[KyuJin Series] An Offer


An Offer

GSD

Oneshot

Cho Kyuhyun | Cho Songjin

 

Hari ini ada yang membuat Songjin sungguh merasa senang. Pukul delapan tiga puluh tadi dokter Han menemuinya— memberitahu bahwa dia sudah boleh pulang, walaupun dengan beberapa kondisi persyaratan.

Seperti tiga minggu dari sekarang, mereka memiliki jadwal bertemu. Menjaga aktivitas agar tidak langsung melonjak heboh— yang membuat Songjin sedikit curiga, bahwa Kyuhyun telah mengadukan aksi hebohnya kemarin, untuk membuktikan kepada pria itu dan Ibunya sendiri— dia baik-baik saja.

Nyatanya, toh dikeesokan harinya dia terkapar tidak berdaya diranjang dengan suhu tubuh tinggi.

Lalu ada peraturan lain yang saat ini, membuat kesenangan Songjin— merayakan lepasnya dia dari ‘penjara’ sedikit berkurang. Sebenarnya, itu bukanlah peraturan. Hanya saran, kata dokter Han tadi kepada Kyuhyun.

Ada beberapa jenis makanan dan minuman yang sebaiknya tidak Songjin konsumsi dulu. Seperti kopi karena mengandung kafein. Begitu pula soft drink, tapi syukurlah, Songjin bukan penyuka Soft drink— jauh berbeda dengan Kyuhyun.

Lalu makanan-makanan manis, juga sebaiknya dihindari dulu selama wanita itu memberikan asi eksklusif. Makanan pedas karena akan menyebabkan iritasi, muntah dan bahkan masalah gas pada lambung bayi.

Makanan laut yang juga harus dipilahnya baik-baik, karena pada beberapa ikan mengandung kadar merkuri tinggi. Tercatat kepiting, kerang, dan beberapa ikan lain masuk kedalam daftar.

Peringatan pun tetap datang, pada ikan-ikan lain baik berbentuk kalengan ataupun fresh. Udang, salmon, ikan nila, trout, bahkan makarel ikut masuk didalam daftar.

Siksaan Songjin tidak hanya berhenti disitu saja. berbagai produk susu seperti keju, yoghurt, bahkan ice cream juga menjadi peringatan penting bagi wanita itu agar sebaiknya tidak dikonsumsi dulu.

Biasanya produk susu akan mengembangkan reaksi alergi pada bayi hingga dapat menyebabkan bayi memiliki kulit kasar, kering, merah merata dan gatal-gatal.

“buah-buah asam.” Songjin membaca lirih tulisan dikertas pemberian dokter Han padanya tadi. wanita itu tidak dapat berkata-kata lagi, setelah melihat daftar buah-buah kesukaannya pun menjadi buah-buah berlampu ‘kuning’ yang berarti cukup berbahaya untuk disentuh.

Lemon dan jeruk dapat menimbulkan iritasi dilambung bayi yang sensitive. Maka disana tertulis, sebaiknya menghentikan asupan buah jeruk selama menyusui.

“Sialan!” setelah membaca habis satu tumpuk kertas didalam map bertuliskan namanya itu, Songjin hanya dapat meruntuk menahan kekesalan.

Padahal hari ini, dia telah memiliki begitu banyak rencana yang telah disusunnya sangat baik didalam kepala.

Pertama dia akan membeli latte macchiato— satu-satunya jenis kopi yang disukainya. Yang selama 9 bulan masa kehamilannya, Kyuhyun mati-matian melarang wanita itu untuk meminum minuman berkafein tersebut.

Lalu dia akan memakan permen kapas banyak-banyak, karena selama dirawat disini, dia tidak diperbolehkan memakan makanan lain selain makanan dari rumah sakit dan hebatnya, pengawasan rumah sakit Seoul ini sangatlah- luar biasa- ketat.

Lantas harus dikemanakan bayangan ramyeon gurita super pedas di Incheon yang pernah dia dan Kyuhyun makan dulu saat mereka melakukan kencan tanpa uang sama sekali? Sial! Benar-benar sial hidupnya.

Bahkan merayakan kemenangan dari perjuangannya sendiripun tidak bisa dilakukannya. Buruk sekali nasibnya memang.

Dan dari tempatnya, dikejauhan Songjin lagi-lagi hanya dapat mendengus jengkel, ketika mendapati Kyuhyun selalu sibuk dengan mainan barunya.

Iya, dia merasa seperti baru saja membelikan Kyuhyun mainan baru berupa bayi yang dapat berbicara, menangis, tertawa, bahkan bertengkar dengan Kyuhyun sendiri.

Pria itu sibuk didepan meja administrasi— menyelesaikan segala pembayaran-pembayaran selama Songjin dirawat, namun lucu dan egoisnya— Hyun Gi dibawanya menggunakan baby jumper yang dia gantungkan didepan tubuhnya.

Selama pihak rumah sakit memproses berkas-berkas, seakan Hyun Gi— bayi berusia 4 bulan itu dapat memahami apa yang Kyuhyun katakan, Kyuhyun terus menerus mengajak bayi itu berbicara, lalu terkadang, Hyun Gi menyengir lucu. Memamerkan gusi pink tanpa gigi.

Maka demi – hanya untuk mencari perhatian Kyuhyun yang hilang entah kemana, untuknya itu, Songjin beranjak pergi dari sofa empuk ruang tunggu— menuju pria itu. Menubruk punggung Kyuhyun hingga untuk sesaat, membuat Kyuhyun terkejut.

Pria itu mendesis, “hampir saja kau mengadu kepala anakmu sendiri dengan meja kayu.” Beritahu Kyuhyun terdengar bagai memarahi Songjin karena nadanya yang ketus.

Disambut dengan kata-kata begitu kejam, membuat Songjin ikut melakukan apa yang Kyuhyun lakukan. Mendesis sambil memandangi pria itu dari atas rambutnya hingga ujung kaki dan terus diulangnya seolah Kyuhyun adalah bak sampah menjijikan.

Dia semakin yakin saja bahwa posisinya baru saja ditendang oleh bayi laki-laki tanpa gigi dan rambut yang sedang berada digendongan Kyuhyun itu.

Yang saat ini sedang tertawa kepadanya atau.. mungkin dia sedang ditertawai.

Dari seluruh pria yang berada dilobby rumah sakit ini, memangnya ada yang menggendong bayi?

Sepertinya pria itu benar-benar ingin mengubah pandangan bahwa para pria hanya senang dalam proses pembuatannya saja, tapi tidak dengan hasilnya.

Tapi tetap saja, hal itu tidak membuat Songjin menurunkan kadar kejengkelannya terhadap Kyuhyun. Kekesalannya kepada suami bertanduknya itu beralasan, ‘kan? tentu saja!

Tapi sebelum dia sempat membuka mulut untuk bersuara— menghina serta protes kepada pria tinggi itu, ada aroma khas yang lebih dulu menghampirinya. Menghantam bagai godam membuat hidung, hingga wajahnya mengernyit kencang.

Yang hingga kemudian, mengugurkan niat wanita itu untuk bersuara, dan lebih memilih bungkam sambil menoleh kanan kiri, mencari sumber aroma tersebut.

Tidak sulit bagi Songjin menemukan counter kecil penjual kopi dan snack dari tempatnya di 20 meter kejauhan. Matanya bertambah mengilat, ketika melihat warna warni permen gula-gula kapas terpajang disebuah tiang tinggi tepat disebelah etalase berisi kue-kue berbentuk tak kalah menggiurkannya.

Sial!

Ini benar-benar sialan karena menguji kesabarannya mati-matian. Kini dia dihadapkan pada pertarungan sengit antar dirinya sendiri, otak dan hati.

Sebagian memerintahkannya untuk menodong Kyuhyun agar pria itu memberikannya uang supaya dia dapat membeli kopi dan permen gula kapas.

Sebagian lagi meredamnya. Mencoba menenangkannya agar ide kotor berasal dari otaknya yang sedikit itu dilupakan saja. hingga tak sadar, aksi redam meredam itu membuat Songjin menarik nafasnya dalam-dalam dan mengeluarkannya perlahan berulang-ulang seperti ketika wanita itu menahan lilitan diperut saat akan melahirkan.

Kyuhyun tidak mengerti apapun yang sedang terjadi. Pria itu sama saja seperti seorang petugas rumah sakit yang sedang memandangi Songjin dengan tatapan aneh.

Tidak perlu heran sebenarnya. Park Songjin memang seaneh itu ‘kan sejak dulu?

“kunci mobilmu!” Kyuhyun terkejut lagi saat tiba-tiba Songjin mengadahkan tangan didepan dadanya. Matanya turun, mengarah pada telapak tangan wanita itu sambil mengerjab puluhan kali.

“apa?” pria tinggi seratus delapan puluh itu terlihat bingung. “kunci mobilmu. Mana?” Songjin tidak sabar memaksa Kyuhyun. Tak apalah. Toh sekarang dia bukan menodong uang untuk membeli kopi dan permen gula kapas.

“aku yang mengemudi, kau mau apa?”

keduanya mulai berbicara dengan nada yang meninggi. Tidak perduli atau entah tidak sadar dengan orang-orang disekitar mereka saat ini. dan Cho Hyun Gi yang mungil itu, yang tak mengerti apapun kecuali dua orang yang sangat dikenalnya, yang selalu bersamanya itu dilihat sedang berisik sekali mengoceh.

Kalau saja dia dapat berbicara, pastilah dia akan menjerit meminta keduanya untuk sama-sama menutup mulut saja.

“aku ingin duduk! Berikan kuncimu!” tak ingin terus bertengkar karena mulai sadar bahwa mereka menjadi tontonan, Songjin maju merogoh kantung kantung celana Kyuhyun— sedang pria itu bergerak asal mencoba menghindar.

“disana ada bangku banyak sekali, matamu buta? Duduk disana tunggu aku dengan damai apa sulitnya?” terang Kyuhyun menepis berulang kali tangan Songjin yang akan masuk merogoh sakunya. “tunggu aku disana!” dia mengulangi perintahnya namun Songjin tak kunjung diam.

“aku ingin dimobil saja!” wanita itu mendengus. Berhenti mencoba mengambil kunci mobil Kyuhyun sambil bersedekap, juga menekuk wajahnya.

“sebentar lagi aku sekesai, tunggu disini saja!”

“aku ingin dimobil!”

“tunggu disini!”

“dimobil!”

Gambaran wanita 24 tahun mulai Kyuhyun ragukan pada diri Songjin. Percayalah, kini Songjin terlihat menyebalkan bagai anak taman kanak-kanan yang terlalu banyak tuntutan. “kalau aku disini, aku akan terus-terusan melihat wajahmu! aku sedang malas melihat wajahmu. Aku ingin dimobil saja!”

“APA??!!”

** **

pukul dua belas siang. Matahari sedang bersinar terlalu bersemangat. Beberapa orang dikanan kiri jalan terlihat cukup enggan untuk meninggalkan tempat bersantai mereka dikursi-kursi café sambil meminum segelas limun.

Hari yang panas dengan segelas limun. Benar-benar cocok. Tapi tidak untuk Songjin, yang langsung mendengus sambil membuang wajahnya dari memperhatikan sisi kanannya dari balik kaca tebal kendaraan roda empat milik Kyuhyun yang sedang berhenti karena lampu lalu lintas.

Limun terbuat dari soda dan lemon. Tidak perlu dijelaskan lagi mengapa Songjin kesal kali ini. dan untuk kali ini, dia benar-benar sangat kesal karena tak tahu lagi harus marah kepada siapa.

Dokter Han? Oh— ayolah!

“lapar?”

Songjin mendengar Kyuhyun berbicara kepadanya. Tapi tidak sedikitpun wajah pria itu yang ditolehkan. Jadi apa sekarang Songjin harus merasa, bahwa dia telah bertransformasi menjadi tak kasat mata? atau entahlah apa itu.

Kyuhyun membelokkan arah— membanting setir kesebelah kiri jalan dari sebuah perempatan selepas rambu lalu lintas. Satu lagi yang mendadak membuat Songjin ingin meledak bagai gunung merapi.

Apa Kyuhyun sengaja mencari jalan lebih jauh menuju rumahnya, melewati sebuah jalanan yang kanan kirinya begitu banyak membuka kedai berbagai makanan lezat?

Iya, ini sepertinya ide gila Kyuhyun— sengaja menyulut api.

Songjin membuang nafas panjang. Dia menoleh kebelakang untuk melihat Hyun Gi dibaby stroller car seat pada jok belakang. Entah kapan Kyuhyun memasangnya. Terakhir kali melihat, kursi khusus untuk bayi itu belum ada disana.

Hyun Gi sedang tidur. Wajahnya memang terlihat damai dan tenang. Tak sepertinya yang diam-diam sedang kalang kabut karena harus menahan hasrat – ingin – mengaduk kulkas – secepatnya.

Bayangan Ice cream, permen gula kapas, strawberry, dan ramyeon seafood pedas pun harus mau tak mau disingkirkannya, tidak tahu bagaimana caranya.

Latte.

Mata Songjin cekatan melihat sebuah papan kedai kopi yang tampaknya oke. Dan bagai baru saja melewatkan Jhonny Deep yang melintas dihadapannya, Songjin memandangi kedai sederhana itu penuh rasa sesal.

“tidak.” Songjin akhirnya menjawab. “aku tidak lapar—“ beritahunya bersuara memelan. “tapi.. aku ingin yang lain.”

Kyuhyun diam menunggu Songjin berhenti berbasa-basi. Hanya mengemudi dengan tenang dalam diam. Membiarkan music instrumental mengisi keheningan diantara mereka.

“aku ingin kopi. Aku ingin latte macchiato. Boleh tidak? Please please please? Satu cangkir saja tidak lebih aku janji. Setelah itu aku tidak akan meminumnya sampai dua tahun kedepan.”

Ada perasaan tak rela saat mulutnya menebar janji semacam itu. Dua tahun adalah masa pemberian asi eksklusif dan apa hingga selama itu pula dia tidak dapat meminum latte macchiatonya? Ya tuhan, kasihan sekali dia ini.

Kyuhyun hampir menyemburkan tawa. “dua tahun kedepan?” pria itu mengulang kalimat terakhir Songjin sambil menggosoki hidung mancungnya. “kau yakin bisa bertahan selama itu dan tidak mencoba mencuri-curi kesempatan untuk meminumnya saat aku tidak ada?”

Kyuhyun mulai ingat, sekuat apapun dia menjauhkan Songjin dari latte macchiatonya, masih saja beberapa kali dia kecolongan saat Songjin tanpa diketahuinya, memesan minuman itu— atau menyerobot miliknya, dengan alasan ingin mencicipi saja.

“tapi—lagipula itu bukan kopi yang berat. Perbandingan kopi dan susu nyaris 1:4, kau yang mengatakannya!”

iya. Kyuhyun memang sempat mejelaskan kepada Songjin mengenai satu-satunya jenis kopi yang istrinya berani minum itu. Pada dasarnya, Park Songjin bukanlah pecinta minuman pahit seperti kopi.

Seperti yang selalu dikatakannya, ‘kalau ada yang manis kenapa harus cari yang pahit?’

Songjin lebih menyukai jus brokoli, wortel, atau jeruk bercampur selada dan brokoli— yang sering sekali Kyuhyun sebut sebagai minuman racun.

Kadar menyeramkannya, hampir setara dengan masakan-masakan hasil pekerjaan Songjin.

Kyuhyun tertawa pelan mendengarkan Songjin terus menerus memohon padanya sambil mengatupkan tangan bagai sedang berdoa dikuil. “Okay.. Okay. Latte macchiato.”

Mata Songjin berkilatan bagai berlian terpantul matahari, “benarkah?”

“ya,”

“kau yakin?”

“tentu.”

** **

Kyuhyun tidak bisa berbicara apa-apa lagi saat melihat betapa senangnya Songjin saat dia menggiringnya masuk kedalam sebuah kedai kopi dipinggir jalan.

Wanita itu sering menampakkan raut wajah begitu saat masuk kedalam pusat perbelanjaan, pertokoan yang memajang banyak tas dan sepatu.

Lalu kini, ini hanyalah kopi dengan harga tak lebih dari 3000 won saja. bukan sepatu Hermes yang harganya 30 juta won.

Maka pantaslah Kyuhyun merasa heran kali ini. “hei hei! Duduk!”

Telunjuk Kyuhyun mengarah pada Songjin yang sejak pertama masuk kedalam tempat ini, saat Kyuhyun sendiri telah duduk disebuah kursi anggur, tapi tidak dengan Songjin.

Wanita itu.. seperti tarzan yang baru masuk kekota. Matanya seakan takjub memandang berkeliling café sederhana ini sambil terus menerus mendecakkan kata ‘woah’.

Pekikan ‘woah’nya tidak berhenti sampai disitu saja, ketika dari tempatnya, masih saja Songjin sempat menemukan tiang berisi deretan permen kapas warna-warni.

Dia tidak sempat duduk. Langsung melompat-lompat bagai bocah 4 tahun saat pertama kali melihat pelangi setelah hujan. “aku mau itu aku mau itu. Boleh?” mata Songjin berkedip-kedip dengan bulu mata yang lentik dan tingkah yang dibuat menggelikan.

Itu bukan aegyo. Setidaknya, begitu menurut Kyuhyun. “permen kapas?” Kyuhyun tampak terkesiap— ingin menjatuhkan rahang namun mampu dikendalikannya baik.

Songjin mengangguk-angguk sebagai jawaban sambil tersenyum lebar, “boleh? Boleh ya? Please~”

Dia melakukannya lagi. Seperti tadi dimobil, yang bagi Kyuhyun memang bukan aegyo, tapi tak bisa dibohongi mampu membuat jantungnya berdebat tidak karuan.

Sialan! Sialan! Sialan!!

Pria itu hanya dapat meruntuk didalam hati saja sambil terus menerus memperbaiki pernafasannya dengan benar— dan berharap Songjin tidak menyadari bahwa tingkah tolol wanita itu membuatnya menggila.

Kyuhyun menarik nafasnya dalam. Menghembuskannya melalui mulut perlahan, lantas berjalan menuju counter dimana terdapat etalase panjang memamerkan begitu banyak kue-kue lezat. “pink?” dia menarik satu gagang berisi gumpalan permen kapas lembut didalam plastic.

Dia buru-buru memunggungi wanita itu memilih menghadap etalase saja selepas mendapatkan jawaban berupa anggukan brutal Songjin. Disana dia dapat tertawa bebas karena ulah tolol dan konyol Songjin, tanpa wanita itu lihat.

“aku ambil satu.” Kata Kyuhyun didepan meja kasir masih menyisakan tawa.

“1000 won.”

Kyuhyun menyerahkan selembar uang kertas diatas meja kasir untuk membayar, lalu tersenyum tipis. “satu saja?” Tanya kasir pria itu sopan.

“aku suka manis, tapi tidak dengan permen kapas.” Kyuhyun ramah menjawab. Mengambil uang kembalian diatas etalase lalu mencuri pandang kebelakang— untuk memastikan saja, wanita barbarnya itu tidak sedang tergeletak dilantai, pingsan karena sedang merasa terlalu senang saat ini.

tapi, untungnya tidak. Songjin hanya sedang tampak sibuk mengganggu Hyun Gi yang tidur. Memainkan pipi gembil bayi itu mencoleknya berulang-ulang sambil berkata, ‘ayo bangun ayo. aku punya permen kapas’.

Songjin seperti ingin pamer kalau dia bisa mendapatkan makanan manisnya sekarang, biarpun tahu bahwa dia tidak boleh mendapatkannya sebenarnya.

“tolol.” Kyuhyun setengah memaki setengah menahan tawa lagi melihatnya. Hari ini, terlalu banyak hal yang membuatnya tertawa. Entah apakah karena hari ini adalah kepulangan wanita galaknya, atau murni karena sejak tadi, wanita itu memberikan tontonan berupa pemandangan tolol.

Ah.. apa dia baru saja menyadari bahwa wanita yang dinikahinya itu sepertinya tidak akan pernah beranjak dewasa, atau bersikap sesuai usianya tak perduli walaupun dia telah memiliki satu anak dan menjadi seorang Ibu.

“adik anda benar-benar menggemaskan,” komentar bagai petir yang pertama Kyuhyun dengar dari mulut kasir berwajah anak-anak ini. yang berhasil membuatnya tidak lagi menonton aksi nakal Songjin menganggu tidur nyawa tidak bersalah. “menggemaskan?” rahang Kyuhyun terkatup geram saat mengulangnya.

Dia sempat membelakkan mata sebelum menyipitkannya untuk memperhatikan seksama laki-laki didepannya.

“ya. Aku tidak pernah melihat wanita dewasa tergila-gila dengan permen kapas.” Kasir— dengan name tag bertuliskan ‘Baekhyun’ itu tertawa renyah ikut memandangi Songjin ditempatnya.

Kyuhyun hanya mampu menelan rasa kesal, karena lagi-lagi hal yang sama terjadi. Kenapa orang-orang selalu menyimpulkan bahwa Songjin adalah adiknya, padahal bahkan wajah mereka tidak mirip.

Iyakan? Uh….

“ini kopi anda, tuan.” Kasir pria imut itu meletakkan segelas kertas tertutup rapat diatas etalase kepada Kyuhyun. “selamat menikmati, terimakasih banyak~”

dan sapaan ramah itu tidak begitu Kyuhyun hiraukan lagi.

** **

“kenapa tidak duduk dicafe tadi dulu? Aku kira disana kosong tadi?” Songjin menghirup aroma lattenya dalam-dalam.

Puas. Selama 9 bulan masa kehamilannya, dia tidak benar-benar bisa menikmati hal seperti ini karena Kyuhyun bagai singa yang setiap saat selalu mengintainya, dan langsung mengulitinya kalau sampai tertangkap basah bahkan ketika dia hanya menyentuh gelas kopi saja.

Kyuhyun hanya diam mengatupkan rahang. Dia malas membicarakan café sialan tadi, bukan karena rasa kopi yang langsung disadarinya, pasti terasa lezat, hanya dari aromanya saja.

Jika mengingat café itu, dia langsung teringat wajah kasir bocah tadi. tapi malu juga rasanya kalau dikatakan secara terus terang, karena dia begitu yakin kalau Songjin hanya akan menertawainya saja, lalu membuat hal itu sebagai lelucon hingga sepekan kedepan.

Tidak terimakasih. Dia tidak ingin direpotkan dengan hal remeh seperti itu lagi sekarang.

Jadi Kyuhyun hanya menggidikkan bahu setelah mengambil waktu selama 60 detik penuh untuk berfikir mencari alasan. “karena tempat itu sudah disewa orang untuk sebuah acara. Dan kita harus cepat pergi.” Ujar Kyuhyun. Alasan yang cukup masuk akal, walau tampak menggelikan kedengarannya.

Songjin tidak akan tahu yang sesungguhnya. Percayalah.

“omong-omong, ini enak. Kau mau?” gelas kertas ditangan Songjin mendadak sudah berada didepan wajah Kyuhyun. Entah apakah wanita itu lupa bahwa Kyuhyun sedang mengemudi, dan hal seperti itu adalah hal berbahaya yang tidak boleh dilakukan.

Kyuhyun mendengus jengkel ketika menghirup aroma kopi bercampur susu melewati hidungnya. Tentu saja dia ingin.. tapi sudahlah. Harga dirinya jauh lebih tinggi dibandingkan segelas kopi. “tidak. Untukmu saja” tolak Kyuhyun dengan sisa kesabarannya. Dia menelan ludah ketika perlahan Songjin menjauhkan gelas itu dari wajahnya.

“kau lapar Songjin?” percayalah, pertanyaan yang Kyuhyun ajukan saat ini adalah cara sederhananya untuk melirik sinis cup kertas ditangan Songjin dengan logo wanita berambut panjang berwarna hijau seluruhnya itu.

“tidak—“ Songjin menjawab santai. Bahunya ikut bergerak tapi matanya sibuk dengan lattenya. “tapi.. aku ingin ke Bistro. Boleh?”

“Bistro?” dahi Kyuhyun mengerut. Kendaraan yang mereka pakai ini masih berjalan perlahan melewati deretan restoran-restoran yang tampaknya memiliki menu lezat. Kenapa harus Bistro kalau bisa mencicipi salah satu restoran disini?

“iya. Aku ingin Ramyeon seafood pedas. Dan limun.. sepertinya diudara panas seperti ini segelas limun dingin akan terasa segar. Iyakan? ”

Songjin mungkin tidak sadar dengan apa yang dikatakannya, tapi percayalah, Kyuhyun begitu sadar. Pria itu sempat merasa bingung— memasang raut wajah serius ketika sejenak dia berfikir. “apa kau sedang mencoba melanggar semua larangan yang dokter Han berikan untukmu, Songjin??”

Ah, Kyuhyun terlalu cerdas untuk menyadari bahwa Songjin ingin melampiaskan seluruh hasrat terpendam yang sempat diredam wanita itu ketika kemarin dia tidak bisa melakukan hal itu secara bebas.

Dan Songjin yang baru menyadari bahwa dia baru saja kelepasan bicara. Mengatakan semua yang diinginkannya setelah permen kapas dan kopi, mendadak duduk tegang mematung.

Bodohnya kau Songjin!

Runtuknya dalam hati. Seharusnya dia tidak boleh lupa kalau suaminya cukup cerdas.

Oh baiklah~ cerdas. Tambahkan saja sangat, karena sampai saat ini, dia belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki kecerdasan diatas Kyuhyun, walau dia selalu sadar selalu ada yang tertinggi diatas yang tinggi.

“Ramyeon pedas… Hmm.”

Kyuhyun tampak menimbang. Dia menggosoki dagunya yang sedikit kasar dan masih menyisakan warna abu-abu tipis. Sudah 3 hari sebenarnya dia tidak bercukur dan baru pagi tadi dia sempat melakukannya.

“….. lalu ice cream juga?” itu bukan terdengar seperti pertanyaan melainkan pernyataan. Jelas Kyuhyun bukan sedang bertanya kepada Songjin ‘kan? “dan strawberry?” sambil menggosoki dagunya, Kyuhyun menyempatkan diri melirik Songjin sesaat dari balik bulu matanya.

Songjin tampak gusar. Tidak lagi menghirup-hidup lattenya melainkan langsung menenggaknya terburu-buru. “hati-hati nanti kau tersedak.” Kyuhyun memperingatkan menarik gelas itu perlahan-lahan, menjauhkan dari mulut Songjin.

Songjin sibuk menelan minumannya dengan pipi menggembung. Berusaha tidak memperdulikan Kyuhyun, yang dia tahu sedang memperhatikannya diam-diam.

“kau ingat kedai gelato yang pernah kau datangi bersama Donghae?”

Songjin menelan ludah memandangi bangku-bangku kosong dipinggiran jalan, milik café-café disana.

Padahal sekarang sudah pukul 1 siang, atau mungkin sudah lewat. Tapi tempat-tempat itu tampak sepi. Mungkin karena udara panas yang menyengat, membuat orang-orang banyak lebih memilih untuk bersantai ditempat mereka berada sekarang saja dan meminimalisir gerak tubuh.

“gelato?”

Kyuhyun tampak menaikan satu alis ketika Songjin balik bertanya menggunakan raut polos. “yang pernah kau datangi dengan Donghae saat aku tidak ada dulu.”

Kening Songjin mengerut lama sambil memandangi Kyuhyun, “kau tahu dari mana aku pergi? Kau ‘kan juga sedang pergi dengan Se—“

“Seohyun. Iyakan? Malam itu??” Kyuhyun menampilkan sedikit senyuman menyeramkannya. “malam itu aku sedang menemani Seohyun membeli kado untuk Changmin. Karena menurutnya, aku lebih mengenal Changmin daripada dia. Menurutnya, mungkin aku tahu apa yang pria itu sukai jadi dia mengajakku. Lalu kau? apa alasanmu? Berkencan diam-diam?”

Songjin langsung mendengus mendapatkan tuduhan tidak semestinya. Mana dia tahu kalau itu alasan Kyuhyun pergi meninggalkannya malam itu? Dia tidak mengatakan apa-apa kepadanya. Jadi jangan salahkan pemikiran liarnya, kalau mungkin saja pria bertanduk ini sedang berkencan dengan gadis itu? Iyakan??

“kau tidak mengatakannya. Mana aku tahu kalau ternyata begitu.” Dengus Songjin masih juga merasa sebal.

Dia sebenarnya tidak melihat secara langsung, tapi Donghae lah yang mengatakan kepadanya dulu. Katanya untuk kemungkinan terburuk yang ada. Dan dia telah bersiap-siap jika saja benar menemukan fakta-fakta bahwa Kyuhyun bermain api dibelakangnya.

“apa kau akan bersikap biasa saja dan membolehkanku pergi kalau aku berkata, bahwa aku akan pergi bersama Seohyun?” pertanyaan retoris pertama Kyuhyun dihari itu.

Pria berkulit putih susu itu tidak lupa menarikan ulasan senyuman menghina kepada istrinya. “kau bukan peliharaanku. Kenapa juga aku tidak membolehkanmu pergi? Itu urusanmu.” Songjin mengerucutkan bibir dan merundukkan kepala.

Baiklah. Dia tahu bahwa yang Kyuhyun katakan memiliki tingkat kebenaran yang tinggi. Bahwa dia tidak akan pernah tinggal diam jika gadis bernama Seo Joo Hyun sudah mulai mencari masalah dengannya.

uh-huh. Lalu apa kau akan memaksaku untuk ikut dengan perjanjian akan duduk dimobil saja dan mengekoriku dalam diam tidak melakukan apapun kecuali menguntitku?”

“tidak!” Songjin langsung tampak berapi ketika Kyuhyun hanya terkekeh menonton reaksi Songjin. Pria itu menepuk kepala Songjin beberapa kali sambil menganggukan kepala, “aku tahu aku tahu. Duduklah yang benar dan nikmati kopimu.” Perintahnya.

“jadi—“ Kyuhyun bersuara setelah diam untuk beberapa menit. “bagaimana kencannya??”

“KYUHYUN-AH!!”

** **

latte macchiato, check.

Permen gula kapas, check.

Ice cream— dia sudah mendapatkan yang jauh lebih baik yaitu gelato dengan rasa Ferrero roacher lengkap dengan remahan cokelat didalamnya dalam porsi double. Jadi Ice cream, check.

Ramyeon seafood super pedas, check!

Dan lihatlah kini, betapa Songjin begitu menikmati surga dunia kecilnya setelah menyantap mie bertopping daging gurita dan berbagai hewan laut lainnya.

Perutnya terasa kencang karena terlalu banyak makan dalam jarak waktu yang sempit. Songjin menepuki perutnya. Barulah sadar setelah menghabiskan semangkuk besar ramyeon, perutnya masih belum kembali seperti sediakala.

Seperti saat dia sebelum mengandung. Perutnya.. masih memiliki sebuah gundukan kecil. “Sialan.” Umpatnya menyadari hal buruk itu. Dia mengamati perutnya penuh rasa iba.

“aku kira disana tidak ada janin lagi. Apa masih ada yang belum keluar??”

godaan nenek penjual Ramyeon dikedai yang pernah dia datangi dulu bersama Kyuhyun tapi tidak membawa uang sepeserpun itu mengejutkannya.

Songjin berhenti menepuki perutnya dan langsung menoleh pada nenek itu sambil berkedip puluhan kali. Sebenarnya ingin membuat telinganya sadar lebih jauh, dan memberitahu otaknya bahwa pertanyaan nenek itu bukan berupa sindiran karena tubuhnya masih terlihat lebar pasca melahirkan.

Lalu dia menoleh pada Kyuhyun yang ternyata hanya sedang merunduk menikmati ramyeonnya sambil menggerak-gerakkan bahu. Bahkan Kyuhyun pun mengangap godaan tadi lucu hingga dapat tertawa disela makan siangnya. Bagus sekali.

“Ini hanya—“ Songjin buru-buru berfikir keras mencari alasan. Tapi alasan yang melintas dikepalanya hanya satu, dan itu tidak terdengar seperti alasan sama sekali melainkan kebodohan karena dia ingin berkata bahwa dia tidak merasa tubuhnya adalah sebuah masalah.

kebodohan karena dia tahu, tubuhnya adalah masalah besarnya kali ini. betapapun dia bicara meyakinkan banyak orang, tetap saja ini bukanlah tubuh ideal yang diinginkannya.

Seperti menyadari kegusaran Songjin, nenek itu mengibas tangan diudara sambil berkata, “tidak masalah dengan tubuh besar. yang penting kau sudah memiliki suami dan anak.”

Tapi jawaban sama konyolnya itu membuat Kyuhyun semakin kencang tertawa— yang ditahannya mati-matian, tapi ternyata menyembur juga. “dia seperti babi ya?” Kyuhyun menunjuk Songjin dengan sumpitnya mengabaikan lirikan tajam Songjin.

Percayalah, saat ini keinginan terbesar Songjin adalah melempar pria tinggi itu ketengah laut untuk santapan para hiu. “dan ini strawberry-mu.”

Sebelum Songjin benar-benar melakukan misinya, nenek itu membuatnya menjatuhkan rahang dan kembali duduk bersila setelah menselonjorkan kaki beberapa saat karena perutnya terasa ingin pecah.

Songjin menelan liurnya. “strawberry?” dia memperhatikan buah berwarna merah itu seperti melihat sebuah perhiasan dietalase toko perhiasan.

“Kyuhyun berkata sejak sebelum melahirkan kau sangat ingin strawberry, tapi sangat sulit mendapatkan strawberry belakangan ini. untunglah anakku memiliki sedikit dirumahnya.”

Songjin tidak mengatakan apa-apa. Hanya diam merasakan tubuhnya ingin melompat setinggi-tingginya. Tapi kemudian dia melengkan kepala, “bagaimana bisa nenek tahu?”

Lucunya, nenek berusia 80 tahun itu tertawa menutup mulutnya tampak malu. “kami bertukar pesan singkat. Kau percaya?” jawabnya sambil tertawa.

Songjin membelakkan matanya tak percaya. Affair lainnya yang dia temukan, tapi sayangnya kali ini tampak menjijikan. Cho Kyuhyun pria muda berusia 27 tahun bermain api dengan wanita berusia 80 tahunan?

Yang bahkan memiliki rambut putih seluruhnya, tanpa perlu dicat untuk menegaskan warnanya. Dan beberapa gigi yang tanggal? “kau yang licik memberikan nomorku sebagai jaminan dulu kalau kau lupa.” Kyuhyun tampak enggan menjelaskan.

Seperti sadar dengan pertanyaan Songjin didalam kepala wanita itu bahkan sebelum Songjin menanyakannya.

Puluhan detik hanya diam saling berpandangan seolah sedang bertelepati, Songjin dan Kyuhyun sama-sama menoleh ketika nenek pemilik kedai berpamitan untuk kembali kedapur saat pengunjung lain datang.

“kopi, permen, ice cream, makanan pedas, makanan asam, limun? Kau tahu aku tidak boleh mamakan semua ini ‘kan?” perlahan Songjin mulai merasakan aroma tak sedap disekitarnya.

Alisnya perlahan meranjak naik, “apa yang sedang kau rencanakan sebenarnya, Cho Kyuhyun? Kau bukan orang yang akan memberikan sesuatu secara cuma-cuma ‘kan? ayolah, kau tidak seroyal itu apalagi padaku!”

“aku tidak royal?” Kyuhyun menunjukan raut terkejut buatannya. “padamu? Oh yang benar saja.” tangannya mengibas diudara. “aku memberikanmu kendaraan. Memberikanmu makanan lezat. Memberikanmu tas, sepatu, pakaian, uang, kartu kredit yang biarpun sekarang masih berada ditanganku karena penggunaan yang tidak masuk diakal—“

bola mata Kyuhyun berputar cepat ketika mengatakannya. “aku bisa mengembalikan semua itu kepadamu sekarang. Kalau menurutmu, dengan begitu kau akan menganggapku royal.”

uh-huh?” Songjin mulai malas meladeni aksi basa-basi Kyuhyun, “dan apa untungnya untukmu selain mendapatkan label ‘suami royal?’ apa predikat itu penting sekali untukmu??”

“sedikit~” Kyuhyun menggidikkan bahu ketika menjawab. Dia menyingkirkan mangkuk ramyeon miliknya jauh dari hadapannya keujung meja. “anggaplah aku sedang berbaik hati padamu kali ini.”

“uh-huh?”

Kyuhyun tertawa renyah sebelum akhirnya menyerah dan berbicara lagi, “tapi sebenarnya kau benar. Kau sangat mengenalku, ya?” Kyuhyun tersenyum licik.

Hasrat ingin memakan strawberry pemberian nenek pemilik kedai menguaplah sudah. Songjin sedikit yakin, bahwa hal-hal tak menyenangkan pasti akan ditodongkan padanya setelah dia mendapatkan seluruh kebaikan Kyuhyun dalam satu hari ini.

“bicara saja kau iblis bertanduk~” desis Songjin dengan mulut terkatup. Percaya saja, jika mereka berada dirumah, maka Kyuhyun sudah langsung mencekik Songjin selepas wanita itu memanggilnya begitu tidak sopan.

Iblis bertanduk? Hei! Tidak ada iblis yang rela kerepotan menelepon semua orang hanya untuk sekotak strawberry saja! wanita itu benar-benar tidak tahu terimakasih!

Kyuhyun menarik nafas lalu membuang kencang dari mulut. Alih-alih ingin mencekik Ibu dari anaknya itu, Kyuhyun memandangi wanitanya itu tajam, “aku dan Sungmin Hyung bekerja sama untuk membuat panti asuhan. Kau ingat itu?”

“ya.” Angguk Songjin cepat. “tentu.”

“lalu kami mulai berfikir lagi, kenapa tidak membuat perjanjian kerja sama lainnya lagi selain panti asuhan saja.” Songjin masih memandangi Kyuhyun dalam diam dan seksama. Wanita itu mulai menampilkan mimic serius— melipat tangannya diatas meja selayaknya anak taman kanak-kanak yang serius mendengarkan guru mereka menjelaskan. “lalu Siwon Hyung berfikir bagaimana kalau membuat kondominium – hotel yang memiliki fasilitas lengkap dengan pusat perbelanjaan, taman rekreasi, restoran bahkan bar pantai sekaligus.”

Kyuhyun menilik wajah Songjin sebelum menyelesaikan penjelasannya, “di Jeju.” Tutupnya begitu tenang.

“woah! itu… terdengar sangat besar. Kau pasti akan sangat sibuk seperti dulu saat Lyx. Iyakan?” Songjin melengkan kepala, “tapi aku tidak mengerti dimana kebusukanmu, Kyuhyun-ah.”

Kyuhyun mendecak pelan. Menelan pahit kebodohan Songjin seorang diri lagi sambil mengamati Hyun Gi yang masih tertidur dengan tenang. Padahal suasana kedai kecil ini cukup ramai.

Benar-benar anak Park Songjin. Pikirnya tidak heran, juga tidak terkejut. Hanya merasa miris saja. anaknya nyaris menjiplak wajah wanita barbarnya. Mata, hidung, bahkan bibir. Lalu sekarang tanpa ampun sifat pun menurun dan tak tanggung, yang terburuk langsung terlihat tanpa ada basa-basi.

Sekarang menjadi tukang tidur. Nanti mungkin tukang makan, lalu selalu berisik terus menerus bicara sampai lidah melilit, merajuk, bahkan mungkin akan gila berbelanja.

Ya ampun.. mendadak Kyuhyun merasa kepalanya berdenyut-denyut bahkan saat baru membayangkannya saja.

Apa gen-nya sama sekali tidak ada yang pantas untuk diturunkan? Atau ini salah satu ganjaran akibat perbuatan yang dianggap tercela karena meniduri istri sendiri hingga bocah itu ada sekarang?

Tapi mereka melakukannya atas dasar suka sama suka, jadi seharusnya— pebagian gen disini seimbang!

“Cih!” Kyuhyun merasa frustasi— mengacak-acak rambutnya sembarangan. Tidak sadar Songjin memperhatikannya terkesima. “hei-hei!! Kau tahu aku tidak terlalu cerdas, bicaralah yang jelas jangan berputar-putar. Jangan membuatku tampak menyedihkan karena membuat orang lain terlihat sinting setelah berbicara denganku!” Songjin menelan ludah— memperhatikan Kyuhyun iba.

Tapi Kyuhyun buru-buru menggeleng, “tidak. Kau tahu maksudku. Aku akan sibuk. Seperti ketika Lyx kemarin. Aku hanya ingin memberitahukanmu saja.”

“jadi ini seperti sebuah penawaran, kalau aku harus mengurus diriku dan Hyun Gi sendirian saat kau sibuk, begitu?”

“tidak.” Jawab Kyuhyun awalnya, namun lantas dia cepat merubahnya dengan anggukan, “ya. Maksudku, tidak seperti itu. Tapi ya. Itu juga maksudku.”

“ya dan tidak? Apa kau bahkan sedang tidak yakin dengan dirimu sendiri, kalau aku bisa mengurus anakku dengan benar seorang diri, huh?”

Kyuhyun membelakkan mata mendapati mendadak Songjin dapat lebih sarkasme padanya semakin hari. Ada yang perlahan menghilang. Entah itu kepolosan, atau kebodohan wanita itu. Entahlah.

Kyuhyun membuang nafasnya panjang menurunkan bahunya perlahan. Dia tidak ingin Songjin tersinggung, sebenarnya. tapi tidak bisa berkata tidak, kalau pada dasarnya itulah maksud dari ucapannya yang sejak tadi melintir kesana kemari, walaupun toh, bukan itulah inti dari seluruh ucapannya.

“aku akan membantumu mengurus Hyun Gi tentu saja. aku tidak setuju kalau kau berfikir suatu saat kau akan kerepotan dan memerlukan bantuan, lalu kau mulai merengek agar aku memperkerjakan seorang pengasuh. Aku tidak suka anakku dipindah tangankan kepada orang lain yang tidak kukenal.” Beritahu Kyuhyun pasti.

Dalam kecurigaan level sedang, Songjin memandangi Kyuhyun jengkel. Ayolah.. tidak perlu keterlaluan seperti itu. Pria itu sendiri yang berkata kalau semua bisa dipelajari.

Lalu kenapa sekarang, pria itu sendiri yang tampak tidak percaya dengan dirinya dan mencoba turun tangan langsung bahkan ditengah kesibukan menggilanya?

Membangun satu resort saja dulu sempat membuatnya merasa disingkirkan karena nyaris tak ada waktu untuknya, lalu sekarang resort yang besarnya mungkin akan berkali-kali lipat dibandingkan proyeknya dulu, apa itu masuk akal? “sayangnya lagi-lagi ini terjadi diwaktu yang tidak tepat. iyakan?” sindir Songjin tersenyum getir.

Dia menarik stroller Hyun Gi, mendekatkan pada dirinya. Mulai merasakan hal aneh lagi, ketika Kyuhyun mulai mencoba untuk perlahan membagi perhatiannya kepada hal lain lagi.

Setidaknya, kini dia memiliki teman senasib yang akan menemani kesendiriannya. Sudahlah. Tidak perlu direpotkan. Kyuhyun memang seperti itu, ‘kan?

“bukan begitu, Songjin. Kau selalu salah menyimpulkan maksud kata-kataku. Aku bukan akan membuangmu atau apalah itu pikiran-pikiran diotakmu yang sedikit itu.. benar-benar merepotkanmu.” Dengus Kyuhyun jengkel.

Mudah sekali menebak jalan pikiran Songjin baginya. Dia berdecak memandangi wajah polos Songjin merasa ingin mengacak wajah wanitanya itu saat ini juga, “maksudku… aku akan bekerja dirumah saja. dasar kau bodoh. aku kira kau akan paham dengan kata-kataku tadi.” Hina Kyuhyun melempar sedotan kewajah Songjin.

“ruang kerjamu… aku pakai dulu, apa itu tidak masalah?”

“huh?”

“aku butuh tempat lebih besar untuk menerima tamu dan melakukan rapat-rapat kecil.”

“lalu dimana aku harus bekerja??” pekik Songjin mulai riuh. Dikepalanya sudah berputar-putar suasana ruang kerja serba pink-nya yang akan berubah total menjadi sama seperti milik Kyuhyun.

Lalu meja cantik kokoh, kursi pink empuknya, computer, dan segala perkakas menggambarnya, akan dibuang begitu saja? apa Kyuhyun benar-benar ingin berkelahi dengannya kali ini?

Kalau iya, mungkin Songjin akan langsung menerimanya saat ini juga. Dia telah menggenggam sumpit kuat-kuat. Bisa dicolokkan kemata pria itu langsung kalau dia mau.

“kau tidak perlu bekerja. Aku belum mengijinkanmu untuk melakukannya lagi.” Beritahu Kyuhyun tegas bagai bos besar saja. pria itu menselonjorkan kakinya yang panjang sambil menyandarkan punggung ketembok dibelakangnya.

Dia bisa melihat mulut Songjin yang terlihat seperti ikan kehabisan air untuk bernafas. Wajahnya jelas menunjukkan raut tak suka. “tapi kan aku harus—“

“harus apa? Seluruh kebutuhanmu ‘kan aku yang menanggung. Praktisnya kau tidak ada kewajiban untuk menanggung biaya apapun yang membuatmu harus bekerja untuk mendapatkan uang. Pahamilah Songjin. Prioritasmu sekarang bukan lagi mencari kesenangan dengan mendahulukan keinginanmu. Kau memiliki Hyun Gi. Kurangi kadar egoismu”

Kyuhyun memang benar. Dia selalu benar sebenarnya. bahwa ini bukanlah lagi waktunya untuk bersenang-senang mencari ketenaran seperti yang diinginkannya.

Tapi membuat desain-desain sudah menjadi kesehariannya. Baginya membuat desain bukan lagi sebuah pekerjaan, melainkan aktivitas sampingan sebagai pelepas suntuk.

Biasanya semua hal mengenai desain selalu dikerjakannya dengan tenang diruang kerjanya. Lalu sekarang, hanya karena tidak boleh bekerja lagi, Kyuhyun akan melenyapkan tempat itu. Apa Kyuhyun masih belum mengerti bahwa menggambar bukan sekedar kesenangannya saja? berapa lama mereka telah bersama? Kyuhyun masih tidak memahaminya, hingga pada bagian sekecil itu?

Kurangi kadar egois.

Songjin terus menerus mengulangi kata-kata itu didalam kepalanya menggunakan suara lirih. Lalu bagaimana dengan Kyuhyun yang seperti ini? apa.. ini tidak pantas disebut egois?

Mereka memiliki porsi yang sama dirumah itu! Tapi kemudian Songjin ingat bahwa rumah itu adalah milik Kyuhyun. Dia hanya membantu merombak disana sini itupun karena diminta bantuannya oleh pria itu sendiri dulu.

Maka walau merasakan sesal, Songjin menggidikkan bahunya sambil mengeluarkan suara desahan pelan, “terserah kau saja kalau begitu.” Putus Songjin malas.

Seolah sadar dengan aura kelabu Songjin, Kyuhyun mendekatkan tubuhnya kemeja bertopang dagu menonton Songjin yang tampak ingin menangis, tapi baginya terlihat menggemaskan. “dirumah kita ada banyak kamar tidak terpakai. Kau bisa memakainya untuk galeri, atau ruang bersantaimu nanti.” Beritahu Kyuhyun tersenyum-senyum tipis memerhatikan wajah Songjin masih belum menunjukan tanda-tanda adanya kehebohan karena baru diberikan ijin melakukan aksi rombak merombak yang wanita itu senangi.

“dan kita belum membuat kamar untuk Hyun Gi, sebenarnya. ini sangat terlambat tapi kita bisa memulainya sekarang kalau kau mau.” Kata Kyuhyun lagi. Masih diabaikan Songjin.

Wanita itu masih mengerucutkan bibir sambil mengaduk-aduk mangkuk ramyeon kosongnya dengan sumpit. Kyuhyun terkekeh geli melihatnya. Memanjangkan tangannya untuk menyentuh pipi Songjin, lalu menariknya hingga kerucutan dibibir Songjin lepas. “Yaa~”

Berhenti membuat dirimu terlihat menggemaskan. Sebenarnya yang Kyuhyun ingin katakan. tapi lagi-lagi merasa malu hanya untuk bicara semanis itu kepada istrinya.

Dia hanya mencubiti pipi tembam yang wanita itu turunkan pada anak mereka. Berharap kemudian membuat wanita itu merasa lelah bersikap tak acuh, lalu mulai meladeninya lagi seperti tadi.

“kenapa tidak ruang kerjamu saja yang dipindah kekamar tidak terpakai?” perlahan Songjin mulai bicara lagi. Tapi wajahnya masih menunjukan rasa kesal kepada Kyuhyun.

“karena—“ Kyuhyun berhenti mencubiti pipi Songjin dan melipat kedua tangannya diatas meja didepan dadanya, “barang-barangku lebih banyak dibandingkan milikmu. Terlalu sulit dan repot kalau harus memindahkan semuanya. Jadi boleh ya? Please?”

kini Kyuhyun menggunakan trik yang sama seperti ketika Songjin meminta kopi, atau permen gula kapas, atau ice cream, atau bahkan ramyeon kepadanya. “please please??”

Kyuhyun memohon sungguh-sungguh. Sesekali mencoba bertingkah menggemaskan, tapi malah membuat Songjin membuang wajahnya karena merasa jijik saat melihat Kyuhyun mulai beraegyo.

Demi tuhan, pria itu tidak pernah melakukan hal seperti ini saat memiliki keinginan. Bahkan tak pernah menggunakan ekspresi ini ketika meminta morning kiss atau morning-sexnya kepada Songjin.

Pria ini benar-benar… Songjin dibuatnya habis kata-kata. Beberapa orang disekitar mereka terkadang mencuri pandang lalu terkekeh karena sikap Kyuhyun padanya.

Rasa malu perlahan mulai menjalar pada aliran darah Songjin. Dia membutuhkan kantung kertas untuk menutupi wajahnya sekarang juga!

“please??”

“Ya~ itu menggelikan.” Kata Songjin sambil mengernyit jijik.

Kyuhyun mengedipkan matanya genit seperti wanita-wanita centil didalam kelab malam.“boleh ‘kan?”

Songjin yang frutasi langsung mengangguk pasrah. Pilihan akhir daripada dia harus menanggung malu lebih lama, “baiklah baiklah. Ambil saja ruang kerjaku ambil. Asal kau menghentikan yang seperti itu. Itu membuatku mulas kau tahu?”

Kyuhyun tertawa puas setelah memenangkan pertandingannya. “aku juga mulas saat kau melakukannya padaku sejak tadi, kau tahu?” bohongnya diucapkan sangat mudah.

Mengernyitkan wajah seakan sebelumnya, dia tak pernah merasa meleleh saat Songjin sempat terlihat menggemaskan untuknya tadi. “jangan lakukan lagi!”

Jangan lakukan kepada pria lain. Sebenarnya maksud ucapannya, tapi entah bagaimana, hinaan lah yang malah keluar dari mulutnya.

“— ah, dan satu lagi.” Kyuhyun bersedekap merubah duduk menjadi tegap.

Tawanya hilang, berganti dengan wajah serius dalam waktu yang sangat cepat. “aku tidak kerja sendirian, kau tahu ‘kan?”

“ya.”

“ada banyak orang yang berdiri dibelakangku.”

“aku tahu.”

“aku berpartner dengan Siwon Hyung. Dan Sungmin Hyung memiliki partnernya yang dia sewa sebagai arsitektur, untuk menggambar bangunan proyek baruku ini.”

“iya iya aku tahu.” Songjin mulai malas memutar bola matanya. “kau tahu siapa arsitek yang Sungmin Hyung pakai?”

“apa aku harus tahu?”

“iya. Supaya kau tidak menggila saat orang itu datang kerumah kita untuk melakukan berbagai rapat denganku.”

“dan kenapa aku harus menggila??” Songjin mulai melempari Kyuhyun sorotan tajamnya lagi seperti sebelumnya. “aku tidak akan mengganggumu. Aku toh tidak tertarik dengan urusan memusingkan seperti itu, Cih!” decah Songjin membuang wajah cepat-cepat.

“aku tidak yakin.” Kyuhyun menggeleng sambil memejam dan bersedekap. Dia sangat yakin dengan yang satu ini bahwa Songjin tidak akan tidak menggila.

“begini, bagaimana kalau kita membuat penawaran lagi.” Kyuhyun memajukan tubuh. Kini berbicara dengan nada rendah hingga terdengar sangat serius.

“aku akan mengembalikan dompet, kunci mobil dan kartu-kartumu yang kusita dengan satu syarat.” Alis Kyuhyun meranjak naik “pastikan kau berada didalam kamar, tidak kemanapun kecuali berada dikamar saat orang ini datang kerumah, setuju?”

mata Songjin membelak sangat besar. Terkejut bercampur heran dengan persetujuan yang Kyuhyun tawarkan, terdengar bagai dia akan dipasung karena tak boleh pergi kemanapun.

Demi tuhan, itu rumah mereka!! “kenapa aku harus—” Songjin langsung memerotes bersuara kencang sebelum mulutnya terkatup ketika dia mendapatkan alasan lain didalam kepalanya, “KAU—!!!” telunjuknya telah berada didepan hidung Kyuhyun— menyentuh ujung mancung tersebut.

“wanita mana lagi yang sedang ingin kau sembunyikan dariku sekarang?!” pekik Songjin heboh. Riuh kencang hingga Hyun Gi terkejut dan menangis dari tidurnya.

“kemarin Seohyun, lalu sekarang siapa lagi?!”

Kyuhyun tak kalah terkejutnya. Dia sibuk menoleh kanan kiri dan tersenyum bodoh sambil berkata bahwa mereka hanya sedang bercanda saja sekarang. Lalu berupaya menenangkan Hyun Gi agar anaknya tertidur lagi tapi terlalu sulit dilakukannya diwaktu yang bersamaan.

“Songjin! Kecilkan—“

“Haaah! Kau tertangkap basah!! Kau!! dasar pria hidung belang!!”

Pria hidung belang? Sialan! “Songjin!!” Kyuhyun ikut memekik sekencang-kencangnya. Menarik buku menu dimeja untuk menutupi wajah ketika Songjin mulai melemparinya dengan strawberry sebesar telur ayam.

“ya ya ya Cho Songjin! Jangan mulai barbar lagi kau seperti manusia jaman batu. Hentikan! Arsitek itu bukan wanita! Aish~ Dia pria!”

“huh?” Songjin mendadak berhenti melempari Kyuhyun lalu terdiam, “pria?” wajahnya mendadak menjadi polos semanis peri dalam cerita kartun Cinderella.

“Iya! Pria! Dasar idiot! Aku bahkan belum selesai bicara kau sudah seperti manusia primitive yang baru menemukan api!!” Kyuhyun ganti melempar Songjin dengan strawberry yang tadi mengenai matanya hingga kini rasanya masih sedikit berdenyut.

Songjin memandangi Kyuhyun namun tangannya menepuk-tepuk tubuh Hyun Gi perlahan hingga bayi laki-laki itu perlahan kembali memejamkan mata.

“lalu kenapa aku harus bersembunyi??”

“karena pria itu Shim Changmin- Oppa-mu yang paling tampan dan sexy sedunia!” desis Kyuhyun sarat akan nada menghina tak tanggung-tanggung.

Dia benar-benar menunjukkan wajah ketidak sukaannya kali ini hingga terlihat menggelikan untuk sekali lagi, setelah aksi aegyo – konyolnya.

Berbicara seperti Songjin berbicara mengomentari betapa Shim Changmin tampak begitu menganggumkan dimatanya, bahkan hingga wanita itu telah menikah, dan memiliki seorang anak.

“jadi deal!!” Kyuhyun langusng memutuskan. Entah sejak kapan pria itu mengeluarkan dompet merah dengan logo huruf C bersilangan dimeja, dan sebuah kunci hitam disampingnya. “jangan keluar dari kamar—“

“tidak. Tidak. Tunggu dulu.” Songjin merentangkan lima jari diudara cepat-cepat. “Changmin Oppa, kau yakin??” dia memastikan.

Kyuhyun mendengus kencang, “iya!”

“itu artinya dia akan sering datang kerumah kita??”

“……iya!!”

Songjin tampak membatu terkejut. Lima detik kemudian matanya berkedip puluhan kali secara brutal, lalu turun memandangi hidup matinya. Dompet dan kendaraan miliknya. Menimbang.

Kali ini tidak butuh waktu lama bagi wanita itu untuk mendorong seluruh benda berharga itu, kembali mendekat pada Kyuhyun, “tidak mau. Ambil saja dompet dan kunci mobilku lagi.” Tutur Songjin begitu polosnya hingga Kyuhyun lah kini yang menjerit kencang.

“YAAAA! CHO SONGJIN!!” pekiknya membuat Hyun Gi langsung membuka mata tak sempat menangis, namun malah menoleh kanan kiri karena terlalu terkejut. “KAU— IDIOT SIALAN!!”

161 thoughts on “[KyuJin Series] An Offer

  1. Hyun Gi kasian banget.. ih Kyuhyun sama Songjin berantem mulu gg liat tempat 😀 kasian anaknya 😀
    hahaha penawaran seorang Cho Kyuhyun ditolak mentah” oleh Songjin gegara Changmin XD

  2. Aigooo….songjin!!jinja noe!! Aku dh nebak nih klo ada changmin,,,apa piun yg dtawarkan kyu pasti akan ditolaknya,,pesona seorang changmin lbh sanggup membius songjin dbanding kartu kredit dn mobil…hahahahaahh cho kyu kalah telak!!

  3. Nah loh terima nasib deh kyu soalnya songjin bakal sering ketemu chanmin hahahaha kali ini gantian kyu yg bakal cemburu abis2an nih wkwkw yg sabar kyu haha

  4. Hyun gi kasian jg lahir diantara orang tua yg menggila… Semoga aja gx niru sifat songjin jg.. Kan kasian kyuhyun..punya satu aja udah bikin pusing…

  5. Hahaha berantem terusss entah dimanapun tempatnya wkwk si hyun gi stress nih lama2 meskipun msh bayi klo ortunya ribut2 teriak2 macem dihutan wkwk… Ya ampunnn demi bisa liat changmin ya si songjin rela itu dompet sm kunci mobil tetel disita kyu hahaha

  6. ya ampun kalau mereka bicara pasti ujung-ujungnya ribut, aku kasihan sama hyun gi punya orang tua yg kekanak-kanakan ky gitu, wkwkwk……

  7. Aduh nak kau kasihan sekali punya orang tua dengan kadar absurd yang paling tinggi… changmin lebih berharga dari semua barang yg disita kyu. Matilah kau kyu. Hhh

  8. Nak Hyun Gi sabar ya nak, punya orang tua sableng nan sinting model mereka 😂😂 Semoga nggak mati muda nak😂😂 Sabar ya, Innallaha ma’a sabirin 😂😂😂

  9. hyun gi cuma natap appa sama umma nya polos 😂😂 . ya ampun kasian hyun gi bakal terus”an liat beginian entar . itu song jin di tawarin kok gk mau , awas loh naksir changmin lg

  10. hahahahahaha si idiot yg slu bkin kyu kesel trnya msh jd fans changmin. bhkn dia menolak penawaran itu buat bs liat wajah changmin. si idiot dgn pemikiran yg krits ga sdr apa udh pny ank

  11. haha ngakak se kecamatan😂😂 songjin lebih milih changmin dari pada dompet dan mobilnya wkwk… kyuhyun sampai murka tuh😂😂, kasian dedek hyungi yg kebangun gara² keributan orang tuanya yg konyol😂😂

  12. Gegara Changmin , penawaran kyuhyun di tolak mentah.
    Lage itu si hyun gi kagak kebangun , padahal emak bapaknya ribut mulu . Bener2 anak Cho Songjin 😂😂😂

  13. Pingback: Kumpulan FF Kyuhyun Wordpress Terbaru - Triknesia.com

Leave a comment