang sama saat eomma memarahiku.” Jelas Songjin terkejut, “aneh sekali, bukan? Kukira dia selalu sadar jika nyawaku sedang diujung tanduk.”