I Wanna Love You [Part 2]


Image

Author : GSD

Title  : I Wanna Love You [ Until You’re Mine Sequel ] 2

Cast : Cho Kyuhyun, Han Hye Jin, Park Eun Hye, Kang Eun Soo, Kim Kibum, Lee Sungmin

Genre : Romance

Rating : PG 13

Length : Chaptered

Han Hye Jin’s side

 

Aku tahu, jam tidurku semakin kacau akhir-akhir ini. selalu terjaga saat tengah malam dan baru bisa tidur saat fajar akan menjelang. Saat matahari perlahan memunculkan dirinya. Dan setelah itu, sialnya, aku tetap harus bagun karena kelas ku yang dimulai jam 9 pagi.

Lama kelamaan hidupku mulai berantakan hanya karena hal sepele ini. ani. Ini bukan sesepele yang kukira ternyata. Tidak bisa tidur dengan teratur itu ternyata ancaman luar biasa dalam segala bidang.

Kesehatanmu, kehidupanmu, dan dipastikan akan menyeret banyak hal lainnya.

Dan sekarang, dengan mata yang sudah berkurang daya pancarnya. Benar-benar telah berkurang sangaaaaat banyak, karena jam tidurku yang hanya.. umm… 2 jam? Ini benar-benar membunuhku.

Aku harus menjaga mata ini agar terus terbuka karena ini adalah kelas penting. Ayolah, Hye Jin, tiga puluh menit lagi! berusahalah sekuat tenaga!!

Lalu tiba-tiba, aku merasa berbeda. Aku tidak pernah sadar, sejak kapan kelasku menjadi begini dingin? dan nyaman? Hembusan angin, lembut menyapu wajahku. semuanya menjadi samar. Rasanya sangat nyaman.

__ __

“hhahahaha! Benarkah? Itukah alasanmu membawa tumpukan benda keramat ini kesini?” Eun Soo menunjuk modul-modulku jijik, hanya dengan pandangan matanya. Penuh hinaan.

Aku mengangguk lemas. Mengutuk diriku sendiri yang bisa-dengan-tololnya tertidur dalam kelas Anatomi ku. skak mat. Untuk hidupku.

Dan tadi, aku terbangun dari tidur cantik-ku dengan hati riang. Seakan melupakan apa yang sebenarnya terjadi, kalau saja tidak ada sebuah note kecil yang menempel dikeningku. Hasil tulisan tangan Dosen botak itu, aku yakin.

Berisikan tugas tambahan. Untukku. Karena dengan kurang ajarnya, telah mengabaikannya yang sedang memberikan ilmunya kepadaku. sial.

“sepertinya hidupmu terlihat begitu berat sekarang?” ujar Eun Soo. Entah itu mengejek, atau memang mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Yang sebenarnya ia lihat denganmata kepalanya langsung.

Tetap saja aku tidak suka dengan gaya bicaranya seperti itu. seakan meragukan kemampuanku, dan mengatakan ‘hentikan. Kau tidak akan sanggup melanjutkannya’. Cih! apa dia lupa kalau aku sudah melakukan ini selama hampir dua tahun? dan umm… dengan nilai cemerlangku, kurasa satu setengah sampai dua tahun lagi aku bisa melakukan praktek-ku.

“tidak semengerikan itu kok!” sahutku.

“apa kau tidak lelah?” Pertanyaan retoris. Membosankan.

“ya~ lihatlah dirimu! Kau seperti mayat hidup, kau tahu? kapan terakhir kali kau menyisir rambutmu?”  tanyanya seakan menghakimiku. Reflex, tanganku terangkat sendiri, mengusap rambutku. Menyusupakn jari-jari tanganku kedalamnya.

Benar. kapan terakhir kali aku menyisir rambutku ya?

Seakan mendapatkan kemenangan mutlak, Eun Soo tersenyum simpul. Matanya dengan gesit menelusuri tubuhku lagi, “kurasa kau juga sudah lama tidak bertegur sapa dengan cermin? eo?

Aku jadi bingung. Mau marah karena merasa tersinggung, tidak bisa juga. yang dikatakannya memang benar. tapi aku juga tidak mau menurunkan harga diriku dengan mengakui kekacauanku belakangan ini.

Karena kalau sampai aku benar-benar melakukannya, aku akan terlihat seperti pengemis. Aku akan mencurahkan tentang betapa lelahnya aku saat ini. maka dari itu, lupakan saja ide ‘berkata jujur’ kali ini! kkk~

“aish~ Han Hye Jin. kau bisa berpura-pura dihadapan semua orang tapi tidak denganku. aku sudah mengenalmu sejak aku masih belum bisa membaca dan menuliskan namaku sendiri. teknisnya” tuturnya.

“kau tidak bisa berbohong. tidak didepanku. Katakan yang sejujurnya!”

Kuhela nafas panjang dengan sangat berat. Apa semudah itu terbongkarnya? Aku tidak terkejut kalau begitu. terkadang, aku selalu merasa, Eun soo lah yang mengerti tentang diriku, dibandingkan diriku sendiri.

Karena itu aku selalu merasa kesulitan saat aku memutuskan untuk pindah ‘hidup’ sementara. Di Amerika, walau itu bersama Kibum Oppa. tetap saja rasanya berbeda.

Aku tidak bilang bahwa kakak tiriku itu tidak menjagaku dengan baik. Tidak juga tentang keluarga angkat yang sudah menganggapku lebih dari seperti anak kandungnya sendiri tidak memperhatikanku, dan tidak mengerti tentangku sama sekali.

Rasanya hanya berbeda. Tentu saja berbeda. Mereka semua memperhatikanku pada lingkarannya masing-masing.

“memang.. akhir-akhir ini kacau. Aku hanya bisa tidur selama satu atau dua jam. Tugas-tugas itu.. dan kuliah pagiku.. semuanya memb—“

Eun Soo memutar matanya.

“aku tidak membicarakan kesengsaraanmu disana, Nona Han!” tukasnya malas.

“….lalu?”

“mana kutahu? Kau tidak mengatakannya! Maksudku—belum.” Imbuhnya memberikan penekanan dengan sangat jelas. jelas penuh dengan keingin tahuan yang begitu menggebu tentu saja. Khas seorang Kang Eun Soo.

Aku masih tidak mengerti.

“kau bertemu dengannya, eo?

“…..??”

“pangeran tampanmu itu!”

Mwo? Pangeran tampan? “ah!! Kau tahu? kau benar! Siwon oppa itu benar-benar menganggumkan! Kau akan terkes—“

“siwon oppa?” potongnya seketika. “aku tidak sedang membicarakan pria itu, Hye Jin! yang kumaksud itu Cho Kyuhyun, bodoh! CHO – KYUHYUN!” Eun Soo terlihat geram. Bahkan itu tergambar jelas saat ia mengeja nama kramat yang hampir tidak pernah ingin kubahas, kuucapkan, kupikirkan, kubayangkan dan…. Ngg… sampai… aku siap. Maksudku—sampai hatiku siap.

Siap Mendengarnya lagi. maksudku—hatiku.. lubang dihatiku ini.. belum sepenuhnya terutup, kau tahu kan?

Eun Soo menaikan satu alisnya menatapku. Jemari lentinya bermain disela dagu dan bibir tipisnya. Dia hanya diam menunggu ku mengeluarkan suaraku.

Sedangkan aku… tidak tahu harus mengatakan apa.

“bagaimana?” tukasnya setelah sepertinya letih, menungguku membuka mulutku.

“kau tidak ingin tanya dimana aku bertemu dengannya?”

“aku tidak perduli.” bantahnya kilat.

Kuteguk liurku. Menggumamkan banyak nada aneh. aku tahu… aneh memang.

“itu…mengejutkanku. Sedikit. Hehe”

“…………” Eun Soo diam dan hanya memperhatikanku seksama. Sepertinya jawaban riang tentang isi hatiku barusan itu dianggap terlalu klise? Tapi itu memang benar yang kurasakan. Mengejutkan.

Aku terkejut. Aku tidak menyangka akan bertemu dengannya. Maksudku—tidak dalam waktu sedekat ini sejak kepulanganku lagi ketempat kelahiran ku lagi.

“ayolah Eun Soo” rengekku kemudian, akhirnya pertahananku jebol juga. dia tidak ingin membuat ku menumpahkan seluruh air mataku disini kan?

“loh, kau ini kenapa? bukankah kau sendiri yang bilang bahwa perpisahan kalian berjalan dengan semestinya. Kau sendiri yang bilang hubungan kalian sudah membaik dan kalian baik-baik saja”

Tck, ayolah.. harusnya dia bisa membedakan yang mana kenyataan, dan yang mana keinginan.

Dan sebagian besar dari kalimatku dulu itu adalah keinginanku. Tapi kenyataannya kan berbeda! Nyatanya, aku masih merasa canggung dan sesak saat bertemu dengannya lagi beberapa waktu yang lalu.

Hal terpenting dari semuanya adalah hatiku, yang kurasakan kembali merenggang. Entahlah. Apa perekatnya sudah tidak lagi berfungsi? Kalau begitu, Untunglah ketika hati retak tidak mengeluarkan suara apapun. setidaknya itu membuatku sedikit tenang dan bisa berpura-pura bahwa keadaan didalam sana masih baik-baik saja.

“Han Hye Jin… ckckck!”

Eun Soo menggelengkan kepalanya dan menatapku tidak habis pikir.

__ __

Mataku dengan nanar memandangi modul laknat yang terjejer rapih didepan mataku. Ini semua.. benar-benar!! astaga!! kenapa sulit sekali?!!! Aaaa!!!

Kuacak wajahku lagi. lama-lama wajahku bisa rata kalau begini ceritanya!

Apa aku harus menelepon Siwon oppa lagi? tapi rasanya aku sudah terlalu merepotkannya. Dan lagi, dia sendiri juga pasti sedang sibuk. Mengingat jam prakteknya yang sudah begitu padat? Aish!

Eomma! Appa! Eoteoke? Huaaaa!!

Tangisan penuh penderitaanku terhenti sejenak saat deringan pintu bel terdengar begitu nyaring tanpa henti. Aish! Pengganggu lagi!! tidak tahu apa nyawaku seang diujung tanduk begini?

Ting Tong!!

“ne! ne!!” teriakku sambil  berjalan mendekat pada pintu utama. Walau aku tahu berteriak sekeras apapun tidak akan membuat tamu itu mendengar peringatanku, karena ruangan ini yang kedap suara.

Ting Tong!!

Ish!! Tamu sialan!

ne.. kubilang kan seben…..tar…”

Tubuhku membeku. Ya, kalau bisa disebut begitu.

Karena menangkap sosok itu. lagi. oh tidak. tidak, tidak!

“hai!”

Kyuhyun tersenyum lebar sambil melambaikan tangannya. Dia datang. Kemari. Keapartemenku. Sekarang. dia. dihadapanku. benar. ini bukan mimpi.

Kugigiti bibirku sesaat, lalu tersenyum canggung, “h..ai!” balasku ringan. Persetan akan terdengar seperti apa ditelinganya.

Aku masih berdiri diambang pintu. Dengan satu tangan memegang gagang besi pintu, dan satu tangan, yang kusembunyikan dibelakang tubuhku.

“aku boleh  masuk?”

Pertanyaan Kyuhyun menyadarkanku. “ah, kau benar! silahkan… masuk” imbuhku setelahnya. Mundur, dan membuka pintuku lebih lebar. Memberikannya akses untuk memasuki apartemenku.

__ __

mianhae, aku hanya bisa menyuguhkan ini. aku sedang tidak memasak apapun.” ucapku. Memandangi secangkir teh hangat dan kue kecil toplesan yang kususun sedemikian rupa dimeja kecil dihadapan kami.

Tentu saja setelah menyingkirkan buku-buku tebal bekas ku belajar tadi.

Kyuhyun tersenyum, “gwaenchana. Aku malah lebih tenang begini”

“…lebih tenang?”

“yaaa… setidaknya aku masih ingin hidup lebih lama lagi. itu tidak akan terjadi kan kalau aku memakan masakanmu?!” cibirnya.

Sialan! enak saja bicara sembarangan! “Ya! aku sudah bisa masak! Kau saja yang tidak tahu!” selaku tidak terima.

“yayaya…. Terserah kau sajalah!” ujarnya seakan tidak percaya. Ani ani. Itu bukan wajah mengira-ngira tapi dia memang sedang meragukan kemampuanku!

“ish! Aku serius! kau pikir bagaimana caranya aku bertahan hidup selama ini kalau tidak dengan masakan-masakanku sendiri?!”

“disana kan banyak restoran-restoran!”

“memang iya! Tapi kau pikir berapa banyak uangku? Bisa jebol kantungku kalau setiap hari makan diluar! hidup disana kan mahal!!”

“Cih! jangan berlagak! Uangmu itu banyak!!”

mwo?  Uangku? Maksudmu uang orang tuaku?”

“uang orang tuamu juag uangmu kan?”

“siapa bilang?! Teori dari mana itu?!”

“tentu saja itu teori umum!! Selama kau belum menikah, kau masih tanggung jawab orang tuamu. Jadi apapun yang orang tuamu miliki, itu juga milikmu. Hal seperti itu tidak perlu kuajarkan kan? Berbeda ketika kau sudah menikah. Tanggung jawab orang tuamu telah berpindah tangan pada suamimu. Jadi kau berbagi apapun dengannya. Termasuk kekayaan. Saat itu nanti, apa yang suamimu miliki itu juga milikmu, begitupun sebaliknya” Jelasnya panjang kali lebar.

Aku duduk bersedekap. Memandanginya seksama, “sepertinya kau sangat berpengalaman dalam hal seperti ini, eo?”

“mwo?”

“kau telihat mengerti tentang hal semacam ini” sindirku. Penuh penekanan.

Apa kecerdasan juga mempengaruhi setiap orang untuk bisa berfikir seperti ini? atau hanya aku yang terlalu acuh, tidak memerdulikan hal-hal seperti ini?

Kyuhyun mendesah.

Seakan putus asa berbicara denganku. aku sangat hafal dengan ekspresi itu. dia selalu memberikan raut wajah seperti itu kepadaku setiap kami melakukan pembicaraan.

Ekspresinya itu.. seakan berkata ‘tidak ada harapan lagi untuk perkembangan daya pikirnya’. Dan itu sedikit menyinggungku disaat kenyataan membuktikan, aku tidak sebodoh itu.

“lalu… untuk apa kau datang keisni?” tanyaku.

Air wajahnya kembali berubah. Keningnya berkerut dengan sangat cepat, “aniya, maksudku, ada apa? Apa yang terjadi?” kuubah pertanyaanku menjadi lebih halus. Walau pada intinya, masih sama seperti pertanyaan pertama.

Mempertanyakan kepentingannya datang kemari. Apa urusannya datang?

Syukurlah, wajah yang tadi sempat didominasi oleh raut tak terdefinisi itu kembali menormal seiring berjalannya detik jarum jam.

Kyuhyun meletakan cangkir tehnya keatas meja, “Heebum.” Ucapnya.

“ne?”

“Heebum.” Ucapnya lagi. dan aku masih tidak mengerti.

“ah, maksudku.. kucing yang kemarin kubawa ketempatmu itu.” jelasnya.

Mulutku lalu menggumamkan nada seperti.. ‘oooh iya! Aku ingat! Kucing Persia abu-abu itu kan?’ hanya saja tanpa suara.

“apa saat itu kau bilang kalau Heebum butuh Vitamin lagi?”

“ne.”

“nah, itu dia. kemarin itu Noona menghubungi rumah sakit tempatmu praktek dan katanya saat itu tidak ada jadwalmu hari itu. jadi Noona membatalkan rencananya untuk datang ke Rumah sakit.”

“itu… Tck, iya! Aku lupa. Maaf maaf!” tukasku. “aku memang tidak memiliki jadwal praktek full disana. Dan sebenarnya aku juga masih belum sepenuhnya resmi menjadi dokter.”

mwo? Jadi Heebum dirawat dokter gadungan?” sergah Kyuhyun dengan polosnya. Tapi itu menyebalkan!

“Yaa! enak saja! bukan begitu! aku sedang melakukan Kerja Lapanganku!”

“kerja lapangan?”

ne. itu kan bisa kuambil kalau aku sudah mencapai enam puluh persen dari seluruh rata-rata sks-ku” jelasku. Kyuhyun masih diam.

“ya pokoknya begitulah! Aku bukan dokter gadungan! Enak saja!!” dengusku kemudian.

“jadi jadwalmu tidak full disana, hm?”

Aku menggeleng mantap. “ani.”

“lalu bagaimana nasib Kucingku?”

“bukannya disana masih ada beberapa dokter lainnya?”

“Tsk, aku tidak mau! enak saja kau memindah tangankan nyawa perliharaanku semudah itu! bertanggung jawablah sedikit! Walaupun ini hanya binatang, tapi dia juga punya perasaan. Bagaimana menurutmu perasaannya kalau kau yang dilemar-lempar begitu? memangnya enak?”

“aish.. arra..arra. aku mengerti!” desisku kesal. Dasar berlebihan!!

“aku minta jadwal praktekmu!”

“mwo?”

“Tck, ayolah~ aku membutuhkannya untuk pemeriksaan rutin Heebum kan?”

Aku mendelik. Kaget. Tentu saja. apa ini berati aku akan lebih sering bertemu dengannya? Lagi? apa ini akan baik-baik saja?

Author’s side

 

“Tck, ayolah~ aku membutuhkannya untuk pemeriksaan rutin Heebum kan?” Kyuhyun ngotot. Memaksa gadis yang tubuhnya sudah setengah membatu itu untuk memberikan jadwal Prakteknya di Rumah Sakit Hewan tempatnya bekerja sementara.

Hye Jin masih diam. Kaku. Tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan isi kepalanya sedang melakukan perang besar dengan hatinya tentang harus atau tidak ia memberikan apa yang Kyuhyun minta saat ini.

Mengingat hati dan otak yang tidak pernah sinkron tentang urusan seperti ini, Hye Jin semakin kalut dan panic dalam diamnya.

“hallo!!” lambaian tangan Kyuhyun didepan wajah pucat Hye Jin membuat gadis tersebut kembali sadar.

“wae?”

“mwo?”

“gwaenchana?” tanya Kyuhyun khawatir. Dua detik lagi saja Hye Jin tidak kembali pada kehidupan normalnya, mungkin saja Kyuhyun sudah menggotong gadis itu ke rumah sakit.

“nugu?” Hye Jin memiringkan kepalanya sedikit, “ah! Ne. ne. ngg.. tadi apa yang kau katakan?”

Kyuhyun semakin yakin sedang terjadi konsleting parah pada isi kepala gadis yang diam-diam sejak pertama kali meninggalkannya tiga tahun lalu, menjadi pemeran utama didalam sketsa-sketsa bayangan Kyuhyun selama ini setiap saat.

Kyuhyun bergidik ngeri, “kau membuatku takut, Hye Jin” imbuhnya sambil menggosok lengan putihnya. Bergaya seakan bulu-bulu halus disana meremang. Padahal, hanya hatinya saja yang sebenarnya sedang berdegup tidak wajar saat ini.

“mana?” tuntut Kyuhyun.

“ne?”

“ish! Hye Jin!!”

Isi kepala Hye Jin yang tadi sempat berjalan-jalan tanpa arah kini kembali pada tempatnya lagi, “iya, iya, sebentar!” ucapnya kemudian.

Menarik notes-nya dan mencoretkan pulpennya disana. Lalu setelahnya, diberikan pada Kyuhyun dengan perasaan campur aduk. Perkataan ‘matilah aku’ sudah menari-nari didalam hatinya.

“wow, apa ini tulisan doktermu?” Kyuhyun membelak, memandangi kertas ditangannya. Lalu menggaruki kepalanya yang tidak gatal itu sambil memberikan cengiran miris pada tulisan ‘rumput’ disana.

Sedangkan Hye Jin disampingnya meringis kecut, “sejujurnya tulisanku tidak seburuk itu. tanganku hanya sedang lelah, kau tahu? seharian ini aku terlalu memforsirnya. Semuanya. Otakku, mataku, tanganku, tubuhku. Hhh~” Hye Jin mendesah panjang lalu menghempaskan tubuhnya lunglai pada tangan sofa disisi kanan nya. nyaris terlihat seperti orang yang baru saja kalah lotre sebenarnya.

“apa sekarang kau sedang curhat denganku?” ledek Kyuhyun menahan tawanya.

Hye Jin bangkit cepat-cepat, “mwo?” ia menatap Kyuhyun datar, lalu… “ah! Tck, kau benar. hhh~ lupakan saja. keadaanku memang sedang tidak begitu baik.” Aku-nya kemudian.

Kyuhyun kembali tertawa, “terlihat menyedihkan, hah?”

“percaya padaku, kau bukan satu-satunya orang yang bicara seperti itu!” balas Hye Jin meyakinkan Kyuhyun dengan anggukan kepalanya berkali-kali.

Tawa canggung, bercampur dengan rasa rindu tak terucapkan dalam tawa Kyuhyun dan Hye Jin saat ini. setelah itu, keheningan lebih mendominasi ruangan berukuran cukup luas itu.

Hye Jin yang sibuk dengan ponselnya, dan Kyuhyun yang—mencari kesibukan sendiri dengan menelusuri seluruh sudut ruangan menggunakan jarak pandang terbatasnya. Lalu beberapa saat kemudian, ia malah lebih sibuk memperhatikan gadis disampingnya.

Keinginan untuk mengatakan hal yang sejujurnya terjadi bahwa ia benar-benar merindukan gadis tersebut perlahan turun dari daftar ‘apa yang harus katakan’ nya  sekarang.

Lidahnya terasa kelu selain tentu saja Ego dan harga diri yang dipatoknya terlalu tinggi saat ini.

“jadi… ngg.. ada lagi yang bisa kubantu?” Hye Jin kembali mengeluarkan inisiatifnya untuk menghentikan kecanggungan yang semakin menjadi saja.

“ngg.. itu…” Kyuhyun tampak memeras otaknya. Mencari alasan agar bisa bertahan lebih lama ditempat ini.

Kapan kau kembali? kenapa kau tidak memberitahukanku?

“jadi kau tinggal disini sekarang? memangnya kenapa dengan rumahmu?”

Hye Jin mengangguk sambil tersenyum, “rumah itu masih ada tentu saja. aku tinggal disini hanya sementara. karena tempat ini lebih dekat dengan tempat kerjaku. Kau tahu—semacam mempermudahku saja. jalan raya Seoul sering padat sekarang. mengkhawatirkan sekali!”

Tahu dari mana alamatku ini? seingatku, aku tidak pernah memberikannya pada siapapun kecuali Eun Soo?

“kau benar. aku juga hampir selalu terlambat kalau aku tidak mengatur waktuku dengan benar!” Kyuhyun tertawa miris.

Apa kau merindukanku? Aku sangat merindukanmu!

“sudah bertemu dengan yang lainnya? Eun Soo? Sungmin Hyung? Hyukie? Heechul Hyung?”

“ah! Mereka? mereka bahkan tiba-tiba saja memunculkan wajahnya di Airport saat pertama aku tiba.  Hahaha! Benar-benar konyol!”

Mwo? Dan aku satu-satunya orang yang tidak hadir saat pertama kali kau menjejakan kaki di Negara ini lagi?

“benarkah? Bagaimana bisa?”

Bagaimana bisa kau tidak memberitahukanku?!

Aku mengatakan pada Eun Soo beberapa hari sebelum aku kembali bahwa aku akan pulang.

molla. sepertinya terjadi konspirasi kecil-kecilan yang tidak kumengerti saat itu! hahaha”

Kau tidak datang. Padahal itulah maksud terselubungku memberitahukan kepulanganku pada Gadis centil itu! aku berharap banyak kau akan datang. Apa kau tidak merindukanku?

“sayang sekali, pasti saat itu aku sedang sibuk dengan pekerjaanku!” keluh Kyuhyun

Atau sibuk dengan gadis barumu?

“Tck, aku tahu… kau pasti sibuk menangani perusahaanmu itu, kkk~”

Aku satu-satunya orang yang tidak tahu kau akan pulang?!

“berlebihan! Bukankah perusahaanmu lebih besar dari perusahanku?”

“maksudmu perusahan milik orang tuaku?” sela Hye Jin cepat.

Kyuhyun tersenyum simpul, “apapun itu. kau selalu begitu!”

Aku merindukanmu.

Aku merindukanmu.

31 thoughts on “I Wanna Love You [Part 2]

  1. Lucu bgt pas baca percakapan panjang mrk pertama Kali
    ap yg diomongin beda sama yg dihati..
    sukaaaaa…
    sempet heran jg krn d titlenya gk ad tulisan angka part 2 gitu..dikirain repost aja..
    ditunggu kelanjutannya..

  2. Oenni ini lanjutan until you’re mine kan?? Gemes sama kyu-hyejin, masih ada perasaan tapi tetap gengsi”an >.< ckck

  3. Egonya mereka berdua. Padahal sama sama rindu, cinta. Tapi gengsi. Ya emang kalo aku jd mereka aku jg bkal ngelakuin itu. Semoga suatu saat mereka saling jujur lah, jd nggak salah paham yg malah nyakitin hati mereka sendiri

  4. haduhhhh bkin gmess deh mreka berdua….
    kyuhyn egi’nya tinggi bgt sihhh
    emg mau mkan ego yaa..
    gmna sih thor cranya bsa bkin tlisan bgus..
    aku taunya cm bc doang g bsa nlis….

  5. Abis di buat mewek sekarang senyum2 sendiri baca percakapan terakhir mereka di sini, itu manis bin aneh bin lucu kkkekekeke kenape ga pada jujur aja ya -,- semoga bener2 ga ada eun hye lagi di kehidupan kyuhyun

  6. Eyy jincha..
    Pengen banget rasanya gua getok pala mereka berdua,, biar lngsung ngucapin aku rindu padamu scra langsung,, spya hubungan mereka bsa seperti dulu lagi…

  7. hyejinnya kangen. tp gak berani ngungkapin begitupun kyuhyun. huhh dua-duanya msh gengsi dan canggung kali ya.. 2 thn baru ketemu. dan kok kyuhyun doang yg gak kebandara . miris bgt si.. wkwk. kecewa tuh hyejin

  8. np g da yg ngsih tau kyu y??? pa eun soo vs sngja g ngbrin..
    msing” msh da rasa…kirany aknkh kyu bs kmbli dptin ksmptan k 2 dr hyejin???

Leave a reply to myfictionworld20 Cancel reply