[KyuJin Series] I Love Bedtime Stories!

[KyuJin Series] Baby Development Stages

Stage 3

Vignette

“I Love Bedtime Stories!”

Cho Kyuhyun | Park Songjin | Cho Hyun Gi

Sejauh ini, sepanjang hidupnya, baru inilah kali pertama Kyuhyun menemukan bayi penggila dongeng. Cho Hyun Gi putranya sungguh terlalu menggilai dongeng.

Hyun Gi tak akan bisa tidur tanpa mendengar dongeng sebelumnya. Sambil menunggu makan siang siap, biasanya eomma akan memberi sepotong kisah tentang kurcaci, keledai, tiga anak babi atau kupu-kupu. Waktu senggang miliknya sebagian besar dihabiskan dengan mendengarkan dongeng dari Appa, atau Eomma.

Jika tak ada satupun diantara mereka yang melakukannya, maka Hyun Gi akan merangkak sambil membawa salah satu buku yang diambilnya sembarang— memberikan kepada salah satu orang tuanya lalu menjerit “wead!” dia meminta dibacakan.

Namun Kyuhyun, adalah pendongeng yang paling Hyun Gi gemari dari semua pendongeng. Itulah mengapa Songjin, Choi Ki Ho, Park Aeri, Siwon— ah sebentar, mari kita jujur saja, semua orang merasa iri setengah mati pada entah apa daya tarik pria tengik itu— ayah anak itu bahkan nyaris tidak akur dalam tiap kesempatan, tetapi Hyun Gi tak pernah melewatkan sekalipun kesempatan untuk mendapatkan dongeng dari Appa.

Hyun Gi bisa memberi berbagai reaksi pada apapun dongeng yang sedang didengarnya. Terkadang bayi itu bisa memberi reaksi yang sebenarnya bahkan terlihat lebih lucu daripada apa yang dibacakan dibuku. Dia bisa terkejut setengah mati saat cerita didalam dongeng terlalu mencekam baginya— ketika rusa dihutan yang sedang minum dari danau, terpanah tiba-tiba oleh pasukan kerajaan.

Bola mata besar Hyun Gi akan semakin membesar. Mulut kecilnya hanya bisa menyuarakan “wooo” dengan wajah sangat lugu. Itu adalah reaksi pertama dari buku pertama miliknya. Pendongeng: Cho Kyuhyun.

Hyun Gi pernah tertawa, menjerit sampai berguling-guling diatas sofa—reaksi dari kisah anak landak pemarah. Sambil tertawa Hyun Gi juga menegaskan pada anak landak yang berjalan mengindik menujunya berkata “don’t.” Suapaya benda itu tidak mendekat padanya.

Hyun Gi tak tahu bahwa landak tak bersalah itu hanya boneka. Yang Hyun Gi tahu, landak itu bisa berbicara padanya. Bisa tertawa dan menggeram. Landak itu hidup bagi Hyun Gi.

Kisah itu bahkan tidak dibukukan. Hanya bagian dari improvisasi karena dimalam itu Hyun Gi tiba-tiba saja menjadi pemarah, dan terus-menerus menangis membuat semua orang bingung apa sesungguhnya hal yang sedang diinginkannya.

Kemarahan Hyun Gi dapat teredam berkat dongeng improvisasi itu. Tangisannya berubah tawa. Rengekan tak menentu berubah menjadi jeritan senang. Pendongeng: Cho Kyuhyun.

Dongeng tentang hewan dan kehidupan kerajaan adalah dua kisah favoritnya. Entah bagaimana, Hyun Gi bisa tersenyum terlalu lebar; luar biasa lebar, ketika pendongeng mulai menjabarkan mengenai ratu, atau para putri kerajaan.

Seolah sifat Casanova miliknya, dapat dideteksi sejak dini melalui kegemaran Hyun Gi mendengar penjabaran, betapa sang putri terlihat luar biasa cantik karena matanya berwarna hijau emerald. Karena tuan putri memiliki rambut pirang mengilat dan tuan putri sedang menggunakan gaun malam megah berwarna pink emas juga sepatu kaca yang akan berkilauan jika tertimpa cahaya.

Pun karena itulah kemudian malam ini tidak perlu ada keributan perdebatan mengenai siapa yang akan mengantar tidur si mata besar itu. Itulah mengapa Kyuhyun sudah bersiap dengan sebuah buku dongeng bergambar ditangannya.

Dia membawa Hyun Gi ke dalam gendongannya saat orang lain disekitar Hyun Gi seperti Siwon misalnya, sedang serius bermain tenis meja dalam wii.

Atau Songjin yang hanya bisa menekuk wajah sebal ketika Kyuhyun mengatakan “time to sleep buddy” kepada Hyun Gi lalu membawa ‘boneka dadakan’ bergigi hampir empat, dan belum juga kunjung bisa berjalan— hanya merangkak atau versi paling mutakhir belakangan ini adalah menggelindingkan diri supaya bisa menuju tempat tujuan lebih cepat.

Kyuhyun lekas menuju kamar Hyun Gi tidak jauh dari tempatnya saat ini lantas duduk bersila, mendudukan Hyun Gi didalam tekukan kakinya.

“Mari kita lihat dongeng apa untukmu malam ini, okay?”

Kepala Hyun Gi secara otomatis mengangguk kaku, seperti kepala robot, namun matanya berbinar saat melihat tangan Appa memegang buku. “Yes.” mulutnya langsung menyahut cepat mempertontonkan gigi dengan jumlah tak seberapa.

Mencoba untuk tidak kesal pada Kyuhyun, Songjin mengekor ayah anak itu ke dalam ruang kamar Hyun Gi disamping kamar tidur utama. Songjin mengambil posisi dibagian tersudut. Dia menduduki tumpukan boneka jerapah pemberian Donghae, merapatkan kedua kaki, memeluknya, lantas memasukan keduanya kedalam sweater besar yang sedang dikenakannya.

Lucu rasanya mendapati kedua orang itu bisa mendadak lupa pada apa yang sepanjang hari mereka perebutkan ketika waktu tidur Hyun Gi sudah datang. Hanya karena dongeng sebelum tidur.

Songjin tersenyum saat melihat Hyun Gi tampak riang kala Kyuhyun menunjukkan sampul buku dongeng malam ini dan membiarkannya menyentuh gambar timbul dari buku tersebut selama beberapa saat. “Princess Rose and the golden bird. Wow!” Kyuhyun berseru setengah berbisik.

Hyun Gi bertepuk tangan entah untuk apa. Mungkin untuk kebahagiaannya malam ini. Atau mungkin karena Appa membawa buku baru lagi kali ini. “Shall we?” Kyuhyun mengembangkan senyum. Mulai membuka buku bergambar milik Hyun Gi.

“Many, many years ago, in a kingdom far, far away there lived a beautiful princess. She had long red hair and loved roses so much that everyone called her Princess Rose.”

“uuuo” komentar satu-satunya bayi laki-laki disana. Dengan polosnya Hyun Gi menyentuh kepalanya lalu mendongak menatap Kyuhyun kecut, “haiw” ujarnya meninggalkan senyum tipis Kyuhyun, “Hair.” ralat Kyuhyun lembut. Berbanding terbalik dari intonasi disepanjang hari ini saat mereka berebut biscuit, atau giliran siapa kali ini tidur diatas pangkuan eomma sepuasnya.

Suara Kyuhyun terdengar luar biasa lembut. Tenang, dan berat. Seperti suara yang Songjin gadang-gadangkan adalah suara terbaik dari seorang lelaki dipenghujung hari melalui sambungan telepon, bercakap dengan pasangan mereka.

“No honey, you don’t have long red hair. In fact, you don’t have that much hair.” Songjin terkikik membekap mulutnya sendiri. Kemampuan bahasa inggrisnya memang nol besar tetapi dia tidak sebodoh itu untuk tidak menyadari bahwa percakapan antara Kyuhyun dan Hyun Gi adalah mengenai rambut merah panjang yang tiba-tiba putranya ingin miliki.

“Every evening after dusk, Princess Rose went out on the balcony and clapped her hands. A golden bird came flying out of nowhere and alighted on her shoulder. Instantly, the princess’s hair began to shine, ablaze with brilliant red light. When the bird started to warble an enchanting tune, Princess Rose joined it in a song, and everyone in the kingdom fell asleep and had sweet dreams till break of dawn. Thus passed the years. Every evening Princess Rose, along with the little golden bird, sang a loving lullaby, so that all people fell asleep and had sweet dreams till break of dawn. Until one day something terrible happened. A wicked witch learned about Princess Rose and decided to curse her.”

Tiba-tiba Kyuhyun meletakkan buku dongeng Hyun Gi atas karpet. Tangannya bergerak-gerak diudara juga jari-jarinya. Seketika saja raut wajahnya berubah. Dari tenang setenang air, mendadak kencang, menyalak galak. “Abracadabra, Sim-Sala-Bim, may the rose’s color dim!” rupanya Kyuhyun sedang menirukan bagaimana seorang penyihir jahat beraksi.

Jangankan Hyun Gi. Songjin pun ikut terpana karenanya. Ini adalah kali pertamanya secara langsung ikut bergabung dalam rutinitas malam Kyuhyun dan Hyun Gi. Jika tahu Kyuhyun akan berdongeng semenarik ini, Songjin akan menjadi penonton tambahan tiap malamnya.

Menyadari betapa Songjin sedang terksima padanya, Kyuhyun sepertinya juga tak ingin melewatkan hal langka kali ini, karena kemudian dirinya menertawai Songjin sebagai wujud cibirannya. Dia menunjuk Hyun Gi dan Songjin berkali-kali menujukan bahwa ada kesamaan ekspresi wajah antara bayi belum genap 2 tahun dengan wanita 26 tahun disini.

Baginya selain konyol, itu juga terlihat tolol. Hyun Gi mungkin terlihat menggemaskan tetapi Songjin? kata tolol bisa disematkan tepat pada kening Songjin. Demi dewa neptunus, Kyuhyun banyak mempelajari cara mendongeng dari wanita itu, lalu kini wanita itu sendiri bahkan yang terlihat seolah baru menonton David Copperfield menembus tembok besar China dengan mata telanjang?

“Pa?”

Kyuhyun baru menyadari bahwa selama sekian belas menit lamanya dia hanya berinteraksi pada Songjin tanpa suara. Meninggalkan Hyun Gi bingung—mungkin— berpikir sendiri mengapa putri berambut emas tadi, kini tak memiliki rambut berwarna emas lagi seperti yang Appa jelaskan.

“Yes baby?”

“Black?”

Kepala kecil Hyun Gi miring ke kanan. Hanya Songjin yang sanggup melihat jelas seperti apa rupa berpikir keras putranya saat ini. Dahi Hyun Gi bahkan memiliki kerutan kecil-kecil. Matanya saksama memandang buku dibawah kaki Appa. “Black?” dia mengulang pertanyaannya lagi.

Anggap saja pertanyaan itu untuk dirinya sendiri karena Appa malah terkekeh pada reaksi kebingungannya. Wajah Hyun Gi seolah bertanya ‘mengapa hitam? tadi gadis ini memiliki rambut merah menyala! aku sangat sangat yakin dengan mataku.’

Karena selain keningnya, mata Hyun Gi juga bergerak kekiri dan kanan untuk membandingkan warna rambut gadis dibuku tersebut. Kali ini selain penuh tanya, ekspresi bodoh Songjin sepertinya menular— atau diturunkannya habis-habisan kepada Hyun Gi.

“Why?”

“Because the wicked witch curse princess Rose!”

“Why?”

“Jealous, I guess.”

Hyun Gi masih berpikir keras. “Why?” pertanyaan itu keluar lagi dari mulut mungilnya. Matanya tak kunjung lepas dari buku dongeng bergambar “because that was many girls do. They jealous to each other, I don’t know why, but all I know, that is not good.”

“— why?”

Kyuhyun menarik napas panjang memejamkan mata. Satu hal yang didapatinya saat membuka mata, Songjin mengembalikan cibirannya semudah itu, saat itu juga.

** ** **

“Kyuhyun-ah!”

“Yeah?”

“Aku tidak bisa tidur!!”

“—Hng. Lalu apa urusannya denganku?”

Songjin mendengus pada tanggapan dingin Kyuhyun. Lelaki itu bahkan tidak bergerak sedikitpun dari posisinya. Tetapi kali ini Songjin tidak mempermasalahkan hal tersebut. Perlahan-lahan, dia menarik sebuah buku dari dalam selimut hingga mencuat keluar tepat didepan wajahnya dan Kyuhyun.

“Bacakan aku dongeng ini.” pintanya polos menempelkan buku ‘the ugly duck’ milik Hyun Gi pada lehernya. Dia memeluk buku tersebut, bibirnya mencebik ketika Kyuhyun mulai membuka mata— langsung memicing padanya tajam.

“A—aku penasaran jika kau bisa membuat Hyun Gi tertidur lelap setelah membacakan dongeng, kurasa hal yang sama mungkin bisa terjadi juga padaku.”

“Usia Hyun Gi tidak lebih dari dua tahun dan kau adalah wanita nyaris berkepala tiga, Park Songjin.”

Songjin menggidikan bahu, “pantas untuk dicoba, kurasa.” dalihnya santai namun Kyuhyun mendengus menjawab “tidak.”

“Kyuhyun-ah”

“Tidak.”

“Kyuu”

“Nope.”

“Cho”

“No no.”

“Kyuhyun-ah, please~”

“Nope.”

Keputusan final. Kyuhyun membalik badan memunggungi Songjin sambil menarik selimut, lebih memilih untuk memeluk guling saja malam ini daripada harus menjatuhkan harga diri untuk membacakan dongeng bagi wanita dewasa. Lagipula bukankah itu terdengar seperti kegiatan yang aneh?